Gatau kenapa aku pengen up hari ini, padahal kemaren udah up kan
Kayaknya aku kangen kalian deh
Jaga diri baik-baik yaa
Jangan sakit
Janga flu
Jangan lupa makan pokoknya
Gak boleh diet
Makan makanan sehat ya 💚
Selamat membaca semoga bisa menemani hari Senin 🌟
Setelah membaik dan melakukan terapi untuk kesembuhannya Regan kini sudah bisa melakukan kegiatan seperti sebelumnya. Ia terpaksa pulang keruma orang tuanya karena belum bisa mengurus anak-anaknya sendiri. Semangat, kembali hadir pada diri Regan saat melihat kedua buah hatinya, terlebih Victoria yang kini juga membaik setelah kecelakaan. Sekarang ini Regan tengah menidurkan kedua buah hatinya di box bayi. Mereka selalu rewel saat Regan tidak menemani mereka sebelum tidur.
"Anak-anak Daddy sabar ya sayang, nanti kita cari mommy bareng-bareng ya." ujar Regan seraya mengelus puncak kepala Vincent yang masih membuka matanya lebar.
Putranya selalu di gendong sebelum tidur, biasanya sang istri selalu menggendong Vincent hampir satu jam lamanya agar anak itu tertidur. Dengan keyakinan dan keberanian, Regan menarik nafas lalu membuangnya perlahan sebelum akhirnya memberanikan diri untuk menggendong Vincent. Renatha, sang ibu sudah beberapa kali mengajari cara menggendong bayi dengan benar.
"Daddy gendong, tapi kamu harus cepet tidurnya ya. Kalo gendong terlalu lama seperti mommy, Daddy nggak berani. Takutnya nanti kamu malah jatuh." ujar Regan lembut.
Ia mulai membawa tubuh mungil sang putra kedalam dekapannya, ini kali pertama Regan berani menggendong bayinya. Selama ini ia hanya bisa mengelus dan memperhatikan orang-orang bergantian menggendong anak-anaknya. Namun sekarang ia harus benar-benar bisa menggendong putranya, karena kondisinya sudah tak seperti dulu lagi. Tangannya tak henti-hentinya menepuk bokong Vincent pelan, agar bayi itu cepat terlelap.
Regan sesekali mengecup kening sang putra, mungkin jika tidak ada anak-anaknya ia tidak akan bisa bangkit seperti sekarang ini. Keberadaan kedua anaknya membuat Regan benar-benar bersyukur, setidaknya ia masih bisa memeluk dan mencium yang ada hubungannya dengan Aquila. Meskipun kenyataannya seperti ini benar-benar membuat dunianya seakan runtuh.
Setelah Vincent tertidur dengan nyenyak, Regan menidurkan sang putra ke box bayi. Lalu ia keluar untuk menemui sekretaris yang sudah menunggu dirinya di luar sejak tadi. Ia sungguh merasa tidak enak telah membuat seseorang menunggu begitu lama.
"Maaf, kamu harus menunggu lama." ujar Regan merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa pak, ini juga kesalahan saya yang datang di akhir pekan." ucap seorang wanita cantik yang usianya terlihat seumuran dengan Regan.
" Jadi ada kepentingan apa, anda sampai menemui saya di bari libur seperti ini? " Tanya Regan tanpa berbasa-basi
" Jadi begini, klien kita yang dari Amerika ingin menemui bapak secara langsung dua hari lagi di Australia karena beliau tengah perjalanan bisnis disana. Dia memaksa agar bisa bertemu secara langsung karena ingin membicarakan kerja sama antara perusahaan kita lebih cepat " jelas sekretaris Regan
" Saya tidak bisa menemui mereka dalam waktu dekat ini, anak-anak saya baru saja terpisah dari ibunya. Saya tidak tega meninggalkan mereka perjalanan jauh, apapun resikonya nanti, saya tetap tidak bisa pergi. Tolong sampaikan maaf saya karena tidak bisa datang menemui mereka." putus Regan
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated Love [END]
Romantizm"Bisa dibaca bab lengkapnya di Fizzo" "Aquila hamil anak aku, Bunda!" suara serak itu membuat semua orang terkejut. Aquila yang akan membuka pintu menegang, ia tak menyangka Regan akan sadar saat dirinya belum pergi dari sana. Ditambah lagi kini Ren...