Jangan lupa ninggalin jejak!
Caryn terbangun dari tidurnya kala merasakan perutnya melilit. Bibirnya merintih kesakitan, sedangkan tangannya memegang perut yang terasa seperti diremas dengan kuat. Ia mengubah posisi tidurnya menjadi tengkurap, berharap rasa sakit yang dirasakannya sedikit berkurang. Namun nyatanya tidak ada perubahan, perutnya malah terasa semakin sakit.
"S-sakit," rintihnya dengan suara parau.
Dengan sekuat tenaga Caryn memaksakan diri untuk bangkit dari ranjang. Langkahnya begitu pelan, dikarenakan tubuhnya terasa lemas. Sudah dua hari kondisi Caryn kurang sehat, tepatnya setelah ia pulang dari taman kota sore itu.
Setelah bersusah payah berjalan, akhirnya Caryn tiba di kamar mandi. Ia mendudukkan dirinya sebentar di closet yang tertutup, kemudian menyeka keringat dingin yang membasahi wajahnya dengan tisu yang berada tidak jauh dari jangkauannya.
Caryn butuh waktu sekitar lima belas menit untuk menyelesaikan kegiatannya di dalam sana. Ia memutuskan untuk sekalian mandi, tubuhnya terasa begitu lengket karena sudah tidak mandi selama dua hari. Selain itu, Caryn menemukan bercak darah di celana dalamnya.
Sakit perut yang ia rasakan merupakan efek dari menstruasi dan juga perut kosong. Seingatnya, kemarin tidak ada makanan satupun yang masuk ke dalam mulutnya. Tubuhnya begitu lemah untuk diajak bergerak. Jadi, yang Caryn lakukan dua hari terakhir ini adalah berbaring di ranjang.
Caryn meraih ponsel yang berada di nakas, ia berniat untuk membeli makanan dan obat melalui ojek online. Namun sayang, ia lupa mengecas ponselnya, alhasil benda persegi panjang itu kehabisan daya.
Gadis itu mendaratkan pantatnya di tepi ranjang. Tatapannya mengarah pada pintu kamar yang tertutup. Ia meratapi nasibnya yang begitu buruk, hidup sendirian di kota besar bukan hal yang mudah. Walaupun Caryn sudah melewatinya bertahun-tahun, tapi tetap saja rasanya sulit. Apalagi jika keadaannya seperti sekarang ini.
Tanpa bisa ditahan, setetes air mata membasahi pipinya. Di saat seperti ini ia teringat dengan Gavin, biasanya cowok itu akan mengunjunginya jika ia tidak ada kabar. Namun sekarang semuanya telah berubah, tidak ada yang akan mengunjunginya jika ia menghilang, tidak ada yang membuatkan bubur kala ia kelaparan, tidak ada yang membelikannya obat kala ia sakit. Gavin dan kepeduliannya telah pergi tanpa ia inginkan.
Mengabaikan rasa sakit pada perutnya, Caryn memilih bangkit. Ia mencharger ponselnya terlebih dahulu, kemudian berjalan keluar dari kamar untuk pergi ke dapur, memasak apa saja yang bisa ia makan. Caryn merasa jika jarak antara kamar dan dapur sangat jauh, mungkin karena tubuhnya yang terasa lemas.
Sesampainya di dapur, Caryn langsung menyandarkan tubuhnya pada kulkas. Matanya terpejam, berusaha menormalkan rasa sakit pada perut dan bagian kepala. Padahal jarak antara kamar dan dapur tidak lebih dari tujuh meter, namun ia merasa begitu lelah, bahkan buliran keringat memenuhi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard Boyfriend
Jugendliteratur[Update Setiap Sabtu] Disarankan follow sebelum membaca⚠️ 16+ Hidup Caryna Jasmine yang semula baik-baik saja seketika berubah saat ia tak sengaja mengintip kegiatan Abrisam Chandra, ketua CRUELBOYS. Hanya karena ketidaksengajaan yang Caryn lakukan...