"Kak, boleh aku ikut ke rumah pasien miskin yang tadi?" tanya Alichie, membuat David menatap adiknya heran.
Biasanya Alichie paling anti saat di ajak pergi ke rumah pasien pribadinya. Lalu kenapa sekarang adiknya itu ingin ikut?
"Tumben sekali, biasanya kau akan menolak sebelum aku menawarkan." ujar David
"Ah, aku kan sudah bilang. Jika dia sangat mirip dengan teman ku, jadi aku ingin bertemu dengannya lagi. Boleh kan?" Alichie memasang puppy eyes andalannya pada David. Jurus itu tidak pernah gagal, sejak dulu selalu dia gunakan untuk merayu sang kakak.
"Baiklah, tapi juga sikapmu. Karena kakak Aquila sangat dingin dan tidak suka pada orang asing."
Alichie bersorak senang, malam ini juga. Ia akan melancarkan aksinya untuk mendekati Aquila, dan memberitahu jika dirinya datang untuk menjemput Aquila. Dia semakin tidak sabar ingin bertemu Aquila, ketika sadar pesannya sudah di lihat oleh Regan.
"Regan sudah tau jika istrinya baik-baik saja. Sekarang waktunya memberitahu Aquila siapa aku, dan berusaha membawanya kembali ke Indonesia." batin Alichie
Selama pergi bersama kakaknya, Alichie sengaja mematikan ponsel seperti biasanya. Karena ia tidak ingin waktu bersama sang kakak terganggu oleh apapun.
Alichie benar-benar menguras uang sang kakak, dengan berbelanja banyak sekali baju dari brand ternama. Jangan lupakan juga dengan beberapa sepatu, make-up dan aksesoris lainnya yang dia beli. David tidak masalah jika semua uang yang di milikinya habis, asal Alichie merasa senang. Kebahagiaan adiknya yang utama, sama seperti Andre. Dia juga selalu mengutamakan k bahagia sang adik, tapi bedanya. David tidak pernah memaksa atau mengatur kehidupan Alichie.
David dan Alichie adalah anak tunggal, mereka tidak terlalu di atur harus menjadi seperti apa. Kedua orang tua mereka selalu memberikan kebebasan untuk anak-anak mereka, agar tidak merasa terkekang. Termasuk permintaan Alichie yang memutuskan untuk menetap di Indonesia sejak beberapa tahun lalu. Sedangkan kedua orang tuanya ada di Toronto Amerika.
Setelah puas berbelanja, Alichie memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Karena sebentar lagi malam dan mereka akan pergi ke rumah kakak Aquila. Dengan penuh persiapan, ia akan mulai mendekati Aquila.
"Aku akan lakuin apapun agar kamu sama Aquila bisa kembali bersama." ujar Alichie, pada bingkai foto. Di mana dirinya dan Regan saat itu tengah berada di salah satu pusat perbelanjaan. Dan Regan sendiri yang meminta agar mereka mengambil foto bersama, sungguh mengejutkan untuk ukuran orang dingin seperti itu.
Berendam air hangat pasti akan menyenangkan, jadi Alichie memutuskan untuk berendam di dalam bathtub beberapa menit. Sambil memikirkan kata-kata yang akan dia sampaikan pada Aquila nanti.
"Ali, kamu belum selesai?" suara David dari luar kamar mandi membuat gadis itu membuka matanya. Tidak terasa waktu berjalan cukup cepat, ternyata sudah hampir waktunya makan malam tiba. Ia segera membilas badannya dan segera bersiap-siap.
"Keluar sana, aku ingin ganti baju." Alichie mendorong kakaknya tanpa perasaan, membuat David hampir saja terjatuh.
Tak mau ambil pusing dengan Alichie, David memilih untuk menunggu di ruang tengah. Dia sangat tau para wanita saat berdandan begitu lama. Jadi butuh kesabaran besar untuk menunggu.
"Aku harus pake baju yang sopan, biar Aquila nggak berpikir aneh-aneh." gumam Alichie sambil mengeluarkan dress hitam selutut dengan lengan panjang. Sederhana dan tidak ada hiasan, namun cukup elegan setelah Alichie yang memakainya.
Setelah dirasa cantik dan selesai, dia langsung keluar dari kamar untuk menemui kakaknya. Senyum manis terus mengembang di bibir cantiknya, membuat David sedikit heran dengan tingkah sang adik. Namun ia memilih diam, agar mood adiknya tidak rusak.
Ketika sudah sampai di kediaman Andre dan Aquila, Alichie segera turun dengan senyum yang masih belum luntur dari bibir cantiknya. Mereka segera masuk ke dalam ruman itu setelah di persilahkan oleh seorang maid.
"Siapa?" tanya Andre dengan sebelah alis terangkat.
"Adik ku." jawab David singkat. Andre hanya mengangguk sebagai respon.
"Di mana Aquila?" tanya Alichie dengan semangat.
Andre menatap bingung pada Alichie, dia tidak tau jika Aquila berteman dengan adik dari David. Dan selama ini Aquila belum pernah bertemu dengan siap pun selama di Amerika.
"Ah, tadi pagi Alichie bertemu Aquila. Dan dia bilang Aquila sangat mirip dengan temannya dulu." jelas David, menjawab rasa penasaran Andre.
"Oh begitu. Kalau begitu tolong panggil Aquila di kamar itu." pinta Andre
Alichie langsung mengangguk semangat, bersiap ingin segera memberitahukan kepada Aquila bahwa Regan sudah tau keberadaannya sekarang. Dan ia tidak akan membantu Aquila agar bisa kembali bersama Regan lagi. Namun langkahnya terhenti, saat tak sengaja mendengar perkataan Andre.
"Aku akan ke Indonesia malam ini, untuk mengambil salah satu anak Aquila dari suaminya." ujar Andre serius.
David melebarkan matanya tak percaya, laki-laki di depannya sungguh tidak punya hati. Karena terlalu kecewa dengan perbuatan Regan pada adiknya, sekarang hatinya sudah mati
"Jangan lakukan itu, Aquila akan semakin merasa bersalah a sama suaminya. Dia juga akan membencimu." larang David
"Keputusan ku sudah bulat, mereka harus berpisah. Dan aku akan gunakan orang yang sudah membuat kecelakaan itu terjadi untuk menculik salah satu anak itu." David menyandarkan punggungnya pada sofa. Sudah tidak bisa berkata-kata lagi dengan jalan pikiran Andre yang terlalu egois.
Alichie, membuka pintu kamar anak-anaknya yang Aquila tempati dengan tangan bergetar. Di dalam kamar itu, Aquila yang tadinya termenung kini menatap Alichie yang kelihatan sangat panik.
"Ada apa?" tanya Aquila
"Aquila, kakak kamu benar-benar manusia paling egois. Aku nggak nyangka dia bisa sebenci itu sama Regan." ujar Alichie, suaranya bergetar dengan mata berkaca-kaca.
Sedangkan Aquila tampak kaget dengan yang Alichie katakan, dan nama laki-laki yang sangat dirindukannya keluar dari mulut Alichie.
"Kamu kenal Regan? " tanya Aquila pelan
"Kami berteman baik, dan aku pergi ke Amerika untuk mencari kamu. Tapi ternyata tuhan Sanga baik sama dia, tanpa menunggu waktu lama. Aku sudah bisa menemukan kamu. Tapi apa, aku sekarang ragu untuk mempertemukan kalian. Mengingat kakak kamu yang sangat jahat dan egois." jelas Alichie
Aquila menggelengkan kepalanya kuat, jika disuruh memilih. Ia juga tidak mU bersama kakaknya, dia akan lebih memilih bersama suami dan anaknya. Tapi keadaan saat ini sangat sulit, karena dia mengalami koma yang cukup lama.
Cklek
Kedua wanita itu menoleh pada pintu yang tiba-tiba terbuka, di sana ia terdapat Andre datang dengan senyum manis yang selalu ia perlihatkan pada sang adik
"Kakak akan pergi ke Indonesia malam ini, jadi kamu akan ditemani David dan juga adiknya. Kamu jaga diri baik-baik sampai kakak kembali bersama salah satu anak kamu ya." ujar Andre dengan lembut.
"Apa kakak setega itu untuk merebut anak dari ayahnya? Kakak sudah memisahkan istri dari suaminya dan ibu dari anak-anaknya, apa itu masih belum cukup untuk kakak menyakiti Regan, hah?" bentak Aquila, air matanya sudah tidak lagi bisa di simpan. Ia menangis dengan tersedu-sedu karena keegoisan sang kakak yang semakin menjadi-jadi.
"Kakak akan lakukan apa saja untuk UN kebahagiaan kamu, termasuk memisahkan Regan dan anaknya." kata Andre dingin.
"Kebahagiaan ku cuma sama Regan dan anak-anak kami, kenapa kakak harus susah-susah menjadi orang jahat. Jika membiarkan kami bersama adalah hal yang mudah?" ujar Aquila
"Itu nggak akan pernah terjadi, kakak pergi dulu." Andre langsung meninggalkan Aquila begitu saja, setelah menyentak kuat tangan lemah sang adik.
Alichie masih diam di tempat tanpa kata-kata, ia tidak menyangka jika ada orang sejahat itu. Atensinya beralih pada Aquila, wanita itu terlihat begitu sedih melihat kakaknya. Dia berjalan mendekati Aquila, memberikan pelukan hangat agar Aquila lebih tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated Love [END]
Romance"Bisa dibaca bab lengkapnya di Fizzo" "Aquila hamil anak aku, Bunda!" suara serak itu membuat semua orang terkejut. Aquila yang akan membuka pintu menegang, ia tak menyangka Regan akan sadar saat dirinya belum pergi dari sana. Ditambah lagi kini Ren...