l i m a p u l u h

2.3K 140 38
                                    

Jangan lupa bintangnya!

Caryn mendesah lega ketika mobil Abrisam berhasil terparkir dengan sempurna di basement apartemen tempat mereka tinggal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Caryn mendesah lega ketika mobil Abrisam berhasil terparkir dengan sempurna di basement apartemen tempat mereka tinggal. Sejak kendaraan roda empat itu melaju meninggalkan area sekolah, gadis berseragam itu tak berhenti berdoa sembari meremas ujung roknya. Sebab, Abrisam berkendara secara gila-gilaan, bahkan mobil yang dikemudikan oleh cowok itu nyaris menabrak kendaraan lain hingga berulang kali.

Selama di perjalanan, Caryn hanya diam dengan pandangan menunduk ke bawah. Nyalinya mendadak ciut ketika merasakan emosi dari Abrisam, bahkan ia tidak berani untuk melirik ke arah bangku kemudi. Dari cara berkendara dan umpatan yang meluncur dari bibir sang pengendara sudah mengartikan jika dia sedang tidak baik-baik saja.

"Turun!" perintah Abrisam. Nada bicaranya terdengar dingin tak bersahabat.

Dengan tangan sedikit bergetar, gadis itu melepaskan seat belt yang melindungi tubuh bagian depan. Andai saja tidak ada benda ini, pasti kepala Caryn sudah membentur dashboard berkali-kali. Jantungnya semakin berdegup kencang ketika Abrisam menutup pintu mobil dengan cara dibanting, sehingga menghasilkan bunyi nyaring.

Baru saja kaki kirinya menapak di lantai basement, Abrisam sudah menarik tangannya hingga ia keluar dari mobil secara paksa. Tak sampai di situ, cowok itu juga mencengkram lengannya dan memaksa dirinya untuk berjalan menyamai langkah kaki cowok itu.

Caryn hanya bisa pasrah dengan menggigit bibir bawahnya, menahan rasa kebas yang berasal dari lengannya. Ia juga kewalahan dalam menyamakan langkahnya dengan Abrisam. Kondisi basement yang sepi membuat Abrisam leluasa untuk melancarkan aksinya. Caryn heran, padahal di setiap ujung ruangan terpasang kamera pengawas, dan Abrisam tidak mungkin lepas dari rekaman benda itu, tapi Abrisam seperti tidak ada takut-takutnya.

Abrisam baru melepaskan cekalan tangannya ketika mereka tiba di depan pintu lift. Sebab, di saat bersamaan ada beberapa orang yang juga tengah menunggu kotak baja itu. Caryn sendiri hanya mampu menahan rasa kebas pada lengannya dengan diam, ia berusaha bersikap senormal mungkin di depan orang lain. Sebenarnya ada sedikit pikiran untuk mengadu pada orang di sebelahnya, namun jika dipikir secara berulang, hal itu bukan solusi, yang ada malah menambah masalah baru.

Lift yang mereka nantikan akhirnya tiba, Caryn, Abrisam, dan beberapa orang yang berdiri di sana segera masuk ke dalam, tanpa meminta persetujuan dari orang lain, Abrisam menekan tombol yang menunjukkan angka empat. Tidak perlu menunggu lama pintu kotak baja itu bergerak naik.

Hanya memerlukan waktu empat detik, mereka telah tiba di lantai tujuan. Abrisam keluar terlebih dahulu, disusul oleh Caryn di belakangnya. Ketika pintu lift kembali tertutup, Abrisam kembali mundur beberapa langkah, menyamakan posisinya dengan Caryn. Tanpa berkata apapun, ia kembali mencengkram lengan gadis itu, menariknya secara paksa hingga si pemilik meringis kesakitan.

Tak ada percakapan yang terjadi di antara mereka, Abrisam hanya diam dengan tatapan tajam lurus ke depan, sedangkan Caryn sibuk menggigit bibir bawah, berusaha meredam erangan keluar dari mulutnya. Cewek itu hanya pasrah dengan nasibnya setelah ini, toh memberontak pun akan membuang waktu, mengingat yang ia hadapi sekarang adalah sosok Abrisam, cowok yang paling disegani oleh siswa MSHS.

Bastard BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang