[Update Setiap Sabtu]
Disarankan follow sebelum membaca⚠️
16+
Hidup Caryna Jasmine yang semula baik-baik saja seketika berubah saat ia tak sengaja mengintip kegiatan Abrisam Chandra, ketua CRUELBOYS. Hanya karena ketidaksengajaan yang Caryn lakukan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah lebih dari tiga puluh menit Caryn berada di posisinya, membonceng motor ninja yang dikendarai oleh Abrisam. Berada di posisi seperti sekarang ini selama berpuluh menit membuat punggung dan pantatnya terasa pegal. Sepertinya Abrisam memang sengaja membuatnya tersiksa seperti ini.
Seiring bertambahnya detik, langit yang semula berwarna jingga berubah gelap dengan perlahan. Membuat pencahayaan dari matahari kian meredup.
Caryn tidak tahu mereka akan pergi ke mana, Abrisam tidak mengatakan hal apapun saat mengajaknya tadi. Cowok itu hanya menyuruh Caryn mengenakan celana panjang dan juga hoodie sebagai atasan.
Sepanjang perjalanan Caryn mengamati jalan ini. Sebab, jalan yang mereka lewati nampak asing di mata Caryn. Sebenarnya jalan yang saat ini mereka lewati tak beda jauh dengan jalan pada umumnya. Yang membedakannya, untuk ukuran jalan raya, jalan ini terasa mencekam, pohon-pohon besar tertanam rapi di tepiannya, pencahayaannya pun terbilang redup, selain itu, jarang sekali ada pengendara lain yang berlalu lalalng, bahkan hampir tidak ada.
Tak terasa Abrisam dan Caryn telah berada di penghujung jalan. Lantas Abrisam membelokkan motornya ke arah kanan, melewati jalan setapak yang cukup terjal. Caryn tidak percaya jika daerah ini berada di kawasan Jakarta. Sebab jalan ini sangat kontras dengan jalan-jalan besar di Jakarta.
Tidak memerlukan waktu yang lama, motor Abrisam berhenti di sebuah rumah minimalis berlantai dua. Gadis itu mengernyit heran saat matanya memandang ke arah sekitar, sepertinya daerah ini akan dibangun menjadi perumahan, terbukti dari beberapa bangunan yang masih dalam proses pembangunan. Diantara sekian banyak bangunan, hanya rumah ini lah yang paling sempurna.
"Kenapa celingukan kayak gitu? Takut?"
"Menurut lo?" ketus Caryn.
"Selagi lo nurut sama gue, lo bakalan aman."
'Aman dari orang lain, tapi nggak aman dari lo.'
Abrisam meraih tangan Caryn, mengajaknya agar berjalan berdampingan. Ada yang berbeda dari sikap Abrisam, cowok itu lebih lembut dari biasanya, bahkan genggaman tangan Abrisam terasa tulus, tidak ada unsur pemaksaan seperti sebelumnya.
Caryn hanya menurut ketika Abrisam mengajaknya untuk masuk ke dalam rumah. Penampakan dari luar, rumah ini memang terlihat normal, namun ketika pintu utama terbuka, Caryn dibuat tidak percaya dengan dalamnya.
Ruangan di dalam rumah ini tidak memiliki sekat, hanya berupa sebuah ruangan yang mirip dengan aula. Ketika pintu terbuka, pemandangan yang pertama kali Caryn lihat adalah segerombolan cowok dengan jaket CB. Jumlahnya tidak main-main, ada sekitar tujuh puluh orang lebih berkumpul dalam satu ruangan. Parahnya lagi hanya Caryn satu-satunya cewek di sini.
Perasaan gugup menyelimutinya saat berpuluh pasang mata menatapnya dengan berbagai ekspresi. Melihat wajah para laki-laki itu membuat Caryn sedikit ketakutan, ia mengeratkan tautan tangannya dengan Abrisam.