Halloo
Semuanya selamat membaca, semoga kalian suka dengan bab ini..
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaa15/02/23
Aquila segera berlari ke kamar yang ada di ruangan itu karena Vincent menangis. Tadinya ia memijat pundak suaminya, sambil melihat pekerjaan yang dilakukan oleh sang suami. Setelah mengambil Vincent, Aquila menggendong putranya mendekati sang suami.Melihat Aquila datang bersama Vincent, Regan langsung beranjak dari kursi kebesarannya. Memeluk sang istri dari belakang sambil mengelus kepala putranya. Sekarang hidupnya sudah baik-baik saja, ia sudah mendapatkan kebahagiaan bersama Aquila dan putranya.
"Sayang, aku mau kasih tau kamu sesuatu," ujar Regan pelan. Terdapat keraguan pada suaranya, membuat Aquila berbalik menatap wajah tampan suaminya.
"Tentang apa?" Aquila menatap serius suaminya.
"Sebenarnya, kedua orang tua sekretaris ku. Yang berusaha menyelamatkan Victoria, mereka meminta pertanggungjawaban atas anak mereka yang sekarang lumpuh." Ujar Regan pelan.
"Bukankah kita sudah bertanggungjawab untuk semuanya? Mulai dari biaya pengobatan sampai dia sembuh, dan untuk uang kompensasi dari perusahaan juga sudah mereka dapat. Lalu bertanggungjawab dalam bentuk apa lagi yang mereka inginkan?" tanya Aquila, tak habis pikir dengan kedua orang tua Keysha yang belum puas dengan yang suaminya berikan.
Padahal Regan juga sudah menjamin semua pengobatan yang akan dijalani wanita itu hingga sembuh total. Ia juga sudah mencari dokter bagus dari Jerman untuk membantu terapi yang akan dijalani, agar bisa jalan kembali.
"Mereka marah dan menyalakan kelalaian aku-"
"Kelalaian apa? ini kecelakaan, dan Keysha sendiri yang ingin menyelamatkan Victoria. Ya, meskipun Victoria juga tidak tertolong meskipun dia menolong." Aquila jadi emosi sendiri mengingat cukup banyak yang sudah Regan lakukan untuk kesembuhan sekretarisnya.
"Mereka minta pertanggungjawaban dalam bentuk apa?" tanya Aquila sedikit kesal. Pasalnya suami dan keluarganya yang lain sudah berusaha dengan sangat baik untuk kesembuhan Keysha. Tapi masih berani menyalakan suaminya lalai.
"Mereka mau, aku menikahi anaknya. Sebagai tanggung jawab terakhir yang mereka minta." Jawab Regan dengan ragu.
Aquila melebarkan matanya, ia mundur beberapa langkah menjauhi Regan. Tubuhnya bergetar mendengar permintaan kedua orang tua Keysha.
Melihat Regan menunduk dengan wajah sedih dan takut, membuat Aquila segera menyadarkan dirinya. Ia kembali mendekati suaminya, membawa tubuh kokoh itu ke dalam pelukannya.
"A-aku takut, aku belum siap kasih tau kamu soal ini. Aku takut kamu pergi ninggalin aku lagi-"
"Sstt, nggak akan ada yang meninggalkan kamu. Masalah ini, biar aku sendiri yang urus, kamu tenangkan diri kamu dulu." Porong Aquila, ia menepuk pelan punggung lebar suaminya. Ia tau Regan sekarang benar-benar takut dan terguncang, entah apa yang mereka katakan pada suaminya. Hingga Regan bisa sampai bergetar seperti ini, karena rasa takut.
Cklek
Aquila melihat ke arah pintu, ia menemukan sosok wanita cantik yang seusia dengannya masuk ke ruangan Regan tanpa permisi. Ia segera mengisyaratkan wanita itu mendekat.
"Tolong bawa Vincent sebentar, aku ada sedikit urusan yang harus dibicarakan sama Regan." pinta Aquila dengan sopan.
Wanita muda itu menghalau rasa penasarannya, dan segera membawa Vincent keluar ruangan. Membiarkan Aquila dan Regan bicara berdua.
"Kita duduk dulu," Aquila menuntun suaminya untuk duduk di sofa.
Regan langsung memeluk tubuh Aquila erat, ia sungguh takut untuk memberitahu hal ini. Tapi, dengan terpaksa harus ia katakan dengan cepat, sebelum ada orang lain yang akan memberitahu istrinya. Dan mungkin akan menghadirkan kekecewaan pada hati Aquila.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fated Love [END]
Roman d'amour"Bisa dibaca bab lengkapnya di Fizzo" "Aquila hamil anak aku, Bunda!" suara serak itu membuat semua orang terkejut. Aquila yang akan membuka pintu menegang, ia tak menyangka Regan akan sadar saat dirinya belum pergi dari sana. Ditambah lagi kini Ren...