17 - Sahabat atau Pacar?

10 2 0
                                    

Hey trailer “Quickly Passed” udah ada nihh, buruan cek yuk🤭

Spesial moment, jadi update malam ini😍

Happy Reading❤️

Jangan lupa tinggalkan jejak:*

•••

“Gue emang benci, tapi bukan berarti gue udah nggak punya hati nurani.”

- Fanny Cheryl Griselda

•••





“Ishh Rain kok makanan gue lo comot sih!” protes Fanny saat Raina berhasil mengambil french fries miliknya, Fanny duduk disofa sembari memangku piring yang berisikan makanan tersebut bersama Raina yang duduk berada disampingnya, mereka saat ini tengah berada dirumah temannya. Keadaan Fanny telah dinyatakan sembuh meskipun lukanya belum menghilang tetapi sedikit demi sedikit memudar menyamakan kulitnya yang semula.

“Yaelah! Bagi-bagi kek Fan, lo mah pelit banget sama gue.” Raina mengunyah french fries-nya tanpa merasa berdosa, jelas karena french fries itu hanya hidangan disini bukan milik Fanny seutuhnya. Hanya karena Fanny menyukai makanan tersebut sampai membiarkan Raina menahan air liurnya untuk tidak jatuh.

“Masih banyak kak nggak usah rebutan sama Raina,” ucap seorang gadis yang ikut mendudukkan dirinya disamping Fanny, saat ini posisi Fanny berada ditengah-tengah.

“Fanny noh Vin!”

“Serah gue lah orang Vina ngasihnya ke gue!”

“Dari pada ribut nih ya, mending lo coba telpon Inez deh Ra masa jam segini belum nyampe di rumah gue.” Alvina Wijayanti—teman Raina sekaligus teman Fanny, mereka bersahabat meskipun berbeda kelas. Hari ini mereka memiliki janji untuk bermain ke rumah Vina, hanya berempat.
“Jangan-jangan diculik om-om lagi,” ucap Raina membuat Fanny memutar bola matanya malas, Inez memang cantik ia akui tetapi disini mana ada om-om yang nyulik anak SMA.

“Sorry gaes gue baru nyampe,” Inez datang dengan ekspresi bersalahnya, dengan kondisi pintu rumah Vina yang sudah terbuka membuat Inez bisa langsung memasuki rumah. Gadis itu langsung menghempaskan dirinya di sofa sebelah Vina.
“Kebiasaan, dandannya lama lo!”

“Eh enak aja! Gue cuma pake bedak bayi doang yee,” Inez menjulurkan lidahnya ke arah Raina membuat gadis itu ikut menjulurkan lidahnya.
“Kak Fanny diem aja gue dateng,” ucap Inez lalu mengerucutkan bibirnya, meskipun hanya satu orang yang terlihat cuek tetap saja bagi Inez ada yang kurang.
“Terus gue harus ngapain?” satu alis Fanny terangkat sembari tangannya memasukkan french fries ke dalam mulutnya, Inez mendengus kesal.

Inez dan Vina memanggil Fanny dengan sebutan ‘kak’ entah apa maksud kedua gadis itu memanggil Fanny seperti itu, padahal Fanny paling muda diantara mereka bertiga, mereka juga satu angkatan. Dan hanya kepada Fanny ucapan ‘kak’ terlontar dari mulut Inez dan Vina sedangkan kepada Raina mereka memanggilnya dengan sebutan nama saja.

Meskipun sedikit aneh tetapi Fanny menerima panggilan itu.

“Punya temen ngeselin semua! Raina ngajakkin berantem terus, kak Fanny nggak peka, Vina diem aja nggak mau belain gue. Kalian semua jahat,” gerutu Inez membuat Vina membelalakkan matanya saat namanya disebutkan.
“Heh! Kenapa gue yang diem salah juga, emang dasar manusia.”

Inez terkekeh pelan melihat ekspresi kesal Vina. “Minumnya mana nih? Aus,” lanjut Inez yang diikuti anggukan oleh Raina sedangkan Fanny masih setia dengan french friesnya.
“Iya-iya bentar, ayok Rain bantuin gue.”

FannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang