bab 27

4K 562 56
                                    

Haloo

Jangan lupa vote sebelum baca
Komen setelah baca
Dan follow kalo suka

Happy reading 💚

Waktu berjalan begitu cepat, kini Aquila sudah bisa mengurus anaknya sendiri tanpa harus terus merepotkan Renatha. Usia anak-anaknya sudah memasuki usia dua bulan kurang sepuluh hari. Setiap hari rumahnya selalu k datangan tamu, yaitu teman-teman Revan. Mereka tidak pernah absen untuk datang melihat keponakan mereka, dengan alasan tidak mau ketinggalan perkembangan keduanya.

Sedangkan teman-teman Aquila belum melihat kedua anaknya sama sekali. Karena mereka benar-benar sibuk dengan universitas yang akan mereka pilih nanti. Apalagi Yolanda dan Felicia memutuskan untuk pergi ke luar negeri.

Setiap hari, kegiatan Aquila hanya bersama anak-anaknya dan juga sang suami. Ia tidak pernah meninggalkan anak-anaknya sendiri bersama pengasuh. Karena kedua anaknya sedikit rewel saat jauh darinya.

Kediaman Aquila dan Regan sangat ramai, semua orang berkumpul untuk bermain dengan si kembar. Teman-teman Aquila datang membawa begitu banyak mainan anak-anak. Mereka terlalu semangat untuk bermain dengan bayi, sampai membeli mainan yang belum bisa di mainkan.

Felicia yang biasanya hanya diam malas untuk berbincang saat ada teman-teman Revan kini terlihat begitu ceria. Tersenyum lebar sambil menoel-noel pipi si kembar secara bergantian. Tanpa disadari, Ali menatap kagum pada Felicia yang terus tersenyum. Wajahnya semakin terlihat cantik saat gadis itu tersenyum ceria. Ini kali pertama Ali melihat senyum indah itu di wajah Felicia.

" Eh sini'in ponakan gue " pinta Raka kesal, ia yang datang duluan bersama Ali. Tapi dia yang tidak kebagian si kembar karena teman-teman Aquila juga datang.

" Ih sabar dong, kita masih belum puas gendongnya " dengus Alina

" Ya masalahnya gue sampe sini dulu, tapi belum sempet nyapa sama sekali gara-gara kalian " Raka mendengus kesal karena gadis-gadis itu masih tak mau berbagi si kembar.

" Bentar lagi, kita kan baru pertama kali ketemu si kembar " kata Felicia, memasang wajah memohon pada Raka.

" Udah kita ngalah aja sama cewek " tutur Ali

Raka menatap Ali kaget, biasanya dia akan memaksa atau ngegas pada Felicia. Kenapa sekarang malah merelakan keponakannya begitu saja. Ada yang tidak beres dengan Ali saat ini.

" Tumben lo ngalah sama Felicia " kata Regan

" Biar gak ribut aja, lo tau sendiri gue sama tuh cewek kalo ribut rame banget. Bisa-bisa entar si kembar nangis lagi " ujar Ali sekenanya

Felicia tak ambil pusing, ia kembali menatap si kembar bergantian. Rasanya ingin ambil satu untuk dibawa pulang, apalagi dia anak tunggal dan butuh teman.

" Kalo ada mereka kita bisa santai ya, suruh mereka sering-sering kesini biar kita bisa berduaan " bisik Regan

" Mumpung mereka lagi disini kita kabur aja yuk buat istirahat " ajak Aquila, sebenarnya ia sangat mengantuk karena semalam bergadang mengurus si kembar yang rewel

" Wah hayuk, kita ke kamar. Sekalian buatin adek si kembar " bisik Regan sambil tersenyum jahil

" Ish, yang ini aja belum bisa ngurusin, pake acara mau nambah " dengus Aquila

Akhirnya mereka pergi ke kamar diam-diam, tujuan Aquila untuk tidur dan beristirahat dengan tenang. Sedangkan Regan ingin memproduksi calon adik untuk si kembar.

Fated Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang