Mobil mewah itu bertabrakan dengan mobil di depannya, bersamaan dengan suara petir yang menggelegar. Mobil yang di kendarai Regan berguling ke arah kiri, sedangkan mobil lawan juga berguling dan meledak karena terpental tak kalah keras. Kecelakaan yang terjadi pada dua kendaraan yang sama-sama parah itu, juga menumbuhkan kecelakaan beruntun hingga beberapa kendaraan lainnya saling bertabrakan. Hujan yang tadinya lebat kini mulai mereda, seakan tau ada nyawa yang tengah mengalami kesulitan.
" Regaaan "
" Regaaan buka mata kamuu "
Aquila berusaha membangunkan Regan yang menutup mata, meskipun ia juga merasa sakit pada kepalanya yang terbentur cukup keras. Sambil memeluk putri kecilnya yang tampak baik-baik saja dalam pelukannya.
Bayi perempuan yang kini membuka mata indahnya menatap pada Aquila. Melihat bagaimana ibunya berusaha membangun sang Ayah yang tak sadarkan diri.
" Regaann hiks " Aquila mulai putus asa
" Sayaang maaf " ucap Regan dengan mata tertutup.
" Regan buka mata sampe ada bantuan aku mohon " Aquila mulai merasa tak sanggup membuka mata, kepalanya pusing dan matanya terasa berat
Keduanya sudah mulai kehilangan kesadaran, darah terus mengalir dari kepala dan anggota badan lainnya yang terluka. Sedangkan bayi Victoria terus diam didalam pelukan Aquila dengan mata terbuka. Sampai sebuah bantuan datang menyelamatkan ketiganya.
Dari kejauhan, terlihat mobil berwarna hitam berhenti. Terdapat dua orang tengah melihat kecelakaan yang terjadi sejak tadi, sebelum ada pertolongan datang.
" Aquila sama kedua anaknya harus mati, gue gak rela kalo sampe mereka baik-baik aja." kata salah satu orang dalam mobil itu.
" Setelah itu kita urus cewek bego yang selalu bareng Arnold. Gue juga gak rela ya. Cowok sesempurna Arnold, sama cewek cupu kaya Aquila " jawab gadis itu
Tak lama mereka meninggalkan tempat itu setelah melihat tubuh Regan sudah berhasil di selamatkan dari dalam mobil. Dan seorang bayi yang juga di temukan oleh seorang petugas.
Disisi lain mobil Arnold berhenti di sebuah toko bayi, membeli selimut untuk Vincent yang terus saja menangis. Mereka pikir bayi itu menangis karena kedinginan akibat hujan terlalu lebat. Akhirnya mereka tidak melanjutkan perjalanan, memilih tetap berada di dalam toko yang lebih hangat untuk Vincent. Aya sudah
" Duh sayang kamu kenapa, heum. Gendongan aunty gak nyaman ya ? " Tanya Aya pada Vincent yang terus saja bergerak tak nyaman
" Sabar ya, nanti ketemu mommy. Kamu jangan nangis lagi ya aunty udah peluk kamu dengan posisi senyaman mungkin " Aya terus berbicara pada Vincent sampai-sampai tidak sadar jika Arnold terus menatapnya dengan tersenyum
" Kamu udah cocok jadi Mama, Ay " ujar Arnold
" CK, apa si " dengus Aya
" Nikah yuk Ay, entar kita buat anak sendiri biar gak pinjem anak orang " ajak Arnold
" Dikira nikah gampang apa, harus siap mental dan batin kalo nikah sama kamu " ujar Aya
" Lah, kenapa? "
" Hujannya udah reda, ayo anterin Vincent ke orang tuanya dulu " Aya sengaja mengalihkan pembicaraan.
Aya berjalan meninggalkan Arnold yang masih duduk menahan emosi. Bisa-bisanya Aya yang menyukainya dalam diam menolak ajakan untuk menikah. Selama ini Arnold sudah tau dengan jelas gadis itu menyukai dirinya.
***
Di sebuah rumah sakit para dokter dan perawat berlarian setelah kedatangan cukup korban kecelakaan. Bahkan saking parahnya ada darah berceceran di lantai rumah sakit. Terdapat beberapa anak kecil yang menjadi korban dalam kecelakaan, dan seorang bayi cantik hanya diam dalam gendongan seorang dokter wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated Love [END]
Roman d'amour"Bisa dibaca bab lengkapnya di Fizzo" "Aquila hamil anak aku, Bunda!" suara serak itu membuat semua orang terkejut. Aquila yang akan membuka pintu menegang, ia tak menyangka Regan akan sadar saat dirinya belum pergi dari sana. Ditambah lagi kini Ren...