Happy reading!
Author POV
Sejak kemarin Caryn menghabiskan waktunya untuk tidur. Sepulangnya dari sekolah, suhu tubuh gadis itu mendadak naik, tak hanya itu, rasa pusing juga menyerang kepalanya. Hal itu membuatnya tak beranjak dari ranjang, kecuali ke toilet.
Saat ini sudah menunjukkan pukul 15.00, Caryn merasa sangat lapar. Terakhir kali ia makan saat berada di UKS kemarin, itu pun tidak banyak. Andai kepalanya tidak pusing, pasti ia bisa pergi ke dapur untuk memasak.
Jantung Caryn mendadak berdegup dengan irama yang lebih cepat dari biasanya. Pasalnya ia mendengar suara gaduh yang berasal dari lantai dasar. Tak mungkin jika suara itu berasal dari ART di rumahnya, karena ia tak datang hari ini. Bukan tanpa sebab, dua hari yang lalu suaminya mengalami kecelakaan kerja.
Caryn merasa semakin takut saat mendengar suara derap kaki yang begitu ramai. Bayangan Abrisam tiba-tiba saja terlintas. Bagaimana jika yang datang ke rumahnya adalah Abrisam dan beberapa anak CB?
Gadis itu memilih untuk berbaring memunggungi pintu. Ia tak bisa berbuat banyak, tubuhnya seperti tak memiliki energi. Caryn hanya bisa berharap semoga bukan Abrisam yang datang ke rumahnya. Mengingat seluruh pintu rumahnya tidak terkunci.
Reflek Caryn memejamkan matanya saat mendengar suara decitan pintu. Rasa laparnya menguap begitu saja, digantikan rasa takut yang berlebihan.
"Yah, Caryn tidur."
Seketika Caryn membuka matanya saat mendengar suara Alice yang terdengar tak jauh darinya. Dengan gerakan cepat Caryn membalik posisi tidurnya, ujung bibirnya sedikit terangkat saat melihat Alice, Vela dan juga kekasihnya, Gavin.
"Lo kebangun gara-gara kita ya, Car? Aduh maaf benget," ucap Alice.
"Gue nggak tidur kok," balas Caryn lirih. Matanya terus mengikuti ke mana Gavin melangkah, dan ternyata cowok itu mendekat ke arahnya.
"Car, muka kamu pucet banget," ucap Gavin seraya duduk di tepi ranjang.
Cowok itu mendekatkan telapak tangannya ke dahi Caryn, lalu menempelkannya dengan lembut. "Astaga! Kamu panas banget."
"Panas?" gumam Vela. Tanpa aba-aba Vela ikut mendekat ke arah Caryn, lalu meletakkan telapak tangannya di dahi sang sahabat.
"Lo demam, Car? Kenapa nggak telpon kita?" ucap Vela.
"Hp gue mati, Vel," balas Caryn lirih.
"Lo udah minum obat, Car?" tanya Alice. Caryn merespon ucapan Alice dengan menggelengkan kepalanya.
"Jangan-jangan lo juga belum makan," tebak Vela dengan tatapan memicing curiga.
"Iya."
"Car, kenapa kamu nggak ngabarin aku kalau kamu sakit? Kalau kamu bilang, aku bakal rawat kamu," ucap Gavin seraya mengusap rambut Caryn.
"Aku lemes, Kak. Kalau turun dari ranjang rasanya pusing banget," balas Caryn.
"Kita ke dokter yuk, Car," ajak Vela.
Vela tak tega melihat Caryn yang terlihat tak berdaya. Ia tak bisa membayangkan jika berada di posisi Caryn, tidak ada yang merawat saat sang sahabat jatuh sakit. Caryn memang memiliki segalanya, tapi ia kurang kasih sayang dari orang tuanya. Vela merasa orang tua Caryn terlalu berambisi dengan karir, sampai-sampai mereka lupa dengan Caryn yang masih butuh kasih sayang.
"Nggak mau, takut disuntik," rengek Caryn.
"Kamu tidur lagi aja, ya. Nanti biar aku masakin bubur buat kamu, Vela sama Alice biar beliin obat buat kamu," ucap Gavin.
Caryn mengangguk setuju. Ia merasa kedatangan mereka membuatnya jauh lebih baik. Setidaknya mereka menggantikan sosok orang tua yang tengah sibuk bekerja.
"Kalian berdua tolong beliin Caryn paracetamol ya," ucap Gavin.
"Siap Kak. Yuk, Vel," ajak Alice.
Setelahnya Vela dan Alice keluar dari kamar Caryn, menyisakan sepasang kekasih itu berdua.
Caryn memejamkan matanya saat Gavin mengusap rambutnya dengan lembut. Rasanya sangat nikmat, ia merasa begitu disayangi oleh Gavin.
"Kamu tidur lagi, ya. Biar aku masak buat kamu."
Mata Caryn kembali terbuka saat mendengar penuturan Gavin. Detik selanjutnya ia mengangguk sebagai jawaban. Sebenarnya ia tak rela jika Gavin harus meninggalkannya, tapi mau bagaimana lagi? Tubuhnya harus diberi asupan makanan.
Tatapan Caryn tak lepas dari Gavin, bahkan hingga cowok itu menghilang di balik pintu. Tiba-tiba ia teringat dengan ancaman Abrisam. Bagaimana jika cowok kejam itu benar-benar mengganggu beasiswa Gavin?
Caryn sangat tahu bagaiman perjuangan Gavin untuk mendapat beasiswa dari MSHS. Tentunya hal itu bukanlah sesuatu yang mudah. Gavin harus bersaing dengan tiga ratus pendaftar beasiswa lain. Keberuntungan masih berpihak pada Gavin, cowok dengan selisih satu tahun dengannya itu masuk dalam sepuluh penerima beasiswa. Dari sekian banyak yang mendaftar, hanya sepuluh siswa yang mendapat kesempatan emas itu.
Caryn tidak bisa mengorbankan perjuangan Gavin hanya untuk keselamatannya. Pasalnya posisi Gavin sangat tidak menguntungkan. Jika siswa beasiswa berbuat masalah, maka ia harus mengembalikan semua uang yang ia terima dari bantuan itu.
***
Caryn membuka matanya dengan perlahan saat merasakan tubuhnya diguncang oleh seseorang. Samar-samar ia melihat sosok laki-laki yang tengah duduk di tepi ranjang miliknya.
"Car, bangun," ucap Gavin.
"Aku bantu duduk, ya."
Caryn mengangguk setuju. Selanjutnya dengan sigap cowok itu membantu Caryn untuk duduk dengan bersandar di kepala ranjang.
"Car, aku lihat isi kulkas kamu makanan instan semua. Kamu nggak pernah makan sayur?" ucap Gavin dengan tatapan menyelidik.
"Aku nggak bisa masak sayur, Kak. Lagipula masak makanan instan lebih praktis," balas Caryn. Suaranya terdengar serak.
"Kamu bisa buka tutorial di youtube. Atau kalau kamu mau, kamu bisa datang ke rumah, belajar masak sama ibu," ucap Gavin dengan lembut.
Dalam hati ia begitu iba dengan Caryn, kekasihnya itu memiliki orang tua lengkap, tapi kasih sayang yang mereka berikan sangat kurang. Gavin bersyukur, walaupun ia yatim, tetapi kasih sayang yang dicurahkan oleh sang ibu bisa menggantikan sosok ayah yang meninggal sepuluh tahun lalu.
"Lain kali, deh."
"Sekarang kamu makan dulu, aku suapin ya."
Caryn membuka mulutnya saat sesendok bubur buatan Gavin didekatkan di bibirnya. Dengan perlahan ia mengunyah bubur itu. Matanya tak beralih sedikitpun dari sosok Gavin. Caryn merasa sangat beruntung memiliki kekasih sebaik dan sepengertian ini.
Gadis itu berharap semoga kelak Gavin yang akan menjadi jodohnya. Semoga Tuhan mengabulkan doa-doanya.
_____________________________________________Akhirnya bisa up. Sedih banget mood nulis ngilang dua hari ini. Cukup doi yang ilang, moodku jangan.
Purwodadi, 25 Okt 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard Boyfriend
Teen Fiction[Update Setiap Sabtu] Disarankan follow sebelum membaca⚠️ 16+ Hidup Caryna Jasmine yang semula baik-baik saja seketika berubah saat ia tak sengaja mengintip kegiatan Abrisam Chandra, ketua CRUELBOYS. Hanya karena ketidaksengajaan yang Caryn lakukan...