bab 22

4.6K 689 69
                                    


Haiii
Hellloo
Annyeong
Apa kabar
Baik kan ?

Yuk absen yuk asalnya darimana aja nih 😍
Ada yang satu kota gak nih sama aku?

Semoga kalian suka sama up kali ini

Happy reading 💚


   Hubungan Aquila dan Regan semakin terlihat romantis dan tampak baik-baik saja. Tapi berbeda dengan hubungan antara adik dan kakak Aquila Andre, mereka semakin jauh karena sudah dua kali Andre meminta Aquila untuk meninggalkan Regan. Dan hari ini Regan memutuskan untuk membawa istrinya pindah ke rumah yang sudah di belinya dengan uangnya sendiri. Ia sudah menabung sejak masih sekolah dan uang hasil kerja kerasnya sejak dulu sebelum menikah ia gunakan untuk membeli rumah impian sang istri. Rumah mewah yang bisa dibilang istana, memang bukan sepenuhnya uang Regan karena ia tidak mungkin cukup membeli sebuah mension mewah. Bara dan kedua kakek neneknya memberikan pinjaman pada Regan untuk membeli rumah yang di inginkan Aquila. Sebenarnya tidak berniat memberikan pinjaman, tapi Regan menolak untuk menerima uang itu secara cuma-cuma.

   Untuk masalah Andre dan Aquila, ia masih belum tau apapun sampai sekarang, Aquila hanya mengatakan ingin hidup berdua menunggu calon anak mereka lahir ke dunia. Regan sudah berjanji akan menjaga istrinya dengan segenap jiwa, jadi apapun resikonya nanti ia akan memastikan Aquila baik-baik saja.

" Sayang, kamu masuk dulu aja. Biar aku yang bawa kopernya. " suruh Regan

" biar aku bantu, ini gak berat kan " Aquila mengangkat ransel berisi dua laptop dengan mudah.

   Regan tersenyum tipis pada Aquila, istrinya pasti tidak akan mau diam atau membiarkan dirinya melakukan semuanya sendiri. Bentar saja, ketika Regan sudah memasukkan barang-barang ke dalam rumah. Terlihat Aquila membawa nampan berisi minuman segar, wanita hamil itu berjalan menuju suaminya yang berkeringat setelah membawa barang-barang mereka.

" Sini duduk dulu " ajak Aquila, menepuk sisi kanan sofa yang kosong

" Jangan kecapekan ya, aku udah pilih beberapa pelayan, juru masak dan penjaga untuk rumah ini. Jadi kamu cukup duduk manis nungguin suami kamu pulang kerja " kata Regan

   Aquila menggeleng, mencebikan bibirnya lucu menandakan jika dirinya tidak mau hanya berdiam diri saat berada di rumah.

" Aku mau sedikit-sedikit ngurusin rumah dan kamu, jadi izinin aku melakukan sesuatu ya. Aku janji bukan hal berat, dan aku juga udah mutusin bener-bener gak mau kuliah selama hamil. Untuk kuliah bisa di pikirin nanti setelah lahiran, karena aku mau fokus ngurusin suami ku sebelum anak yang aku kandung lahir dan menggeser posisi kamu " jelas Aquila sambil tersenyum tulus

" Aquila, aku gak masalah kalo kamu mau kuliah sekarang. " kata Regan merasa bersalah, ia tau istrinya sangat ingin melanjutkan pendidikan seperti yang lain. Tapi semua itu terhalang karena perbuatannya terhadap wanita muda yang harus menjadi dewasa lebih cepat.

   Perlahan tangan mungil Aquila terangkat, menyentuh pipi kanan Regan dengan lembut. Ia tersenyum  teduh pada laki-laki tampan yang kini menjadi suaminya, Regan selalu melakukan apapun yang terbaik untuk dirinya dan calon anak mereka. Regan juga sudah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya, menjaga dirinya dengan sangat baik. Sekarang saatnya ia melakukan hal yang sama dengan Regan.

" Selama ini kamu selalu melakukan segalanya dengan sangat baik buat aku dan calon anak kita. Jadi Aku juga mau jaga anak kita dengan baik selama dia masih dalam kandungan ku, aku mau yang terbaik untuk calon anak kita. Setelah itu baru aku pikirkan soal kuliah dan lainnya, sekarang aku seorang istri yang memiliki tanggung jawab besar." jelas Aquila lembut

Fated Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang