s a t u

13.9K 459 1
                                    

Happy reading!

Author POV

Sebuah bus berhenti di depan sebuah sekolah elite, Moonlight Senior High School. Sekolah yang dikhususkan untuk orang berdompet tebal dan berotak pintar.

Tak lama setelah bus itu berhenti, sepasang remaja dengan seragam putih abu-abu turun dari bus itu. Hanya mereka berdua, tak ada yang lain. Bukan tanpa sebab, gerbang sekolah telah tertutup sejak lima belas menit yang lalu.

Sepasang remaja itu bertatapan sejenak sebelum melangkah mendekati gerbang yang telah dijaga oleh beberapa guru. Dan dapat dipastikan mereka tidak akan lolos dari hukuman.

Dengan perlahan seorang guru wanita membuka gerbang. Tidak terlalu lebar, mungkin hanya muat untuk satu orang saja. Sama seperti sebelumnya, mereka dibawa ke ruang BK terlebih dahulu sebelum menjalani hukuman.

"Kalian kenapa telat?" tanya Bu Mirna, guru yang membuka gerbang. Sekaligus yang mengantar mereka ke ruang BK.

"Motor saya mogok lagi, Bu," balas Gavin.

"Usahakan jangan sering telat, bisa berpengaruh sama nilai kalian nantinya," ucap Bu Mirna menasihati Gavin dan Caryn. Bu Mirna memang tak asing dengan sosok Gavin, siswa beasiswa yang sering mengikuti oilmpiade untuk mewakili sekolah. Bu Mirna tak terlalu tahu dengan Caryn, yang beliau ketahui hanya Caryn adalah pacar Gavin.

"Saya usahakan, Bu," balas Gavin dengan sopan. Sebenarnya cowok itu juga sangat menyukai kedisiplinan. Tapi apalah daya, kendaraan yang ia gunakan untuk pergi ke sekolah tidak mendukung. Terkadang ia tak enak hati dengan Caryn, gadis itu harus ikut dihukum bersamanya.

"Ibu tinggal ya. Ibu percaya kalau kalian anak yang jujur," ucap Bu Mirna.

"Iya, Bu," balas Gavin dan Caryn bersamaan. Detik berikutnya Bu Mirna berbalik arah, lalu meninggalkan mereka di depan ruang BK.

Gavin mengetuk pintu ruang BK. Setelah penghuninya mengizinkan masuk baru lah mereka masuk ke dalam. Pintu ruangan dengan julukan ruang keramat itu terbuka, menampilkan sesosok guru wanita dengan tatapan tajam menusuk.

"Silahkan duduk," ucap guru itu. Tanpa diperintah dua kali Gavin dan Caryn duduk dengan posisi sejajar.

"Kenapa telat?" tanya guru itu to the point. Bu Sifa, nama guru itu. Guru wanita yang terkenal killer di MSHS.

"Motor saya mogok, Bu. Jadi kami harus bawa ke bengkel dulu," ucap Gavin. Cowok itu hanya menunduk, tak berani menatap sang guru. Bukannya takut, tapi ia berusaha untuk sopan dengan Bu Sifa.

Bu Sifa mencatat apa yang Gavin ucapkan. Catatan itu ditulis di sebuah buku tebal yang kini masih tersisa beberapa lembar saja.

"Kalau tidak salah kalian sudah telat dua kali di bulan ini. Kalau kalian telat lagi, orang tua kalian akan saya panggil." Ucapan Bu Sifa membuat jantung Caryn berdebar dua kali lebih cepat.

"Baik, Bu," balas Gavin.

"Silahkan isi di sini," ucap Bu Sifa seraya menyodorkan sebuah kertas. Kertas itu yang akan ditunjukkan pada guru yang mengajar agar tahu jika mereka benar-benar telat, bukan suatu kebohongan.

Perlu waktu satu menit untuk menyelesaikan kegiatan menulis itu. "Hukuman kalian adalah membersihkan taman belakang sampai jam istirahat pertama," ucap Bu Sifa.

"Kalian boleh keluar, selesaikan hukuman kalian dengan baik," ucap Bu Sifa.

"Kami izin keluar, Bu," ucap Gavin. Selanjutnya cowok tampan berwajah lokal itu berdiri dari duduknya, tentunya diikuti oleh Caryn.

Bastard BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang