bab 8

5.7K 801 35
                                        

Assalamualaikum
Haii
Hello
Annyeong

Apa kabar kalian ?

Happy reading
💚

   Aquila tengah ada acara berkumpul bersama dengan teman-temannya di salah satu cafe. Sudah lama sekali tidak bisa berkumpul bersama dengan lengkap, apalagi Vernan dan Louis. Mereka sekolah di Singapore karena orang tua keduanya harus mengurus bisnis disana.

" Gue tuh males banget sebenernya tinggal disana, cuma gara-gara nyokap gue aja bela-belain ikut tinggal di sana " keluh Vernan

" Gue juga males banget njirr, apalagi disana gue ketat banget gak bisa keluar terlalu malem " sahut Louis malas

" Tapi gue liat postingan lo kaya bahagia semua tuh, seakan-akan lupa sama kita " celetuk Aquila

" Iya, masa kemaren gue liat lo posting foto lagi nongkrong happy banget " cerca Cherly

" Si bocil suka ngeselin, diem Lo bocah " dengus Louis kesal

" Sialan gue udah gede iiihhh " Cherly dengan cepat beranjak dari duduknya untuk memukul Louis

Karena Louis duduk tepat di sebelah Cherly dan Aquila, dia terdorong ke samping Aquila. Menyebabkan Aquila yang sedang berhadap-hadapan dengan Vernan ikut terdorong, alhasil Aquila hampir terjatuh. Untungnya Vernan dengan cepat menangkapnya agar tidak jatuh ke lantai.

Tidak jauh dari tempat duduk mereka, terlihat Regan yang sejak tadi menajamkan matanya karena keakraban Aquila dengan Vernan. Ia datang ke cafe bersama Arnold untuk membicarakan tentang olimpiade matematika. Tapi mata tajamnya menangkap sosok gadis yang sangat di kenalnya sejak tadi. Tanpa mengatakan apapun Regan mendekati Aquila dan segera menarik tangannya.

" Heh lo apa-apaan si ?" Bentak Vernan tak suka

Regan tak memperdulikan teriakan dari Vernan dan terus membawa Aquila bersama dirinya. Karena tak di dengar Vernan menarik tangan kiri Aquila agar tidak pergi dari sana.

" Lepas " dingin Regan

" Lo yang lepas " suruh Vernan

" Dia pacar gue, jadi lepas tangan Aquila sekarang " geram Regan

Aquila merasa genggaman tangan Regan semakin kuat mencengkram tangannya. Ia juga tak berani meminta Regan melepaskan tangannya, karena Regan terlihat begitu marah saat ini.

" Vernan, gue harus pergi sekarang maaf ya " kata Aquila pada akhirnya

" Kenapa kamu mau pergi sama dia ? Dia kasar dan gak berperasaan. Harusnya kamu jangan pergi sama dia demi kebaikan kamu " Vernan terlihat kecewa dengan Aquila yang lebih memilih Regan

" Dia baik kok, lo nggak perlu khawatir " Regan tersenyum menang mendengar pembelaan dari Aquila

Perlahan genggaman Vernan terlepas dari pergelangan tangan Aquila. Tanpa basa-basi Regan membawa Aquila pergi dari sana. Tanpa berpamitan pada Arnold yang sejak tadi menatap mereka.

Saat sudah di dalam mobil Regan, Aquila memijat tangannya yang merah karena ulah cowok itu. Regan saat marah benar-benar menakutkan, bukan hanya menggunakan wajah dingin tapi juga otot.

" Udah di kasih tau jangan terlalu akrab sama cowok lain " desis Regan masih dengan suara dingin

" Dia sahabat aku " singkat Aquila

Ia sangat kesal dengan Regan yang semakin seenaknya pada dirinya, bahkan Regan juga menyakitinya. Ingin sekali ia menangis dan marah pada Regan karena terlalu posesif, tapi ia tidak bisa melakukan itu.

Fated Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang