t u j u h b e l a s

5.6K 240 2
                                    

Yok vote bisalah

Caryn yang tengah asik menikmati bunga tidurnya terpaksa harus membuka mata saat tubuhnya terguling ke lantai begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Caryn yang tengah asik menikmati bunga tidurnya terpaksa harus membuka mata saat tubuhnya terguling ke lantai begitu saja. Matanya mengerjap dengan perlahan guna menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Tidak biasanya Caryn menyalakan lampu ketika tidur, karena efek seperti ini yang Caryn benci.

Tunggu! Langit-langit kamarnya juga terlihat asing, bukan kah di kamarnya berwarna putih bersih? Lantas mengapa sekarang berubah menjadi coklat. Caryn mengubah posisinya menjadi duduk, matanya menatap ke sekeliling, berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya.

"Semalem gue makan malam, terus Abrisam telpon gue. Gue dipaksa ikut dia ke club malam, terus gue masuk ke dalam privat room bareng dia, terus gue dicekokin minuman sama Abrisam, terus gue nggak inget lagi," gumam Caryn seraya mengingat kejadian semalam.

Bola matanya membesar saat ia ingat bahwa semalam ia minum. Lantas ia mengendus baju yang ia kenakan, Caryn menutup mulutnya saat ia mencium aroma alkohol begitu menyengat yang berasal dari bajunya.

"Astaga! Kenapa gue bisa seceroboh ini?" gumam Caryn. Seketika ia merasa panik, bagaimana jika orang tuanya tahu jika ia telah menegak minuman haram itu?

Caryn bangkit dari lantai lalu duduk di sofa, gadis itu meringis saat merasakan kepalanya sedikit berat. Sepertinya ini efek dari minuman keras yang semalam masuk ke dalam mulutnya.

Mata Caryn menyipit saat ia tidak asing dengan tempat ini. Tidak salah lagi ia sedang berada di apartemen milik Abrisam, terbukti dari beberapa barang yang sudah tidak asing untuk Caryn. Tapi di mana pemilik apartemen ini berada? Caryn tidak melihat tanda-tanda kehidupan di sini.

Bukan kah ini waktu yang tepat untuk kabur dari sini? Jika Abrisam mengetahui bahwa ia telah sadar, mungkin cowok itu tidak akan membiarkan ia pergi dari sini begitu saja. Tanpa merapikan rambut dan wajahnya, Caryn berdiri dari duduknya, ia meraih tas miliknya yang berada di meja. Untung saja sepatunya masih terpasang di kakinya, jadi ia tidak perlu repot untuk memakainya.

Caryn tersenyum cerah saat melihat jika card yang digunakan untuk membuka kunci ada di sebelah pintu. Gadis itu menoleh sekilas ke arah belakang sebelum memulai aksinya, setelah dirasa aman Caryn mengambil kartu itu dan menempelkannya pada knop pintu.

Belum sampai pintu itu terbuka, seseorang telah merebut kartu itu. Caryn meneguk ludahnya susah payah, dari bau parfumnya ia tahu siapa orang yang merebut kartunya.

"Mau kabur?"

Caryn hanya diam, ia berusaha menormalkan detak jantungnya yang terasa menggila. Tapi nihil, detakan itu malah bertambah kencang.

"Jangan diem aja! Lo punya mulut kan?"

Gadis itu memejamkan matanya saat mendengar suara cowok di belakangnya naik satu oktaf. Sepertinya setelah ini Caryn tidak akan baik-baik saja.

Bastard BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang