Haloo
Regan kembali lebih cepat Minggu ini.
Semoga kalian suka sama part ini, jangan lupa jaga kesehatan ya kalian.Happy reading 💚
Sepanjang hari ini Regan menghabiskan waktu bersama Aquila di taman belakang rumah, keduanya hanya duduk di ayunan sambil membicarakan kehidupan di masa depan nanti. Regan terus mengatakan ingin memiliki anak kembar laki-laki dan perempuan, agar Aquila tidak perlu hamil lagi nantinya. Semuanya sudah di pikir dengan matang oleh Regan sejak ia tau Aquila hamil. Rasanya sekarang semakin tidak sabar menunggu calon buah hatinya lahir ke dunia ini.
"Aku pengen kuliah." kata Aquila saat mereka sudah saling diam
"Sayang jangan kuliah dulu ya, aku gak mau kamu nanti kecapekan. Apalagi kamu hamil di usia muda gini cukup beresiko kalo gak di jaga bener-bener, nanti kalo kamu mau kuliah setelah lahiran aja ya." larang Regan, ada rasa bersalah yang masih menghantui Regan karena membuat Aquila berada di posisi seperti saat ini
Jika malam itu ia bisa mengontrol emosi, pasti sekarang ini Aquila masih bisa bisa melanjutkan pendidikan seperti yang di impikan. Rasanya begitu egois saat dirinya bisa kuliah seperti yang sudah di rencanakan, tetapi wanita di sampingnya harus menunda pendidikan karena hamil.
"Tapi kalo setelah lahiran aku kasihan anak kita, aku gak mau ninggalin dia buat kuliah. Aku mau jadi ibu yang baik seperti ibu di luar sana, mau merawat anak kita dengan kedua tangan ku sendiri. Jadi sebelum lahiran aku mau ngerasain gimana jadi mahasiswi meskipun cuma beberapa bulan aja, izinin aku buat kuliah ya aku mohon." bujuk Aquila
Regan memeluk Aquila dari samping, meletakkan kepalanya di atas kepala sang istri. Sungguh ia tidak tega jika nantinya Aquila akan kelelahan dan merasa stres karena tugas kuliah. Tetapi melihat Aquila yang hanya akan diam saja di rumah juga membuat Regan kasihan.
" Aku bakal izinin kamu kuliah, tapi kita minta izin dari keluarga dulu ya gimana baiknya. Aku gak mau ambil keputusan sendiri dulu karena ini terlalu awal " akhirnya Regan memilih untuk mengizinkan sang istri, meskipun masih harus meminta izin pada anggota keluarga yang lain juga
" Makasih ya Daddy udah izinin mommy kuliah " ucap Aquila lucu dengan mengubah suaranya seperti anak kecil
Regan tersenyum geli mendengar suara istrinya yang terdengar lucu, Regan melepaskan pelukannya pada Aquila lalu berjongkok di depan sang istri. Tanpa meminta izin, Regan membuka sedikit perut rata Aquila. Menciumnya lama seolah menyalurkan kasih sayang yang begitu besar untuk calon anaknya.
" Jaga Bunda ya sayang- "
" Ish panggil Mommy sama Daddy aja biar keren " potong Aquila
" Panggil Bunda aja biar manis sayang " tolak Regan
" Ish gak mau, aku mau di panggil Mommy pokoknya. Dari dulu aku udah berencana kalo punya anak harus panggil Mommy " proses Aquila seraya memanyunkan bibirnya
" Hufh, oke oke " kata Regan mengalah lalu kembali menatap perut sang istri dalam, mendekatkan bibirnya untuk kembali berbisik
" Sayang jaga mommy ya, kamu harus jadi anak baik selama ada di dalam perut mommy, oke. Kalo udah lahir kamu gapapa kalo mau nakal asal di dalem kamu jadi anak baik dan gak boleh nyusahin mommy " bisik Regan lembut lalu ia melanjutkan dengan membaca do'a dan juga ayat Alqur'an untuk calon anaknya agar menjadi anak yang baik
Aquila terharu dengan yang Regan lakukan, suaminya terus berbicara seolah anak mereka bisa menanggapi. Sesekali mengajak anaknya membaca do'a bersama dengan nada pelan, seakan-akan anaknya bisa mengikuti yang di ucapkan. Perlahan tangan Aquila mengelus surai hitam sang suami, menatapnya penuh bahagia. Sungguh ia sangat bersyukur bisa memiliki suami sebaik dan semanis Regan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated Love [END]
Storie d'amore"Bisa dibaca bab lengkapnya di Fizzo" "Aquila hamil anak aku, Bunda!" suara serak itu membuat semua orang terkejut. Aquila yang akan membuka pintu menegang, ia tak menyangka Regan akan sadar saat dirinya belum pergi dari sana. Ditambah lagi kini Ren...