Akan selalu ada kata selesai untuk sesuatu yang dimulai.
- daw
•••
Tidak terasa hari ini adalah hari terakhir diadakannya ujian kenaikan kelas, setelah ini mereka akan menunggu hasil dari ujian yang mereka kerjakan dalam kurun waktu satu minggu dengan diselingi acara HUT sekolah.
SMA Athala sering merayakan HUT sekolah tetapi tidak pada tanggalnya, karena bagi Bapak/Ibu guru yang mengampu di SMA Athala lebih mementingkan pendidikan murid-muridnya dari pada kesenangan yang hanya sesaat. Jelas untuk kedepannya lebih berguna pendidikan.
Seperti saat ini, selesai ujian seluruh murid SMA Athala dikumpulkan dihalaman upacara. Akan ada guru yang menjelaskan tentang prosedur perayaan ulang tahun sekolah mereka, agar semua berjalan dengan lancar.
"Baik anak-anakku sekalian, akan ada beberapa lomba nantinya. Lomba-lombanya akan diatur oleh pengurus OSIS, jadi kalian juga harus menaati apapun peraturan dari OSIS. Setelah ini kalian boleh pulang, ingat ya langsung pulang." ucap Pak Dyan-selaku guru yang biasanya sering memberikan pengumuman.
Selesai mendengarkan penjelasan dari Pak Dyan, seluruh murid membubarkan dirinya masing-masing. Tentu saja salah satunya Fanny, ia bahkan kini cuek saat Raina berulang kali memanggil namanya entah apa yang akan dikatakan oleh gadis itu.
Tujuan Fanny hanya satu, menemui Naya. Karena sudah waktunya mereka pulang, dan Fanny tidak mau menunda-nunda kepulangannya. Saat melewati kerumunan, Fanny terpaku saat matanya tidak sengaja menatap mata milik seorang lelaki yang kini menjabat sebagai kekasihnya.
Lelaki itu tersenyum, namun Fanny langsung memalingkan wajahnya. Rasanya masih belum menyangka jika lelaki itu kini menjadi kekasihnya. Langkah kaki Fanny terus menelusuri mencari keberadaan Naya, saat melihat raga Naya tengah berdiri dipinggir halaman membuat Fanny menghembuskan nafas lega.
"Napa muka lo kek gitu?" ucap Naya sembari tertawa, Fanny hanya bisa mendengus kesal. Ia bahkan tidak tau bagaimana ekspresinya saat itu, yang pasti ekspresinya membuat Naya akan terus-terusan tertawa.
"Ya muka gue emang gini," sewot Fanny sedangkan Naya tetap tertawa, kaki mereka melangkah menuju parkiran sekolah.
"Ah gue tau, ketemu pacar lo kan?"Ya, mereka kembali akur. Naya juga telah menyadari bahwa perkataannya saat itu tidaklah mengenakkan dihati Fanny, Fanny juga memakluminya karena Naya pasti juga menginginkan yang terbaik demi sahabatnya hanya saja caranya yang salah.
"Sok tau lo Nay," ucap Fanny sembari memutar bola matanya malas, sepertinya menyimpan rahasia dengan Naya tidak akan bertahan lama.
"Ya gue emang tau,""Eh Fanny,"
Fanny dan Naya sontak menoleh secara bersama saat ada seseorang yang memanggil nama Fanny langkah kaki mereka terpaksa harus berhenti, pupil mata Fanny melebar sedangkan Naya menahan tawanya saat melihat siapa yang menghampiri mereka.
"Kenapa Dit?" ucap Fanny kepada lelaki yang kini berada dihadapannya, lelaki itu tidak sendiri, dia Adit dan Ilham-pacar Fanny.
"Udah taken aja nih," goda Adit namun Fanny hanya bisa tersenyum kikuk, dalam hati ia bertanya-tanya apakah Ilham bercerita kepada Adit tentang hubungan mereka, dan bagaimana jika sampai di telinga Alfin."Udahlah Dit ayo pulang," ajak Ilham yang sedari tadi hanya diam kemudian mereka berpamitan pulang itu juga Fanny menghembuskan nafasnya lega.
"Kalau dia cuma jadi beban lo mending jangan dilanjutin deh Fan," ucap Naya membuat Fanny mengernyit."Dia romantis, bisa bikin suasananya nyaman."
"Romantis doang semua buaya juga romantis kalik," Naya memutar bola matanya malas sedangkan Fanny hanya terkekeh pelan, mereka kembali melanjutkan berjalan.
"Jalanin aja dulu Nay, kedepannya gimana ya itu takdir." Fanny mengangkat kedua bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanny
Teen Fiction- Judul sebelumnya Quickly Passed - Kisah tentang dua orang lawan jenis yang menjalin suatu hubungan persahabatan. Menghabiskan waktu berdua, saling bertukar gombalan, dan perhatian satu sama lain membuat hidup mereka seakan saling bergantung. 10 ta...