45 - Dilabrak

5 2 0
                                    

happy reading❤️❤️

jgn lupa tinggalkan jejak🥰

°•°

"Yakin kan mental lo udah aman, Fan?" Ucap Jessy dengan raut wajah khawatir.

"Tenang aja, I'm fine. Makasih kalian udah khawatir sama gue" Balas Fanny dengan tersenyum tulus membuat ketiga temannya tersenyum lega.

"Oke, gue percaya."

"Tapi kok aneh ya?"

"Aneh gimana?" Kini Elvina yang membuka suara lantaran merasa pertanyaan dari Fanny-lah yang mereka anggap aneh.

"Kok semua orang ngerasa biasa aja gitu lho, gaadaa satupun raut wajah mereka yang keliatan benci ataupun jijik sama gue."

Pernyataan polos yang keluar dari mulut Fanny membuat ketiga temannya menghembuskan nafas kasar.

"Aneh emang Fan, aneh banget, sama kaya lo." Sandra merasa gemas dengan Fanny.

"Kan gue cuman nanya, kali aja kek yang di wattpad-wattpad gitu kan." Polos Fanny.

"Ya jangan samainlah! Lo sih kebanyakan baca wattpad jadi ekspetasi lo terlalu tinggi, tapi masih untung kan lo." Balas Jessy.

Fanny mengangguk mengiyakan.

"FANNY, FAN!"

Fanny menoleh ke sumber suara yang memanggilnya, tampak seseorang tergesa-gesa menghampirinya ke dalam kelas disaat jam kosong.

"Kenapa, Dit?"

"Kak Naufal berantem"

Hati Fanny mencelos. "Apa hubungannya sama gue?"

"Loh, bukannya?" Adit nampak terkejut saat mendengar nada bicara Fanny yang dingin sedangkan ketiga teman Fanny hanya bisa mengangkat kedua bahu mereka.

"Makasih Dit informasinya tapi gue ngga butuh"

"Tapi Fan, Kak Naufal berantemnya sama R--"

Belum sempat Adit melanjutkan ucapannya, kini guru yang mengajar kelas mereka telah memasuki ruang kelas.

"Selamat pagi anak-anak" Ucap Pak Budi.

"Pagi pak" Satu kelas kompak menjawab.

"Mari kita belajar fisika"

Dan berawal dari situlah, otak penghuni kelas XI IPA 4 terasa seperti akan meledak.

~~~

Bel sekolah telah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, namun Fanny masih berada di ruang kelasnya karena jadwal piket.

Sedikit agak menyebalkan memang saat harus disatukan di dalam ruangan dengan seseorang yang terus memperlihatkan pandangan kebenciannya.

Hanya Fanny dan Adel yang tinggal berada di kelas sebab yang lainnya sudah pulang lebih dulu, emm...lebih tepatnya hanya mereka berdua yang perempuan dijadwal piket hari ini jadi mau tidak mau.

Setelah selesai, saat Fanny sedang mengembalikan alat kebersihan ke belakang kelas tiba-tiba Adel mendorongnya hingga terjatuh.

"Upss sengaja" Ucap Adel sembari memperlihatkan ekspresi sedih yang dibuat-buat.

Fanny berdiri kemudian menepuk-nepuk roknya, walaupun kelas sudah dibersihkan tetap saja hal yang dilakukan gadis itu adalah pergerakan refleks.

"Lo itu cantik tapi sayang, murahan." Adel tersenyum licik.

FannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang