Haii
Hehe
Kembali lagi nih
Aku lagi kebelet up, gara-gara nggak sabar Aquila ketemu sama Regan.
Btw, makasih banyak atas semua dukungan yang kalian kasih buat aku lupa yaa.Selamat membaca semuanya
Warning Typo ❗❗
2
8/09/22
Regan membuang nafas pasrah, keputusannya sudah bulat. Ia akan melepaskan Aquila dan memulai semuanya dari awal. Ia tidak ingin kehilangan lagi kedepannya. Satu persatu foto Aquila yang ia pajang di kamar itu, ia masukkan ke dalam kardus. Bahkan pakaian yang ia siapkan untuk sang istri sudah tidak ada di dalam lemari.
"Abang yakin mau nyerah, nak?" tanya Renatha sekali lagi.
Regan menghentikan aktivitasnya mengambil semua foto Aquila. Di sana memang ada begitu banyak foto yang ia letakkan di kamarnya.
"Berat dan nggak rela. Itu yang Regan rasakan Bunda, tapi kalau Regan berusaha mendapatkan Aquila, dan mempertaruhkan keselamatan anak Regan. Lebih baik, Regan berhenti. Regan akan besarkan Vincent dengan tangan Regan sendiri, kita akan hidup bahagia berdua." jawabnya dengan tersenyum getir.
Tak menyangka jika, hidupnya bisa serumit ini. Padahal dulu Regan selalu berpikir bahwa ia dan Aquila akan selalu bersama dalam keadaan apapun. Meskipun tidak memiliki apa-apa, asal bersama dengan anak-anak mereka. Itu tidak masalah, tapi sekarang ia memiliki segalanya. Namun, Aquila di bawa pergi oleh kakaknya, dan putrinya juga kembali ke pelukan tuhan.
"Apa pun, keputusan kamu. Bunda akan dukung, asalkan itu membuat kamu bahagia." kata Renatha
Sudah dua hari sejak kematian Victoria, suasana rumah Renatha begitu sunyi. Tak ada lagi kegaduhan Kate Revan dan Regan yang berdebat karena si kembar. Rumah besar itu seakan mati, tidak ada canda tawa yang menghiasi seperti biasanya.
"Bunda, Giselle nangis nih. Kayaknya dia nyariin bunda, pas bangun nggak ada." Renatha tersenyum melihat putri cantiknya terlihat masih menangis di dalam gendongan Rain.
"Aduh anak bunda, kok si cantik manis. Sini sama bunda, kamu tidur lagi ya." Giselle langsung memeluk leher Renatha, menyandarkan kepalanya di pundak sang ibu.
Sepeninggalan bunda dan adiknya, Rain berjalan mendekati ranjang kakaknya. Ia tersenyum melihat kakaknya yang memutuskan untuk melupakan Aquila. Ia tidak tau seperti apa rasanya melupakan orang yang di cintai, karena selama ini Rain belum merasakan apa itu yang namanya cinta.
Ia hanya merasakan ketertarikan pada seorang gadis yang ia lihat, namun untuk lebih dari tertarik, itu tidak pernah terjadi. Karena beberapa gadis yang ia temui benar-benar tidak ada yang bisa membuat dadanya berdebar, seperti yang Regan katakan.
"Gue harap, hidup lo dan Vincent kedepannya akan bahagia. Dan nggak akan ada bayang-bayang masalalu." ujar Rain
Regan berdecih, mana bisa tidak ada bayang-bayang masalalu. Jika melepaskan Aquila saja rasanya seperti kehilangan separuh hidupnya. Dan sekarang ia juga kehilangan putrinya, rasanya sisa hidupnya sudah sangat kecil. Mungkin tidak ada Vincent, ia juga akan mati secara perlahan nantinya.
"Aquila segalanya bagi gue, terlepas dari kakaknya yang egois. Aquila adalah satu-satunya wanita yang akan gue cintai seumur hidup, dan sampai akhir hayat. Jadi mustahil, hidup gue nggak akan terbayang-bayang masalalu." kata Regan
![](https://img.wattpad.com/cover/258333149-288-k876276.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated Love [END]
Romansa"Bisa dibaca bab lengkapnya di Fizzo" "Aquila hamil anak aku, Bunda!" suara serak itu membuat semua orang terkejut. Aquila yang akan membuka pintu menegang, ia tak menyangka Regan akan sadar saat dirinya belum pergi dari sana. Ditambah lagi kini Ren...