“Mampus gue! Hari ini gue ngasih jawaban ke kak Naufal apa nih” Batin Cheryl gelisah, bahkan kejadian kemarin membuatnya tidak bisa tidur semalaman.
Namun bukan hanya karena kakak kelasnya itu saja pikiran Cheryl menjadi kacau, masih banyak hal yang terjadi secara tidak terduga yang Cheryl hadapi.
“Yang namanya Fanny silahkan mengambil buku paket ke perpustakaan” Ucap Pak Parno yang membuyarkan lamunan Cheryl, pandangan gadis itu beradu dengan Fanny seolah meminta kepastian jika Fanny yang mana.
“Pak, yang namanya Fanny ada dua, jadi yang mana yang disuruh?”
“Saya kan tadi bilangnya yang namanya Fanny” Pak Parno tersenyum jahil, Fanny tersenyum tidak jelas sedangkan Cheryl menggerutu membuat ketiga temannya menahan untuk tidak tertawa.
Akhirnya Fanny dan Cheryl beranjak dari tempat duduk masing-masing lalu menuju ke perpustakaan untuk melaksanakan perintah dari wali kelas mereka tadi, saat perjalanan menuju perpustakaan yang berada dilantai satu, mereka harus melewati kelas XII IPA 2 yang dimana kelas Naufal.
Cheryl benar-benar merasa sial hari ini, awalnya Cheryl berada disebelah kanan Fanny namun saat telah menyadari bahwa mereka akan melewati kelas XII IPA 2 akhirnya Cheryl memperlambat langkah kakinya kemudian berpindah haluan ke samping kiri tubuh Fanny.
Fanny yang menyadari hal tersebut hanya bisa menggelengkan kepala namun di dalam hati gadis itu tertawa melihat Cheryl tengah salting.
“Eh Fanny”
“Eh, hai kak Bintang!” Balas Fanny dengan tidak kalah semangatnya, langkah kaki mereka terpaksa harus berhenti saat ketua OSIS itu menyapa Fanny. Dan Cheryl hanya bisa menundukkan kepala takut jika Bintang akan melihatnya.
“Mau kemana kok ada dilantai dua?” Ucap Bintang saat lelaki itu berada diambang pintu XII IPA 2.
“Oh mau ke perpus nih kak ambil buku disuruh Pak Parno, kak Bintang kok ada di kelasnya kak Naufal sih?” Fanny menjeda ucapannya.
“Aku tau nih pasti kak Bintang bolos yaa?” Tuding Fanny dengan menunjuk ke muka Bintang menggunakan jari telunjuknya.
Cheryl agak terkejut saat mendengar perubahan suara dari Fanny kepada Bintang dan saat gadis itu mengucapkan kata ‘aku’ namun Cheryl teringat jika Fanny memang sedekat itu dengan Bintang walaupun sudah memiliki Malvin, lagi pula mereka cocok jadi kakak beradik.
“Suka bener deh” Bintang tertawa diikuti dengan Fanny namun tawa lelaki itu terhenti ketika menyadari bahwa Fanny tidak sendiri.
Bintang memutar badannya kemudian berteriak memanggil seseorang membuat Cheryl ingin enyah dari hadapan mereka.
“Fan Fan ayok ke perpus Fan nanti dicari Pak Parno kita lama” Bujuk Cheryl, dalam hati Fanny tertawa lagi karena terlihat jelas jika Cheryl tengah salting.
“Kak, aku mau lanjut ke perpus dulu nih takut dimarahin Pak Parno. Duluan ya kak” Akhirnya Fanny berpamitan juga membuat Cheryl bernafas lega.
“Jangan lupa kalau balik mampir ke sini dulu ya”
Deg
“Itu kan suaranya kak—Naufal” Batin Cheryl.
~~~
Mengapa saat akan ada kejadian yang tidak diinginkan, waktu berjalan terasa begitu cepat membuat gadis yang tengah duduk manis ditempatnya itu ragu ingin keluar kelas. Beberapa kali bujukan dari temannya tidak membuat keputusan gadis itu goyah sedikitpun walaupun si perut sudah meminta jatah.
Disini gadis itu sekarang hanya diam di dalam kelas dan hanya sendiri tidak ada satu orang pun kecuali dirinya. Takut? Tentu saja, tetapi rasa takutnya lebih besar saat keluar kelas nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanny
Teen Fiction- Judul sebelumnya Quickly Passed - Kisah tentang dua orang lawan jenis yang menjalin suatu hubungan persahabatan. Menghabiskan waktu berdua, saling bertukar gombalan, dan perhatian satu sama lain membuat hidup mereka seakan saling bergantung. 10 ta...