bab 24

3.5K 569 35
                                        

Haloo
Apa kabar semua?

Harap vote, komen dan follow ya guys

Happy reading 💚

   Aquila mengintip suaminya yang sibuk dengan komputer di depannya, wajahnya begitu serius menatap kedepan. Membuat wajahnya semakin tampan saat serius seperti itu. Perlahan Aquila membuka pintu, lalu masuk dengan membawa secangkir gelas kopi.

" Masih belum selesai? " Tanya Aquila sembari memijat pundak suaminya

Cup

   Regan mengecup singkat tangan sang istri, tangan lembut Aquila bisa membuatnya merasa nyaman. Perlahan Regan meraih tangan kecil istrinya, di genggam dengan erat. Lalu membawa Aquila ke dalam pangkuannya, di peluk erat sambil menghirup wangi sabun mandi biasanya.

" Kok belum tidur, hm? " Tanya Regan lembut

" Pengen tidur peluk suami " jawab Aquila, tangannya mengelus lembut rahang sang suami

   Regan tersenyum miring pada sang istri, satu tangannya mematikan laptop dengan cepat. Meninggalkan kopi yang di buat oleh Aquila, ia pun menggendong Aquila menuju kamarnya.

   Ketika sudah sampai di kamar, perlahan Regan menidurkan sang istri. Lalu berjalan menuju pintu untuk menguncinya, perlahan kembali mendekati sang istri dengan tersenyum misterius. Kemudian melepas kaos hitam polosnya cepat dan melempar ke sembarang arah.

" Udah lama aku gak jenguk calon anak kita, malam ini boleh ya? Nanti tidurnya aku peluk " bisik Regan dengan suara serak

   Aquila yang kini terperangkap oleh badan kekar suaminya hanya bisa diam sambil memejamkan mata, ada kupu-kupu beterbangan dalam perutnya saat mendengar permintaan sang suami. Pipinya terasa panas karena malu dan salah tingkah.

" Boleh kan, hm? " Tanya Regan sekali lagi, kini wajahnya berada tepat di depan Aquila

   Sekarang Aquila merasa sesak nafas saat Regan terus menatapnya dalam, pesona seorang Regan sangat memabukkan. Mana mungkin ia bisa menolak keinginan suaminya, terlebih mereka hanya dua kali melakukan itu. Saat sebelum menikah dan sekitar dua bulan yang lalu.

   Selama ini Regan selalu menahan keinginannya karena takut Aquila belum bisa melakukan itu. Dan sekarang saat ia memberanikan diri untuk meminta hak nya, Aquila masih diam. Karena Aquila tak kunjung menjawab, Regan putuskan untuk beranjak. Ia tidak mau memaksa Aquila jika belum siap memberikan haknya.

   Baru akan Berbaring di sebelah Aquila, lengannya di cekal tangan kecil yang lembut. Senyum di wajah tampan Regan mulai mengembang ketika melihat sang istri tersenyum begitu manis.

" Ambil hak kamu, tapi inget sesuai kebutuhan aja. Jangan berlebihan " kata Aquila dengan suara pelan

" Iya, kalo inget " jawab Regan bersemangatnya

" Eh janji gak boleh berlebihan, harus secukupnya aja " Aquila hendak bangkit, namun dengan cepat Regan mengungkung tubuhnya

" Yang namanya hak harus di berikan semua sayang, udah siap. Hm? " Regan menatap girang Aquila yang kini hanya bisa mengangguk pasrah

   Regan mulai mencium bibir mungil istrinya, bibir yang begitu candu dan selalu membuatnya ingin terus menyesap bibir manis itu. Kali ini ia tidak akan melepaskan bibir manis favoritnya, karena ia tidak bisa merasakan bibir Aquila dalam waktu yang lama. Biasanya ia hanya berciuman sebentar, untuk menghindari nafsu yang akan menguasainya. Dan malam ini ia bisa melepaskan yang selama ini di tahan.

***

Aquila pov

   Aku merasa aneh, Regan keliatan lebih pendiam dari biasanya. Dia juga semakin posesif sejak mimpi buruk satu Minggu yang lalu. Aku hanya berharap rumah tangga kami baik-baik saja, sampai anak kami tumbuh besar nanti.

Fated Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang