d u a p u l u h d u a

5.2K 213 18
                                    

Jangan lupa vote yaa!

Jam menunjukkan pukul tujuh malam, saat ini Caryn tengah berkutat di dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam menunjukkan pukul tujuh malam, saat ini Caryn tengah berkutat di dapur. Ia sedang menyiapkan makan malam untuk dirinya sendiri, hanya mi instan rebus yang diberi tambahan sayuran dan telur.

Sebenarnya kepala Caryn masih terasa pusing karena efek pingsan siang tadi, namun rasa lapar membuat Caryn mau tak mau harus bangkit dari ranjangnya. Ia sadar jika makanan yang ia masak saat ini tidaklah sehat, namun ia cukup malas untuk memesan makanan lewat ojek online, salah satu alasannya karena harus menunggu dengan waktu yang lumayan lama.

Tiga menit kemudian mi instan yang ia buat telah matang, dengan berhati-hati Caryn menuangkan mi itu ke dalam mangkuk yang telah berisi bumbu dan juga bubuk cabai. Ia mengaduknya sebentar sebelum menaruhnya ke meja makan.

"Kotor banget, sih," gumam Caryn saat melihat meja makannya telah dihinggapi debu.

Sudah beberapa hari terakhir ini asisten rumah tangga yang bertugas membersihkan rumahnya tidak datang. Hal itu membuat rumahnya berdebu dan kotor, sebenarnya Caryn cukup risih dengan kondisi rumahnya saat ini, namun baru membayangkan untuk membersihkan rumah sebesar ini sudah membuat ia malas.

Caryn mengambil sebotol air mineral untuk mendampingi mi instan yang ia masak. Ia tersenyum selama beberapa saat sebelum menyantap makanannya dalam diam. Sebenarnya hatinya terasa sesak tiap kali ia makan di rumah sendirian seperti saat ini, ia memiliki segalanya, namun tidak dengan kasih sayang orang tuanya. Kadang ia berpikir jika kelahirannya tidak begitu diharapkan oleh papa dan mamanya yang gila kerja.

Ia mengurungkan suapan keempatnya saat suara bel rumah terdengar nyaring. Dengan malas Caryn berjalan meninggalkan ruang makan menuju pintu utama. Gadis itu memelankan langkahnya saat hampir sampai di pintu utama, ia hanya takut jika yang datang adalah Abrisam. Pasalnya cowok bangsat itu tidak bisa ditebak, buktinya cowok itu bisa datang ke rumahnya, padahal ia tidak pernah memberitahukan alamat rumahnya kepada Abrisam sebelumnya.

Caryn menyibak sedikit tirai yang menutupi jendela di dekat pintu guna mengintip siapa yang menekan bel. Ia mendesah lega saat melihat orang tuanya lah yang ada di balik pintu. Tanpa berlama-lama lagi Caryn membukakan pintu untuk mereka.

"Mama! Papa!" pekik Caryn. Binar bahagia terlihat dari raut wajahnya.

"Caryn, bagaimana kabarmu, Sayang?" tanya Maya–mamanya Caryn.

"Seperti yang Mama lihat, Caryn baik-baik aja," balas Caryn antusias. Sekesal apapun Caryn pada orang tuanya, ia masih tetap menyayangi mereka.

Maya mengusap rambut Caryn selama beberapa saat. "Syukurlah, Mama seneng dengernya."

"Kalo Mama sama Papa gimana kabarnya? Caryn sempet khawatir karena chat Caryn nggak kalian balas sejak empat hati yang lalu," tanya Caryn dengan mata menatap Maya dan David–papa Caryn secara bergantian.

Bastard BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang