Jangan lupa ninggalin jejak!
Caryn masuk ke dalam unit apartemennya dengan raut wajah letih. Langkahnya memelan kala kakinya telah mencapai ruang tamu, lantas ia membanting tubuhnya pada sofa yang berada di sana. Beberapa kantung belanja yang semula berada di genggamannya ia taruh begitu saja di lantai beralas karpet.
Jika biasanya Caryn menghabiskan hari Sabtu dengan bermalas-malasan, kali ini berbeda, Caryn menyibukkan diri dengan membersihkan unit apartemennya, mulai dari menyapu, mengepel, dan membersihkan debu pada perabotan yang ada di sana. Tidak hanya itu, Caryn juga pergi ke supermarket untuk membeli kebutuhan rumah tangga dan keperluan pribadinya. Pada akhirnya, Caryn merasa kelelahan karena kegiatan yang ia lakukan hari ini. Terhitung dari jam sepuluh pagi sampai jam enam sore ini, Caryn belum istirahat sama sekali.
Caryn memejamkan matanya, menikmati semilir angin berasal dari pendingin ruangan yang baru saja ia nyalakan. Tubuhnya terasa jauh lebih rileks dari sebelumnya, ia tidak menyangkan jika membersihkan apartemen akan secapek ini. Maklum, ini pertama kalinya Caryn melakukan pekerjaan rumah, tubuhnya belum terbiasa bekerja seberat ini.
Suara bel yang terdengar nyaring membuat Caryn terperanjat, ia bisa merasakan jantungnya berdetak lebih kencang dari semestinya. Caryn mengabaikan suara bel itu, ia sudah terlanjur nyaman dengan posisinya, selain itu ia sedang tidak ingin dikunjungi oleh seseorang.
Gadis itu berdecak sebal kala suara bel itu bertambah berisik. "Dasar tamu nggak tahu diri. Udah tahu kalo nggak ada yang nyaut masih aja maksa buat dibukain."
Ajaib! Setelah Caryn berucap demikian, suara bel itu tidak terdengar lagi, namun tidak berselang lama digantikan dengan suara dering ponsel milik Caryn. Lagi-lagi Caryn mengabaikannya, apalagi melihat jika Abrisam lah yang menelponnya.
"Bisa nggak sih, gue hidup tenang satu hari aja? Gue bener-bener tertekan deket sama Abrisam, gue pengen hidup normal kayak dulu lagi," keluh Caryn.
Menghadapi situasi di luar ekspektasinya terasa begitu berat, terlebih orang yang terlibat di dalamnya tidak bisa dianggap sepele. Abrisam memiliki kuasa, cowok itu bisa menggunakan kekuasaannya untuk mengancam siapapun, termasuk Caryn. Sedangkan ia sendiri tidak memiliki kekuasaan untuk melawan Abrisam, melawan dengan tangan kosong adalah perjuangan yang sia-sia.
Pada akhirnya Caryn memilih mengangkat panggilan tersebut, telinganya terasa berdengung mendengar suara yang berasal dari ponsel miliknya. Ditambah Abrisam juga memberondongnya dengan puluhan pesan.
"Halo."
"Lo budek atau tuli, sih? Bukain pintu apart lo sekarang. Gue ada di depan."
Caryn menggigit bibir bawahnya sebelum menjawab, "gue nggak di apartemen, lagi keluar."
"Oh, sekarang lo udah berani bohong sama gue. Keren juga nyali lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard Boyfriend
Teen Fiction[Update Setiap Sabtu] Disarankan follow sebelum membaca⚠️ 16+ Hidup Caryna Jasmine yang semula baik-baik saja seketika berubah saat ia tak sengaja mengintip kegiatan Abrisam Chandra, ketua CRUELBOYS. Hanya karena ketidaksengajaan yang Caryn lakukan...