14 - Agnes menipu

24 4 0
                                    

Happy Reading❤

Jangan lupa tinggalkan jejak buat Alfanny🌼

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Pagi hari yang cerah, tetapi tidak secerah raut wajah Fanny. Benar yang dikatakan oleh Mama Sita kemarin bahwa tubuhnya akan terasa sakit hari ini, rasanya sekujur tubuh Fanny sulit untuk digerakkan. Padahal kemarin hanya luka luar yang terasa perih mengapa sekarang tubuhnya bagian dalam juga mengambil bagian rasa sakit?

Fanny hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan, berdiam ditempat dikasurnya. 3 hari izin tidak masuk ke sekolah membuat Fanny bingung akan melakukan kegiatan apa dirumah? Sungguh Fanny sangat jenuh jika dalam waktu 3 hari ia hanya berdiam diri dikamarnya.

Pandangan Fanny terpaku pada luka dikaki sebelah kirinya, sewaktu berada dirumah sakit Fanny sempat mendengar percakapan perawat dengan Felcia saat membawa Fanny ke ruang inap bahwa seandainya luka dikaki Fanny itu sedikit lagi terluka terlalu dalam sudah bisa para perawat yakinkan jika Fanny akan mengalami patah tulang.

Membayangkan saja Fanny tidak bisa, dalam kecelakaan itu Fanny masih dianggap beruntung. Hanya 3 bagian tubuhnya yang terluka akibat bergesekan dengan aspal.

Ia pun juga tidak ingat bagaimana kronologi lebih detailnya, yang hanya Fanny ingat dirinya sedang bersama Agnes setelah itu matanya terbuka dan melihat pemandangan yang sulit untuk dipercaya.

Fanny menghembuskan nafasnya pelan, belum satu hari penuh ia libur dirumah ternyata sudah membuatnya bosan. Ditambah juga Fanny tidak bisa keluar dari kamarnya karena Dave takut dengan kondisinya, pantas saja kemarin pria kecil itu memalingkan wajahnya ternyata takut untuk melihat.

"Gue paling nggak suka sama sakit," gumam Fanny sembari membayangkan bagaimana keadaan kelasnya? Ia sudah rindu dengan Raina dan juga teman-temannya.

Saat hendak memejamkan mata, suara dari Hendra lebih dulu menginstrupsi agar mata Fanny jangan terpejam.

"Jalan-jalan keluar sana sambil latih kaki kamu biar bisa jalan normal," ucap Hendra membuat Fanny mendengus tidak suka, Fanny memang kesulitan untuk berjalan padahal kakinya dikatakan tidak patah tulang.
"Gabisa jalan Yah,"

"Kan Ayah bilangnya latih kaki kamu, mau sampai kapan kamu jalan susah?" ucapan Hendra membuat Fanny terdiam, diamnya gadis itu pun juga berfikir bahwa yang dikatakan Hendra memang benar.
"Iya-iya Fanny latihan jalan ke rumah Nenek aja," perlahan Fanny turun dari kasurnya dan berjalan tertatih keluar kamar menuruti apa yang diperintahkan Hendra dan hanya sendiri.

Saat diperjalanan ke rumah Neneknya yang tidak terlalu jauh itu tentu saja bagi seorang Fanny yang baru saja mengalami kecelakaan terasa sangatlah jauh, terlebih lagi dengan kondisi kakinya yang terluka. Sesekali Fanny meringis kesakitan dan menggigit bibirnya karena tidak kuat menahan rasa sakit.

FannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang