"Bisa dibaca bab lengkapnya di Fizzo"
"Aquila hamil anak aku, Bunda!" suara serak itu membuat semua orang terkejut.
Aquila yang akan membuka pintu menegang, ia tak menyangka Regan akan sadar saat dirinya belum pergi dari sana. Ditambah lagi kini Ren...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di tengah malam Aquila terbangun karena merasa haus tapi air yang biasanya di dekat ranjangnya habis. Akhirnya ia turun ke bawah untuk mengambil minuman, suasana rumah sangat sepi dan sedikit gelap. Dengan memberanikan diri ia keluar dengan senter untuk mencari saklar lampu. Kegelapan sangat menakutkan, Aquila tidak pernah keluar dari kamarnya ketika tengah malam. Dengan terburu-buru Aquila turun ke lantai satu agar cepat sampai di lantai bawah. Saking terburu-buru dan takutnya ia tak sengaja menabrak fas bunga yang ada di sekat tangga.
Praaaang
Suara fas jatuh yang sangat keras itu membuat Regan yang tidur di sofa langsung terbangun. Ia segera mencari saklar untuk menyalakan lampu. Melihat sekeliling untuk mencari siapa yang menjatuhkan fas, karena di rumah besar itu hanya ada dirinya dan Aquila.
" Aquila, lo kenapa ? Ngapain malem-malem keluyuran gini ayo bangun " Regan merasa tubuh gadis itu bergetar dengan keringat dingin yang membasahi kulitnya
" Aku takut gelap " bisik Aquila sangat pelan
" Kalo takut gelap kenapa keluar kamar ? " Tanya Regan sedikit meninggikan suaranya
Karena Aquila memeluknya dengan erat, akhirnya Regan menggendong gadis itu untuk pergi ke kamarnya. Tubuh Aquila sangat ringan bagi seorang Regan yang memiliki tubuh kekar.
" Aku haus " Regan menatap manik mata Aquila lama
" Ya udah tunggu sini " Regan beranjak meninggalkan kamar Aquila
Sepeninggalan Regan, Aquila sedikit murung. Ia sebenarnya tidak suka dengan Regan yang mengklaim dirinya sebagai pacar. Selama ini mereka hidup di satu sekolah yang sama dan Aquila selalu mendapat bullying dari teman-temannya. Lalu kenapa Regan tiba-tiba mau membantunya tanpa di minta. Bahkan selama ini Aquila juga tidak pernah ingin tau bagaimana rasanya dekat dengan Regan. Cowok dingin yang cuek dengan sekitar, Aquila lebih ingin menjadi teman Rain karena baik dan perhatian pada siapapun.
Selama dekat dengan Regan beberapa hari ini, ia jadi jarang keluar rumah untuk bertemu teman-temannya. Cowok yang mengaku sebagai pacarnya itu benar-benar mengawasi Aquila seperti seorang tahanan. Ia juga harus menjaga penampilan agar tetap terlihat cupu meskipun di rumah. Itu karena ada Regan, jika tidak ada sudah pasti ia akan mengenakan baju terbuka seperti biasanya.
" Nih " Aquila terkejut bukan main karena tiba-tiba Regan menyodorkan segelas air putih padanya
" Makasih " ucap Aquila pelan
Regan tak menjawab, malah langsung duduk di sebelah Aquila. Memandang wajah cantik Aquila dalam, merasa di perhatikan oleh Regan. Aquila segera menghabiskan air minumnya dan meletakkan gelas di nakas. Regan masih betah memandangi wajah Aquila yang tampak gugup sekaligus salah tingkah. Ketika Aquila sudah merebahkan dan akan menarik selimut. Regan dengan cepat menindih tubuh Aquila, seketika Aquila menutup matanya kaget.