d u a p u l u h l i m a

5.4K 234 33
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak yaa!

"Caryn, kami berangkat sekarang, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Caryn, kami berangkat sekarang, ya. Kamu baik-baik di sini, uang buat beli kebutuhan kamu udah Mama transfer, uang sekolah kamu juga udah Mama bayar lunas sampai kamu lulus. Nanti kalau kamu liburan sekolah main ke sana ya, ajak Abrisam juga."

"Iya, Ma," balas Caryn.

"Abrisam, Om titip Caryn, ya," ujar David seraya menepuk pundak Abrisam beberapa kali.

Abrisam menganggukkan kepalanya seraya berucap, "dengan senang hati, Om."

Maya berjalan dua langkah mendekati Caryn, kemudian memeluk anak semata wayangnya dengan singkat seraya membisikkan sebuah kata maaf.
Caryn membalas pelukan sang mama dengan erat, sebab ia tidak tahu lagi kapan ia akan memeluk Maya seperti ini.

Sepuluh detik berikutnya Maya mengurai pelukan mereka. "Mama sama Papa berangkat dulu, ya."

"Hati-hati di jalan, Ma, Pa," ucapnya nyaris tak terdengar.

Selanjutnya sepasang suami istri itu berjalan meninggalkan unit apartemen Caryn, membiarkan anak gadisnya berada dalam satu ruangan bersama cowok bajingan itu.

Caryn terkesiap kala Abrisam mendorong tubuhnya hingga terjatuh di sofa, ia hanya bisa menahan napasnya saat sadar jika posisi mereka saat ini sangat intim. Caryn setengah berbaring dengan tubuh bagian atas bersandar pada sofa, sedangkan tubuh bawahnya menjulur hingga menyentuh lantai. Posisi Abrisam berada di atas tubuhnya, wajah mereka hanya berjarak sepuluh senti, jika saja cowok itu melepaskan lengannya, dapat dipastikan tubuh Abrisam menindih tubuh mungil Caryn.

"Jangan gerak! Atau lo bakal nyesel," ancam Abrisam saat Caryn berusaha memberontak dari posisinya saat ini.

"J-jangan g-ini, Sam," cicit Caryn. Ia merasa was-was berada di posisi seperti ini, pasalnya Caryn tidak berdaya, ia tidak bisa memberikan perlawanan.

"Kenapa? Terserah gue mau kayak gimana. Lo masih inget kan? Tugas lo cuma nurut semua ucapan gue, nggak ada bantahan ataupun penolakan," tekan Abrisam. Matanya berkilat tajam, menandakan jika cowok itu serius dengan ucapannya. 

"Lo tahu? Gue suka lihat lo nggak berdaya kayak gini," bisik Abrisam tepat di telinga Caryn.

Perkataan Abrisam membuat bulu kuduk meremang. Hembusan napas cowok itu terasa menggelitik telinganya. Seketika Caryn tersadar saat Abrisam kembali menghembuskan napas tepat di telinganya. Ini sangat tidak benar, jika ia membiarkan tindakan cowok itu, sama Caryn menyerahkan dirinya begitu saja.

Dengan sekuat tenaga Caryn mendorong Abrisam dari atas tubuhnya. Berhasil! Sepertinya cowok itu tengah lengah, terbukti ketika Caryn mendorongnya, tubuh Abrisam terjengkang hingga jatuh ke lantai.

Caryn segera bangkit dari sofa, kemudian berlari sekuat tenaga menuju kamar tidurnya, dengan tangan bergetar ia mencoba membuka pintu kamar yang masih terkunci. Gadis itu berhasil membuka kamar tidurnya, namun ia kalah cepat dengan Abrisam, cowok itu berhasil menyelinap masuk pada celah pintu yang belum tertutup sempurna. Bahkan Abrisam berhasil merebut kunci kamar yang masih berada di tangan Caryn.

Bastard BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang