t i g a p u l u h d e l a p a n

4.9K 308 25
                                    

Ketentuannya masih kayak kemarin, kali ini 155 vote buat next part☺

Tidur Caryn terganggu tatkala seseorang mengetuk pintu dengan tidak sabaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidur Caryn terganggu tatkala seseorang mengetuk pintu dengan tidak sabaran. Dalam hati ia merutuki pelaku pengetukan pintu itu, namun ia tetap membuka matanya dan berniat untuk membuka pintu.

Caryn baru teringat sesuatu hal saat matanya telah benar-benar terbuka. Ini bukan kamar apartemennya, melainkan kamar yang ada di sebuah rumah di pelosok kota. Ia teringat dengan ucapan Abrisam, cowok itu memintanya untuk tetap di kamar dan dilarang membuka pintu, kecuali cowok itu sendiri yang memintanya. Mungkin saja orang yang mengetuk pintu itu adalah Abrisam.

Buru-buru Caryn berjalan mendekat ke arah pintu, lantas menempelkan telinganya pada daun pintu. "Siapa?"

"Dasar budeg! Gue udah ketuk pintu dari tadi, bangsat!"

Caryn segera membuka pintu kayu itu saat mendengar umpatan yang berasal dari bibir cowok itu. Tiga detik setelahnya pintu itu terbuka, menampilkan sosok Abrisam dengan tatapan tajam dan rahang mengeras.

Tanpa aba-aba Abrisam mendorong tubuh Caryn hingga terhuyung ke lantai, kemudian menutup pintu dengan cara dibanting, sehingga menghasilkan suara yang cukup memekakkan telinga. Abrisam menarik paksa Caryn agar berdiri, lantas menghimpit tubuh Caryn pada pintu yang telah tertutup sempurna. Posisi Caryn menghadap ke arah pintu dengan Abrisam di belakangnya dalam posisi yang sama.

"Lo tahu? Gue udah ketuk pintu lebih dari lima menit. Emang ya, lo itu bagusnya dikasarin. Dibaikin dikit udah ngelunjak banget, berani lo sama gue?" desis Abrisam.

Tidak ada yang dilakukan Caryn selain diam, tubuhnya yang terhimpit pintu rasanya begitu sesak, ditambah Abrisam kian menekan tubuhnya agar tubuh Caryn tidak bisa bergerak.

"M-ma-af, t-tadi ke-ti-duran," balas Caryn terbata. Ia cukup kesusahan berbicara dalam posisi demikian.

Caryn bisa bernapas lega sesaat setelah tubuh Abrisam menjauh dari tubuh Caryn. Namun ternyata Abrisam tidak berhenti begitu saja, cowok itu membalik tubuh Caryn dengan paksa, kemudian mencium bibir gadis itu dengan kasar. Abrisam mencekal kedua lengan Caryn yang menggantung bebas agar tidak dapat melakukan perlawanan.

Gadis itu hanya pasrah dengan perlakuan Abrisam sekarang ini. Tangannya dicekal oleh cowok itu, rahangnya pun dicengkram sehingga tidak bisa melakukan apapun. 

Mata gadis itu terpejam, bukan karena menikmati perlakuan Abrisam, melainkan karena ia merasakan perih pada bibirnya. Kali ini ciuman yang dilakukan oleh Abrisam terasa kasar, Caryn bisa merasakan jika bibirnya terluka dan mengeluarkan darah. Bukannya berhenti, cowok itu malah memperdalam ciumannya, bahkan ia tidak memberikan jeda pada Caryn untuk bernapas. Tapi apa yang dilakukan Abrisam saat ini pantas disebut ciuman? Sebab hanya Abrisam yang menikmatinya.

Abrisam baru melepaskan bibirnya kala napas mereka sama-sama terengah. Cowok itu tersenyum miring melihat luka di bibir Caryn. Telunjuk Abrisam bergerak mengusap bercak darah yang menempel di bibir Caryn. Kemudian menunjukkannya pada gadis itu.

Bastard BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang