bab 25

4.3K 626 53
                                        

Aya tak kunjung berhenti menangis di pelukan Arnold, tubuhnya masih bergetar hebat mengingat kejadian tadi. Regan yang khawatir pada istri dan calon anaknya terus berdiri di depan pintu ruangan tempat Aquila di periksa. Nafasnya memburu, sekelebat ingatan mimpi malam itu kembali muncul dalam otaknya.

Melihat Aya yang masih menangis di pelukan Arnold membuat Regan iba pada gadis itu. Bahkan Aya juga tak berhenti menyalahkan dirinya atas kejadian ini.

" Ay, kemu tenang dulu ya. Jangan nangis terus, nanti kamu drop lagi " bisik Arnold

" Aya takut, kalo Aquila sama anaknya kenapa-napa gimana? " Tanya gadis itu dengan suara yang menahan tangis

" Bentar, Ay pipi kamu kenapa kaya habis di pukul gini? " Arnold baru sadar pipi Aya merah bukan karena menangis melainkan karena bekas pukulan

" Tadi Aya di tampar sama cewek namanya Elsa, Aquila juga di dorong sama dia. Cewek yang namanya Sonia marah karena dulu Regan nolak dia dan milih Aquila, jadi dia jambak Aquila sama di tampar " jelas Aya dengan suara pelan

" Sial, mereka cari mati " geram Regan, rahangnya mengeras, tangannya terkepal kuat hingga otot-ototnya terlihat jelas

" Kita urus mereka kalo udah tau keadaan Aquila " kata Arnold

Regan memejamkan matanya guna menetralisir perasaan yang campur aduk, ia ingin segera memberi pelajaran pada Sonia dan teman-temannya. Tapi ia tidak bisa meninggalkan Aquila sebelum tau keadaan istrinya seperti apa.

Bukk

Satu pukulan tiba-tiba mendarat di pipi Regan, membuat amarahnya semakin menjadi-jadi. Saat tau siapa yang memukul dirinya, ia hanya bisa diam.

" Sudah berapa kali kamu membuat adik saya seperti ini " bentak Andre penuh amarah

Matanya menatap tajam Regan yang hanya bisa tertunduk, kedua tangannya mencengkram kuat kerah baju Regan.

" Saya mau setelah anak itu lahir, kalian pisah " kata Andre pada akhirnya, melepaskan cengkeramannya dari Regan

" Aquila gak akan mau pisah " ujar Regan percaya diri

cklek

Suara pintu ruangan Aquila terbuka, Regan segera mendekati seorang dokter yang baru saja keluar.

" Dokter bagaimana keadaan istri saya? " Tanyanya khawatir

" Istri anda baik-baik saja, tapi kandungnya lemah karena mengalami banyak pendarahan. Jadi dia harus melakukan istirahat total selama beberapa hari. Dan harus di rawat inap " jelas dokter itu

" Apa sekarang saya boleh menemui istri saya dokter? " Tanya Regan lagi

" Silakan, tapi jangan terlalu banyak orang yang masuk " kata sang dokter

Regan buru-buru masuk ke ruangan dimana Aquila masih belum sadarkan diri. Dadanya sesak kala sang istri harus kembali masuk ke rumah sakit.

Regan pov

   Kenapa harus Aquila lagi yang susah, kenapa bukan aku aja yang dapat rasa sakit. Aku rela merasakan sakit apapun demi dia, asal istri ku baik-baik saja.

   Mimpi buruk malam itu membuat ku semakin yakin kalo akan ada sesuatu besar yang menghantam rumah tangga kami. Apapun itu, aku berharap Aquila baik-baik saja. Biar semua rasa sakit yang akan hadir untuk ku.

" Eungh " lenguh Aquila

   Dia sudah sadar, akhirnya wanita ku kembali sadar. Perlahan mata indahnya terbuka, keningnya mengkerut. Mungkin dia merasa asing dengan tempat yang sekarang di lihat.

Fated Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang