Happy reading!
Author POV
Terlihat Caryn terbaring dengan mata tertutup di ranjang UKS. Setelah kejadian tadi, gadis itu ditemukan dalam kondisi pingsan. Vela dan Alice masih bertanya-tanya kenapa sahabatnya bisa pingsan di dalam gudang. Bukan hanya itu, mengapa Azka berada di sana dalam kondisi terikat?
Vela dan Alice memang diperintah oleh Bu Mirna untuk mencari keberadaan Caryn. Karena gadis itu tak kunjung kembali setelah tiga puluh menit keluar dari kelas. Mereka bisa menemukan Caryn karena mendengar suara Azka meminta tolong.
Dengan sigap petugas UKS berusaha mengembalikan kesadaran Caryn. Vela dan Alice juga tak tinggal diam, kedua sahabat Caryn juga membantu agar sahabatnya bisa kembali sadar. Alice sibuk memijat kaki Caryn, sedangkan Vela berusaha membangunkan Caryn dengan mengoleskan minyak kayu putih di bawah hidung Caryn.
Alice dan Vela mengucap syukur secara bersamaan saat melihat mata Caryn mulai bergerak-gerak. Tak hanya itu, jari-jari Caryn juga mulai bergerak, memberi isyarat jika sang pemilik sudah mulai sadar.
"Syukurlah lo sadar, Car. Ini minum dulu," ucap Alice. Dengan sigap ia membantu Caryn untuk duduk, lalu mendekatkan gelas yang berisi air putih ke mulut Caryn.
Caryn sendiri hanya menurut, pikirannya masih blank, belum mengerti situasi yang ia alami sekarang. Gadis itu hanya diam, tapi otaknya kembali mengingat apa yang terjadi sebelumnya, sampai-sampai ia bisa terbangun di ranjang UKS.
Lagi-lagi Caryn hanya menurut saat Vela membantunya untuk berbaring kembali. "Car, lo kenapa bisa pingsan di gudang? Dan kenapa muka Azka bisa babak belur?"
Deg
Sekarang ia ingat apa yang membuatnya bisa berada di UKS. Caryn menggigit bibir bawahnya, ia bingung harus menjawab seperti apa. Tak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya pada mereka. Ia takut jika Abrisam semakin marah padanya. Apalagi jika Vela dan Alice menjadi target cowok kejam itu.
Suara gaduh yang berasal dari luar membuat Caryn mengurungkan niat untuk menjawab pertanyaan Vela. Dalam hati ia bersyukur karena tak perlu menjawab pertanyaan Vela. Tak menunggu lama pintu UKS terbuka, menampilkan sosok Bu Mirna dan teman sekelasnya.
"Car, lo beneran pingsan di gudang?"
"Lo lihat penampakan di gudang?"
"Car, ceritain dong."
"Lo baik-baik aja, kan?"
Caryn memejamkan matanya saat para teman sekelasnya memberikan pertanyaan secara bertubi-tubi. Kepalanya saja masih pusing, ditambah suara teman-temannya yang begitu bising, rasanya kepala Caryn serasa ingin pecah.
"Jangan tanyain itu ke Caryn. Dia masih belum pulih," ucap Vela.
"Tubuh kamu ada yang luka apa tidak, Caryn?" tanya Bu Mirna.
Gadis itu merespon pertanyaan Bu Mirna dengan menggeleng lemah. Tubuhnya memang baik-baik saja, tetapi perasaannya kacau balau. Rasa takut benar-benar menguasainya, bayangan sosok Abrisam saat berada di gudang begitu membekas di ingatannya.
"Syukurlah kalau begitu. Kalau kamu sudah sehat, kamu bisa cerita sama Bu Mirna," ucap Bu Mirna lembut. Tidak ada kata-kata menusuk seperti yang biasa ia ucapkan.
"Iya, Bu."
"Bu Mirna tinggal dulu, ya," ucap Bu Mirna diakhiri usapan lembut di kepala Caryn.
Setelah berucap demikian Bu Mirna dan teman sekelas Caryn beranjak meninggalkan UKS, menyisakan Caryn, Vela dan Alice. Beberapa petugas UKS yang membantu Caryn sudah beranjak ke kantin setelah Caryn sadar.
"Car, kita tinggal lo sebentar nggak papa, kan?" ucap Alice.
"Nggak papa," balas Caryn lirih.
"Soalnya kita mau ke kantin, beliin lo makan. Lo belum sarapan, kan?" ucap Vela. Lagi-lagi Caryn membalasnya dengan gelengan.
"Bantu gue duduk," ucap Caryn. Dengan cekatan Alice dan Vela membantu mengubah posisi Caryn menjadi duduk bersandar pada bantal. Ia heran sendiri, mengapa tiba-tiba suhu tubuhnya naik? Hal itu tidak pernah terjadi sebelumnya saat ia pingsan.
"Kita tinggal, ya," ucap Alice. Caryn mengangguk sekilas. Setelahnya Alice dan Vela keluar dari UKS.
"Car."
Caryn menoleh dengan raut wajah heran. Ia tak sadar jika di ranjang sebelah ada seseorang. Mungkin karena orang itu hanya diam, makanya Caryn tidak mengetahui keberadaannya. Dan yang membuatnya heran, orang itu adalah Azka.
"Gue mohon jangan bilang kejadian di gudang tadi pada siapapun. Lo nggak mau kan diperlakukan buruk sama CB?" ucap Azka dengan diselingi ringisan.
"Gue nggak bakal bilang, Ka. Gue takut banget," balas Caryn dengan lirih.
"Jangan berbuat hal konyol kayak gue, Car. Dengan bodohnya gue laporin kegiatan mereka ke BK, dan akhirnya gue berakhir kayak gini," ucap Azka diakhiri senyum kecut.
"Gimana caranya supaya bisa lepas dari mereka, Ka?"
"Pergi sejauh mungkin."
"Apa nggak ada cara lain?"
"Pilihannya cuma itu, Car. Bertahan di bawah ancaman atau pergi sejauh mungkin dari mereka," balas Azka.
"Kenapa jadi seperti ini?" gumam Caryn. Ia sangat yakin jika Abrisam tidak akan melepaskan dirinya begitu saja. Ia sangat takut, benar-benar takut.
"Kalau Abrisam minta sesuatu, turutin aja. Jangan sampai dia sangat marah, Car," ucap Azka.
Caryn hanya bisa menunduk dalam. Sudut matanya mulai sedikit berair, ia memikirkan bagaimana nasib dirinya ke depan? Apalagi Abrisam membawa beasiswa Gavin sebagai alat untuk mengancamnya. Tak mungkin ia melalaikan begitu saja, ia sangat tahu bagaimana perjuangan Gavin mendapat beasiswa full dari Moonlight Senior High School.
Mengapa hidupnya sekacau ini? Caryn merasa tidak pernah melakukan hal yang jahat pada siapapun, tapi mengapa Tuhan memberikan cobaan sebesar ini? Terjebak dalam ancaman Abrisam bukanlah perkara yang bisa dianggap remeh. Ia hanya berharap semoga semuanya baik-baik saja.
______________________________________________
Mode rajin diaktifkan. Jiwa² rajinku kumat gara-gara udah deket sama deadline. The power of kepepet emang debest🙃
Purwodadi, 21 Okt 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard Boyfriend
Teen Fiction[Update Setiap Sabtu] Disarankan follow sebelum membaca⚠️ 16+ Hidup Caryna Jasmine yang semula baik-baik saja seketika berubah saat ia tak sengaja mengintip kegiatan Abrisam Chandra, ketua CRUELBOYS. Hanya karena ketidaksengajaan yang Caryn lakukan...