d u a p u l u h

5.5K 234 16
                                    

Jangan lupa buat vote ya!

Vela terlihat gelisah di tempat duduknya, pasalnya sudah dua puluh menit handphone miliknya bergetar, pertanda ada orang yang menelponnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vela terlihat gelisah di tempat duduknya, pasalnya sudah dua puluh menit handphone miliknya bergetar, pertanda ada orang yang menelponnya. Tangannya sudah gatal ingin mengangkat panggilan ini, namun saat ini Bu Siska sedang marah-marah di depan kelas. Alasannya, nilai ulangan harian satu kelas tidak ada yang lebih dari tujuh puluh, nilai yang sangat kecil jika dibandingkan kelas lain.

Gadis itu mengedarkan tatapannya pada penjuru kelas, semua siswa di kelasnya hanya diam dengan raut wajah tengang, mendengarkan ceramah Bu Siska yang seakan tidak ada habisnya. Apalagi Alice, sang sahabat yang duduk persis di depannya, gadis penakut itu terlihat tenang dalam duduknya. .

Ada satu hal yang membuat Vela khawatir, yaitu Caryn. Gadis itu belum terlihat juga sampai saat ini, padahal pagi tadi dia mengirim pesan di grup yang beranggotakan mereka bertiga, ia bilang bahwa sedang dalam perjalanan menuju sekolah. Tapi sampai saat ini Caryn tidak kelihatan sama sekali.

Rasa khawatir pada Caryn dan keingintahuannya dengan si penelpon membuat Vela ingin melakukan sesuatu hal.

Vela mengirup napas dalam-dalam sebelum akhirnya memberanikan diri mengangkat tangannya. "Maaf menyela, Bu. Saya mau minta izin ke toilet, perut saya sakit banget."

Mendadak Vela menjadi pusat perhatian, teman sekelasnya menyayangkan sikap Vela yang bisa saja membuat Bu Siska bertambah marah. Namun Vela tidak peduli, keingintahuannya dengan si penelpon lebih besar daripada ketakutannya pada Bu Siska.

Vela memasang wajah sedramatis mungkin agar Bu Siska percaya, ia juga memegang perutnya agar sandiwaranya berjalan dengan lancar.

"Nggak sopan kamu ya! Menyela saya yang baru bicara, itu sama saja kamu nggak menghargai saya sebagai guru kamu!"

Ketakutan mereka benar-benar terjadi, Bu Siska yang semula sudah berapi-api malah terbakar karena Vela. Apalagi raut wajah yang Bu Siska tunjukkan seperti ingin memangsa anak didiknya hidup-hidup.

"Tapi perut saya sakit banget, Bu. Nanti kalo saya mencret di sini gimana?" ucap Vela. Ekspresi wajahnya dibuat sedemikian rupa agar teman sekelasnya percaya, terkhusus Bu Siska tentunya.

"Ya sudah, sana ke toilet. Kalau sudah selesai langsung kembali ke kelas!" perintah Bu Siska.

Vela meraih handphone miliknya dengan gerakan cepat, kemudian ia masukkan ke dalam saku rok abu-abu yang ia kenakan. Lantas ia berdiri dari duduknya, lalu berjalan dengan langkah cepat dengan tangan memegangi area perut, seolah-olah perutnya terasa sakit sungguhan.

"Makasih, Bu. Saya janji bakal balik ke kelas," pungkas Vela. Selanjutnya ia berjalan tergesa keluar dari kelas.

Ia bernapas lega saat berhasil keluar dari kelas dan mengelabuhi Bu Siska. "Untung aja Bu Siska percaya sama gue."

Gadis itu celingukan setelah berada di luar kelas. Melihat kondisi koridor sekolah yang sepi membuat Vela menjalankan aksinya, ia segera meraih ponselnya yang berada di dalam saku rok, kemudian mengotak-atik benda canggih itu.

Bastard BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang