t i g a b e l a s

5.8K 236 0
                                    

Happy reading!

Author POV

Sebuah motor matic tua berhenti di pelataran parkir Moonlight Senior High School. Sedetik setelahnya sang penumpang turun dari motor yang dinaikinya.

Seraya melepas helm sang gadis berucap, "Kak, aku duluan ya. Aku lupa ada tugas rumah atau nggak."

"Kok bisa lupa, sih?" tanya sang cowok sembari mengambil alih helm milik sang kekasih.

"Kebanyakan nonton drakor."

Cowok itu tersenyum kecil, dengan gemas ia mengacak-acak rambut Caryn yang telah tersusun rapi. "Nggak mau dianter?"

"Nggak usah, Kak. Aku duluan," ucap Caryn. Setelah berucap demikian ia beranjak dari pelataran parkir untuk menuju ke ruang kelasnya.

Dengan tergesa Caryn berjalan menjauh dari Gavin. Sebenarnya ia berbohong pada Gavin, ia ingat betul jika tidak ada tugas rumah sama sekali, ia hanya ingin menghindar agar tidak berpapasan dengan Gavin.

Mengingat kejadian semalam membuat Caryn ketakutan. Bagaimana tidak? Tanpa meminta persetujuannya, Abrisam mengajak Caryn ikut balapan liar, sepertinya bukan mengajak, tapi lebih tepatnya memaksa.

Tanpa mengenakan alat keselamatan, Abrisam mengendalikan motornya dengan kecepatan di luar batas normal. Yang bisa Caryn lakukan saat itu adalah, memegang erat pinggang Abrisam dan memejamkan matanya erat-erat. Ia bersyukur karena Abrisam bisa mengendalikan motornya dengan baik, jadi ia tidak apa-apa, hanya saja badannya gemetar setelah turun dari motor Abrisam.

Kernyitan heran muncul di dahi Caryn, pasalnya hampir seluruh temannya bergerombol sembari memandangi sesuatu di salah satu ponsel teman yang lain.

Dengan raut penasaran Caryn berjalan menuju Alice dan Vela, kedua sahabatnya itu tidak ikut bergerombol seperti temannya yang lain.

"Vel, Lice, ada apa sih? Kok pada bergerombol gitu?" tanya Caryn.

"Astaga Caryn! Bisa nggak sih lo datang tanpa ngagetin orang lain? Bisa kan lo bilang, selamat pagi Vela cantik, atau nggak lo bisa bilang selamat pagi sahabatku tercinta. Jatuhnya lo kayak hantu, datang tiba-tiba," cerocos Vela.

Alice sendiri hanya diam, ia berusaha menormalkan detak jantungnya yang menggila akibat kedatangan Caryn.

"Iya deh maaf. Lagian gue tuh kepo banget, kenapa mereka pada bergerombol gitu," ucap Caryn seraya mendudukkan tubuhnya di bangku yang berada di depan bangku Vela.

"Masa lo nggak tahu, Ryn?" tanya Alice ragu.

"Kalau gue tahu, gue nggak bakalan nanya sama kalian," ucap Caryn kesal.

"Di instagram gosip sekolah, ada foto Abrisam sama cewek di atas motor. Dan yang bikin heboh, ceweknya sekolah di Moonlight juga," ucap Vela. Ekspresi wajah Vela sangat menghayati, maklum saja sahabat Caryn itu sudah profesional dalam urusan perghibahan.

"Lo yakin dia anak Moonlight?" tanya Caryn.

"Nih fotonya," ucap Vela seraya menunjukkan gambar yang dimaksud oleh Vela.

Mendadak Caryn membisu, pasalnya ia tahu persis siapa yang ada di foto itu. Ya benar, orang di foto itu adalah dirinya. Jika tidak salah, foto itu diambil sesaat sebelum balapan itu dimulai.

"Kalian tahu siapa dia?" ucap Caryn. Sebisa mungkin ia harus berlagak tidak tahu apa-apa.

"Makanya itu, orang-orang heboh karena nggak tahu siapa cewek yang ada di dalam foto ini. Apalagi lo tahu sendiri kalau Abrisam nggak pernah deket sama cewek," balas Vela.

"Apa mungkin Chelsea?" ucap Caryn, ia memelankan kata terakhirnya.

"Menurut gue nggak deh, Ryn. Postur tubuh cewek yang ada di foto itu nggak setinggi Chelsea," ucap Alice.

"Bener banget kata Alice, dan menurut gue postur tubuh cewek itu mirip sama lo deh, Ryn," ucap Vela.

"C-cuma mirip aja kali," ucap Caryn. Gadis itu mati-matian menahan kegugupannya.

"Iya, Ryn. Mana mungkin cewek itu lo," balas Vela.

"Ya nggak mung-"

"Kalian nggak denger ada bel masuk? Kenapa masih rumpi? Kembali ke tempat kalian segera! Siapkan selembar kertas dan alat tulis, kita ulangan dadakan."

"Ha?"

"Ulangan dadakan?"

"Mampus gue nggak paham apa-apa."

"Anjir, ini guru kenapa ngeselin banget."

"Mana sempat keburu meninggal."

Suasana kelas mendadak ricuh, decitan meja dan kursi yang beradu dengan lantai menambah kebisingan kelas itu. Sang guru yang sudah dalam keadaan emosi rasa kesalnya semakin bertambah.

"DIAM! Saya tambah soal ulangan kalian jadi dua puluh!"

Dalam waktu sekejap mereka semua diam. Bahkan ekspresi yang semula panik berubah pasrah seketika.

***

"Ah seger banget," ucap Caryn setelah meneguk habis es teh yang baru dibelinya.

"Bu Rena bener-bener gila! Bisa-bisanya dia adain ulangan dadakan, mana soalnya susah lagi," ucap Vela menggebu-gebu. Ia masih saja kesal dengan Bu Rena, guru matematika di kelas mereka.

"Sabar aja, lagian udah dilewati juga," ucap Alice.

"Emang udah dilewati, Lice. Tapi keselnya ke Bu Rena nggak hilang-hilang. Gara-gara Bu Rena kepala gue rasanya kayak terbelah jadi empat," ucap Vela. Dari ekspresi wajahnya, gadis itu terlihat benar-benar kesal. Sebenarnya bukan hanya mereka bertiga, hampir seluruh teman-teman mereka juga merasakan hal serupa.

"Bukannya seneng sama matematika gue malah makin benci, menurut gue matematika itu nggak berujung," ucap Caryn.

"Nggak berujung? Bukannya matematika itu mutlak ya? Maksud gue jawabannya cuma satu, nggak kayak pelajaran Bahasa Indonesia yang punya banyak opsi," ucap Alice. Raut kebingungan begitu kentara di wajah blasterannya.

"Ya itu bagi yang bisa, buat gue yang nggak bisa ya nggak bakal ada ujungnya," ralat Caryn.

"Btw, gue masih penasaran sama cewek di foto tadi," ucap Vela.

'Aduh kenapa si Vela harus bahas itu lagi, sih? Gue jadi takut ketahuan' batin Caryn.

"Sama sih, Vel. Tapi nggak ada yang tahu kecuali Abrisam, dan Abrisam nggak bakal ngasih tahu gitu aja," sahut Alice.

Caryn hanya diam, ia tak ikut menimpali. Ia takut jika keceplosan mengucap sesuatu yang seharusnya ia rahasiakan.

"Kita tinggal tunggu aja, Lice. Lambat laun cewek yang ada di foto itu juga bakal kita ketahui," ucap Vela.

"Nah gue setuju sama lo, Vel," ucap Caryn.

'Dan semoga aja mereka dan kalian bakal lupa sama masalah ini' lanjut Caryn dalam hati.

______________________________________________

Update lagi!!! Cuma mau ingetin, jangan ragu buat tekan tombol bintang yaaa!

Purwodadi, 13 Feb 2021

Bastard BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang