e m p a t p u l u h t u j u h

3K 125 7
                                    

Tekan tombol bintangnya dulu, yukkk!

Suara dentuman musik terdengar menggelegar di sebuah club malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara dentuman musik terdengar menggelegar di sebuah club malam. Hanya di tempat ini aktivitas tabu dilakukan oleh para pengunjung secara bebas, mulai dari sekedar menggoyangkan tubuh di lantai dansa, pesta minuman beralkohol, hingga melakukan kegiatan dewasa secara terang-terangan.


Tapi tidak berlaku untuk Caryn, gadis itu terlihat duduk seorang diri di salah satu sofa di ujung ruangan, telapak tangannya sibuk meremas ujung gaun yang ia kenakan malam ini, matanya sibuk mengawasi area sekitar, menantikan seseorang yang membuatnya berada di sini.

Sejujurnya Caryn belum begitu terbiasa dengan pemandangan di club malam ini, padahal sudah lebih dari tiga kali ia datang ke tempat yang sama. Tapi tetap saja, pemandangan di sekitar sulit diterima oleh matanya.

Caryn dipaksa oleh Abrisam untuk ikut datang ke tempat jahanam ini. Cowok itu juga telah menyiapkan gaun hitam setengah paha yang saat ini melekat di tubuhnya. Seperti biasa, tidak ada penolakan yang bisa ia lakukan, selalu ada kalimat ancaman yang membuat Caryn tidak bisa berkutik.

Awalnya mereka masuk ke dalam club malam ini bersama, namun ketika hampir sampai di lantai dansa, seorang cowok menghampiri Abrisam, ia bilang ada suatu hal yang ingin dibicarakan secara empat mata. Alih-alih mengajaknya, Abrisam malah menyuruh Caryn untuk menunggu di sini.

Sebenarnya ia sudah tidak tahan berada di tempat ini, namun ia terlalu takut berjalan seorang diri, sebab akses untuk keluar dari club malam ini harus melewati lantai dansa. Sedangkan lantai dansa sendiri dipenuhi oleh lautan manusia yang tengah asik meliukkan tubuhnya. Ia tidak yakin jika bisa membelah kerumunan manusia itu.

Terhitung sudah lebih dari setengah jam ia duduk di sini untuk menunggu Abrisam, selama itu pula matanya tidak berhenti mengawasi situasi sekitar, bahkan setiap beberapa detik ia mengecek ponselnya, berharap ada pesan masuk yang dikirimkan oleh cowok itu.

Caryn tersentak kala seseorang menepuk bahunya yang terbuka. Reflek tatapannya mengarah pada seseorang yang berdiri tepat di sisi kiri tubuhnya.

"Lo ceweknya Abrisam, kan?" tanya orang itu yang merupakan seorang laki-laki muda.

"I-ya," balas Caryn gugup.

"Gue disuruh Abrisam buat jemput lo," ucap si cowok.

Gadis itu mengernyitkan dahinya, bukankah Abrisam bilang jika dia akan menjemputnya sendiri? Lantas kenapa sekarang malah menyuruh temannya untuk datang menjemputnya?

Gadis itu tidak langsung mengiyakan. Ia berpikir sejenak, ikut dengan cowok itu atau tetap di sini menunggu Abrisam. Tapi ia sudah tidak tahan menunggu di sini sendirian, di sisi lain ia cukup ragu dengan cowok ini.

"Kenapa bengong? Buruan, lo udah ditunggu tuh sama Abrisam," ujar cowok itu.

"Lo beneran disuruh sama Abrisam?" tanya Caryn, matanya memicing curiga ke arah lawan bicaranya itu.

Bastard BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang