09 - Badmood

21 5 0
                                    

Haiihaiii balik lagi nihh, oiya cast yang aku kasih itu nanti berarti tokoh yang akan sering muncul yaaa😉

Jan lupa tinggalkan jejak😚

Happy Reading❤

-----------------------------------------------------------

Fanny menguap berulang kali disaat pelajaran sedang berlangsung, tidurnya semalam tidak senyenyak biasanya. Entah mengapa. Raina yang duduk disamping Fanny hanya bisa menggelengkan kepalanya, Raina juga berfikir tidak seperti biasanya gadis disampingnya itu sampai begitu.

“Butuh sandaran Fan?”

Fanny terlonjak kaget ditempat mendengar suara yang terdengar familiar, Fanny menoleh ke kanan untuk memastikan. Ternyata benar dugaannya, Alfin. Tetapi bagaimana bisa Alfin berpindah tempat duduk? Rupanya Dewa bergantian tempat dengan Alfin.

“Apaan sih lo Fin!” Fanny mendengus kesal namun dengan suara yang rendah agar Bu Sri—guru sejarah tidak mendengar ucapannya sedangkan Alfin hanya terkekeh pelan.
“Semaleman ngapain aja lo sampe gabisa tidur? Mikirin omongan gue yang kemarin sore?” ucap Alfin tersenyum jahil sembari mengedipkan sebelah matanya tanda bahwa ia sedang menggoda Fanny.
“Hidup lo itu penuh dengan ke GR an ya Fin?”

“Salah Fan hidup gue itu penuh dengan rasa,”

“Udah ah diem Fin nanti Bu Sri tau bisa gawat,” bisik Fanny dan dibalas anggukan oleh Alfin, ya lelaki itu tahu jika Fanny murid yang amat—disiplin berbeda dengannya yang urakan.
“Cie udah melek gara-gara gue ada disamping lo kan?” ejek Alfin yang membuat Fanny menatap tajam ke arah Alfin tetapi tidak bisa dipungkiri juga jika yang diucapkan Alfin ada benarnya dan itu cukup membuat Fanny merasa heran.

Tanpa mereka sadari, Bu Sri sudah cukup lama memerhatikan tingkah kedua muridnya yang terlihat tengah asik dengan dunia mereka sendiri. Deheman Dewa pun juga tidak diindahkan oleh mereka. Bu Sri yang geram pun akhirnya membuka suara.

“Alfin! Udah cukup gangguin Fanny nya!?” ucap Bu Sri garang membuat Fanny meneguk salivanya kasar.
“Definisi gangguin itu gimana ya Bu? Fanny biasa aja tuh,” jawab Alfin dengan senyum khasnya membuat Bu Sri mau tidak mau lebih memilih untuk melanjutkan kegiatan mengajarnya, berbicara dengan Alfin hanya akan membuatnya darah tinggi.

“Ibu akan bagi kalian menjadi beberapa kelompok, jangan lupa kerjasamanya satu tim.” ucap Bu Sri lalu melihat daftar absen seolah-olah sedang memilah nama-nama yang ada disana.

“Kelompoknya kalian cari sendiri sesuai absen, absen dari 1-4 itu kelompok 1 dan begitu seterusnya karena kelas ini hanya berjumlah 32 murid.”

Penuturan dari Bu Sri membuat seisi kelas X IPA 1 kelimpungan mencari teman satu kelompoknya, bahkan ada yang sampai lupa dengan nomor absennya sendiri. Raina juga tidak kalah hebohnya mencari teman yang satu kelompok dengannya sedangkan Fanny memijat pelipisnya, haruskah ia satu kelompok dengan lelaki itu?

“Fanny,”

Baru juga dighibahin.

“Kenapa Wa?” tanya Fanny kepada seseorang yang telah duduk didepannya, kursi milik Dika telah diduduki oleh Dewa disampingnya ada Dzaki dan disamping Fanny ada Bayu.
“Mau bahas ini tugasnya gimana enaknya?” ucap Dewa yang dianggukki oleh Bayu dan Dzaki, Fanny merasa ingin lenyap dari muka bumi saat itu juga mengapa ia harus satu kelompok dengan orang-orang yang memiliki ketenaran di SMA Athala bisa-bisa hidupnya tidak tenang.

Bayu? Dia lelaki yang manis menurut Fanny karena giginya yang gisul, banyak perempuan yang juga mengejarnya. Selain itu, Bayu juga temasuk lelaki yang pandai.

FannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang