s e p u l u h

6K 258 0
                                    

Happy reading!

Author POV

Senyum manis terukir di bibir Caryn kala melihat Gavin tengah menunggunya di depan rumahnya. Dengan gaya cool, Gavin duduk di atas motor matic milik cowok itu.

Setelah minum obat kemarin, kondisi Caryn membaik dengan cepat. Caryn bersyukur, setidaknya ia tidak berbaring di ranjang hingga berhari-hari. Karena sakit dalam keadaan sendirian sangat tidak nyaman.

Tanpa canggung Caryn duduk di sisa jok motor matic itu. Tak ada sedikitpun rasa malu yang dirasakan oleh Caryn. Mengingat ia berasal dari keluarga berada, sedangkan Gavin berasal dari keluarga biasa saja.

Gadis itu malah merasa bangga memiliki kekasih dengan reputasi baik. Sudah beberapa kali Gavin mengikuti olimpiade, hampir semua olimpiade yang diikutinya dapat dimenangkan oleh Gavin. Caryn sendiri tidak mementingkan status sosial Gavin. Bahkan orang tuanya pun tidak mempermasalahkannya.

***

Dua puluh menit telah berlalu. Kini mereka berdua telah sampai di sekolah. Caryn bersyukur karena motor Gavin tidak memiliki kendala di jalan. Dengan raut cerah Caryn melepaskan helm miliknya. Hembusan angin seketika menerpa wajahnya, menerbangkan rambut sebatas bahu miliknya.

Gavin juga melakukan hal yang sama, cowok itu melepaskan helm dari kepalanya. Dengan sigap ia mengambil alih helm Caryn, lalu membawanya menuju loker yang tak jauh dari parkiran MSHS.

Caryn tak tinggal diam, ia mengikuti ke mana kaki Gavin melangkah. Bukan tanpa sebab, ia terlalu risih ditatap oleh orang-orang yang berada di sana. Hal itu memanglah hak mereka, tapi apa tidak bisa mereka menatapnya dengan diam-diam? Ia merasa sangat tidak nyaman.

"Kok kamu ikutin aku. Mau aku anter ke kelas?" tawar Gavin.

Caryn menggeleng tegas. "Aku cuma mau bilang, aku ke kelas duluan, Kak."

"Yakin nggak mau dianter?"

"Nggak usah, Kak. Kelas kita beda arah, kasihan Kak Gavin harus bolak-balik," tolak Caryn.

"Ya udah kalau gitu. Hati-hati, ya," ucap Gavin diakhiri senyum manis memabukkan milik cowok itu.

"Pasti," balas Caryn.

Setelahnya Caryn beranjak meninggalkan Gavin untuk menuju ke kelasnya. Ia berusaha berjalan dengan langkah cepat, berjaga-jaga agar tidak berpapasan dengan Abrisam. Mengingat kelas mereka hanya berjarak tiga kelas.

Tubuh Caryn tersungkur di lantai saat kakinya tak sengaja terantuk sesuatu. Dengan perlahan Caryn bangkit dari posisinya. Ia ingin memberi ceramah pada seseorang yang sengaja menjulurkan kakinya.

Nyalinya seketika menciut saat melihat Abrisam yang memasang wajah dinginnya. Caryn bisa melihat senyuman sinis Abrisam yang ditunjukkan untuknya.

"Lo nggak punya mata? Nggak bisa jalan yang bener?"

Caryn hanya diam. Dalam sekejap aura di sekitarnya berubah menegangkan, apalagi setelah Abrisam berucap demikian.

"Maaf," ucap Caryn. Ia memilih mengalah agar tidak memperpanjang masalah. Walaupun ia tahu jika Abrisam melakukan hal itu dengan sengaja.

Abrisam hanya menatap Caryn dengan tatapan mencemooh, selanjutnya cowok berjaket denim itu meninggalkan Caryn, diikuti beberapa anggota CRUELBOYS yang berjalan di belakang cowok itu.

Caryn hanya bisa mengucap kata sabar dalam hati. Pasti hal ini bukanlah yang terakhir kalinya. Suatu saat nanti Abrisam akan melakukan hal yang lebih, Caryn sangat yakin dengan hal itu. Yang harus ia lakukan adalah mempersiapkan mentalnya.

Gadis dengan tas biru itu membuang napas kasar. Untung saja tak banyak orang di koridor ini, jika tidak ia pasti akan dijadikan bahan gunjingan oleh mereka.

"Caryn!"

Caryn menoleh, ia mendapati Alice dan Vela yang berjalan mendekat ke arahnya. Mau tak mau Caryn mengangkat sudut bibirnya.

"Cepetan taruh tas lo di kelas. Kita harus ke aula sekarang juga," ucap Vela.

"Ke aula? Emangnya ada acara apaan?" tanya Caryn keheranan.

"Kita juga nggak tahu, Car. Yang penting lo taruh tas dulu," balas Alice cepat.

Caryn menurut, dengan gerakan cepat ia berlari, tujuannya untuk menuju ke kelas yang tak jauh dari tempatnya sekarang.

Suasana kelas lumayan sepi, hanya menyisakan Chelsea dan dua temannya. Tanpa memperdulikan mereka, Caryn menuju bangkunya. Dengan cepat ia meletakkan ranselnya di atas meja.

"Pansos terus sampai sukses."

Caryn tak menanggapi ucapan Chelsea. Ia tahu jika kalimat itu ditujukan untuknya. Tapi ia tak peduli, ia harus cepat-cepat ke aula sekolah. Sedikit saja ia merespon Chelsea, maka dapat dipastikan akan ada perdebatan yang tidak berujung.

Setelah menaruh tas miliknya, Caryn segera beranjak dari kelas. Lama-lama kesabarannya hilang jika terus mendengar ocehan mereka.

Raut heran seketika tercetak di wajah Caryn saat melihat banyak siswa yang berjalan dengan arah yang sama. Sebenarnya kenapa mereka diminta untuk berkumpul di aula? Ia membuang rasa penasarannya, dengan langkah lebar ia menghampiri Vela dan Alice yang masih menunggunya. Tanpa diperintah mereka berjalan bersamaan untuk menuju ke aula.

"Kemarin ada tugas nggak, sih?"

"Nggak ada, Car," sahut Vela.

"Syukurlah," ucap Caryn seraya mengelus dadanya.

"Gue masih penasaran, kenapa kita disuruh kumpul di aula," ucap Alice.

"Nggak cuma lo doang, Lice, kita juga," balas Vela.

Obrolan mereka terhenti karena telah tiba di aula. Letak aula memang tak begitu jauh dari ruang kelas mereka. Terlihat ruang aula sudah begitu ramai dengan siswa-siswi MSHS. Ketiga gadis itu segera mencari tempat kosong untuk duduk.

Suara mikrofon mulai terdengar. Dengan kompak siswa-siswi menghentikan obrolan mereka. Fokus mereka teralih pada beberapa anggota OSIS yang berada di podium.

"Selamat pagi teman-teman Moonlight Senior High School. Semoga teman-teman yang berada di sini dalam keadaan sehat dan bahagia. Tujuan kami mengumpulkan teman-teman di sini untuk memberitahukan tentang pergantian ketua OSIS."

Suasana aula mendadak gaduh kembali. Kebanyakan bertanya-tanya, mengapa ada pergantian ketua OSIS? Padahal Azka belum genap empat bulan menjabat. Dan yang mereka amati, kinerja dari Azka sangat baik.

"Saya Azka Zakaria memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan saya. Saya meminta maaf sebesar-besarnya apabila saya memiliki kesalahan di masa jabatan saya sebagai ketua OSIS. Saya siap menerima konsekuensi apapun yang diberikan oleh pihak sekolah pada saya. Dan untuk jabatan ketua OSIS baru akan dipegang oleh Arya, wakil saya dulu."

Caryn yang mendengar ucapan Azka tiba-tiba terdiam. Apa kemunduran Azka disebabkan oleh Abrisam? Apa semua ini ada hubungannya dengan kejadian di gudang tempo lalu?

______________________________________________

Comeback. Jangan lupa votee

Purwodadi, 27 Okt 2020

Bastard BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang