e m p a t p u l u h

4.8K 277 26
                                    

165 vote buat next part ya! Sebelum baca alangkah baiknya menyiapkan mental terlebih dahulu

165 vote buat next part ya! Sebelum baca alangkah baiknya menyiapkan mental terlebih dahulu☺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang siswi kelas sebelas terlihat celingukan kala keluar dari gerbang sekolah. Kegiatan pembelajaran telah selesai sekitar dua puluh menit yang lalu, hampir seluruh siswa telah meninggalkan area sekolah, kecuali beberapa anak yang memliki kepentingan di sekolah.

Gadis itu terlihat berlari kecil ke arah seorang cowok yang tengah duduk di atas motor hitamnya. Menyadari jika ada orang yang mendekat, cowok berjaket denim itu mengalahkan tatapannya dari ponsel yang berada di genggamannya.

"Ck! Lama banget," sinisnya.

"Ya gue kan nunggu sekolah sepi dulu," balas sang gadis.

"Gue udah nunggu di sini lebih dari sepuluh menit, dan lo dengan santainya nunggu sekolah sepi?"

"Maaf, Sam. Tapi gu—"

"Jangan kebanyakan bacot, cepet naik," potong cowok itu.

Dengan berat hati gadis yang kerap disapa Caryn itu naik ke motor Abrisam. Tanpa aba-aba terlebih dahulu Abrisam melajukan motornya dengan kecepatan lumayan tinggi. Untung saja Caryn bisa menjaga keseimbangan tubuhnya dengan baik, jika tidak ia pasti sudah terbaring tak berdaya di aspal.

Caryn tidak mengerti mengapa Abrisam tiba-tiba mengirimkan pesan melalui WhatsApp, cowok itu memberitahu lewat pesan singkat jika ia telah berada di depan Moonlight Senior High School. Tentu saja hal itu membuat Caryn terkejut sekaligus was-was. Ia takut para penduduk sekolah mengetahui kedekatan mereka berdua. Beberapa minggu terakhir Caryn dan Abrisam memang berangkat bersama, namun Caryn selalu meminta turun terlebih dahulu di halte, jaraknya sekitar setengah kilometer dari MSHS.

Tidak kurang dari setengah jam akhirnya mereka telah sampai di basement apartemen tempat mereka tinggal. Tanpa mengatakan apapun Abrisam berjalan menuju lift. Tentunya dengan Caryn di belakangnya.

Caryn merasa Abrisam berbeda dari biasanya, ia lebih banyak diam. Namun tatapannya masih saja tajam menusuk. Sebenarnya ia ingin menanyakan perihal penyerangan seperti yang dibicarakan oleh para siswa di sekolah, tapi Caryn gengsi untuk bertanya terlebih dahulu.

Kurang dari satu menit, kotak baja itu berhenti di lantai tujuan. Dengan cepat Abrisam menekan salah satu tombol, membuat pintu dari kotak besar itu otomatis terbuka. Lagi-lagi tidak ada obrolan di antara mereka, sepasang manusia itu fokus dengan pikiran masing-masing.

Dari belakang, Caryn mengamati pergerakan Abrisam. Dahinya berkerut ketika melihat Abrisam melewati unit apartemennya, malah cowok itu berhenti di depan pintu unit apartemen Caryn. Sebenarnya Abrisam dalam keadaan sadar atau tidak, sih?

Gadis itu semakin heran kala Abrisam mengeluarkan kartu akses dari saku jaketnya, tanpa ragu cowok itu menempelkan kartu itu pada alat pendeteksi yang berada di bawah handle pintu. Ajaibnya pintu unit apartemen Caryn bisa terbuka. Sekarang Caryn tahu bagaimana cowok itu bisa masuk ke dalam apartemennya dengan mudah.

Bastard BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang