Haloo
Selamat membacaWarning Typo ❗❗
2
7/09/22
Regan mematung melihat sekretaris dan putrinya berlumuran darah, jantungnya seakan berhenti berdetak melihat pemandangan di depannya. Tubuhnya bergetar hebat, kakinya seakan lumpuh melihat dua orang di depannya.
Sella langsung mengambil alih Vincent, dalam kondisi syok sekarang ini. Sudah pasti Regan tak bisa menolak saat Sella m ngambil putranya. Sampai beberapa detik kemudian Regan mulai berjalan mendekati tubuh putrinya.
"Sial, wanita gila itu harus di musnahkan." geram Sergio.
"Kalian bawa mereka ke rumah sakit, cepat." perintah Sergio, pada beberapa anak buahnya.
Tanpa pikir panjang dia menembak mobil yang di kendarai Sonia membabi buta. Tak peduli dengan apa yang terjadi nanti, sekarang ia benar-benar marah melihat kondisi putri Regan yang berlumuran darah.
Ban mobil yang di kendarai Sonia meledak karena tembakan Sergio, hingga mobilnya yang melaju cukup kencang oleng dan hampir terjatuh ke jurang. Sergio tersenyum miring melihat wajah wanita di dalam mobil itu terlihat begitu panik. Dengan langkah pelan, kaki panjang Sergio mendekat.
"Tolong, saya nggak mau mati." pinta Sonia dengan wajah memelas. Terlihat jelas dia sangat ketakutan, hingga tangannya bergetar hebat.
"Mau mati sekarang, atau menunggu beberapa menit lagi?" tanya Sergio dengan senyum smirk nya.
Sonia menggeleng cepat, tangannya terulur keluar kaca yang terbuka untuk meminta bantuan dari Sergio.
"Please, bantu saya." mohon Sonia, air matanya mulai menetes membasahi pipinya.
Bukannya merasa kasihan, Sergio malah tersenyum miring melihat wanita di depannya yang kini memohon dengan tubuh bergetar. Tak mau ambil pusing, Sergio langsung mendorong mobil yang sudah hampir jatuh itu dengan kakinya.
"Aarhh, enggak toloong." teriak Sonia
"Apanya yang enggak, mobilnya saja pasti hancur." gumam Sergio
Setelah mobil itu terjatuh ke dalam jurang dan meledak, Sergio langsung pergi dari sana bersama anak buahnya. Ia akan pergi ke rumah sakit karena wanita jahat lainnya ikut ke rumah sakit. Anak buahnya memberikan kabar jika Sella ada di sana menggendong Vincent.
Meskipun Sella terlihat sangat menyesali semua perbuatannya, tidak akan ada maaf untuk wanita itu. Sergio sudah menyiapkan penyiksaan yang menyenangkan.
"Tuan, mobil Sonia jatuh ke dalam jurang dan meledak. Dia tadi akan mencelakai anak-anak Regan, tapi Sella menolak. Namun saat Sella sudah menyerah anak-anak Regan, Sonia nekat ingin menabrak mereka. Untungnya Sella mendorong Regan yang sedang menggendong putranya, namun sekretaris yang menggendong putrinya tertabrak." penjelasan dari orang suruhannya membuat Andre mematung, seluruh tubuhnya bergerak hebat.
Ia tak mampu mengatakan apapun, namun segera pergi keluar di ikuti oleh dua anak buahnya. Selama berada di Indonesia, Andre memang menggunakan pengaman ketat. Kemanapun ia pergi, akan di ikuti oleh dua orang bodyguard. Bahkan apartemen yang dia tempati juga di jaga selama dua puluh empat jam penuh.
Entah apa yang Andre harapkan dengan yang dia lakukan ini. Bukan hanya tentang kebahagiaan adiknya, tapi dia juga mengorbankan banyak sekali orang hanya demi memisahkan Aquila dan Regan.
Sesampainya di salah satu rumah sakit, Andre berjalan dengan cepat. Berharap keponakannya akan baik-baik saja dan tidak mengalami luka parah. Namun, apa yang ia harapkan tidak sesuai. Jantungnya seakan berhenti berdetak, saat mendengar seorang dokter memberikan bahwa keponakan cantiknya tidak bisa di selamat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fated Love [END]
Romansa"Bisa dibaca bab lengkapnya di Fizzo" "Aquila hamil anak aku, Bunda!" suara serak itu membuat semua orang terkejut. Aquila yang akan membuka pintu menegang, ia tak menyangka Regan akan sadar saat dirinya belum pergi dari sana. Ditambah lagi kini Ren...