Part 17. Rumah Sakit

752 55 18
                                    

Kegagalan seorang lelaki ialah ketika ia gagal menjaga permatanya dari kejamnya dunia
-My Husband is Badboy SMA-

***

Mata Keeysha mulai terbuka merasakan jari-jari kekar Ravael yang ia gengam mulai bergerak. Keeysha segera berteriak berupaya memanggil dokter.

Selang beberapa saat, dokter berbaju putih datang memeriksa keadaan Ravael. Keeysha terus menggigit bibir bawahnya, berharap keadaan Ravael baik-baik saja. Keeysha sempat merasa heran di sini. Semua ponsel yang Ravael punya tidak satu pun ada kontak milik keluarganya.

Hanya ada teman-temannya, kelima pacarnya, dan dirinya saja.

Apa ada masalah keluarga, ya? Masa sampai gak simpan nomor keluarganya sendiri, pikirnya.

Keeysha yang berdiri di sudut ruangan segera berjalan ke arah dokter yang tengah berbalik badan menghadapnya. "Bagaimana kondisinya, Dok? Apakah dia baik-baik saja?"

Sang dokter tersenyum ramah pada Keeysha. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Pasien hanya mengalami luka-luka saja, kondisinya sudah mulai membaik. Akan tetapi pasien memerlukan istirahat yang cukup agar segera kembali pulih," jelas dokter berbaju serba putih.

Keeysha mengangguk paham. "Baik, terima kasih, Dok."

Sepeninggalnya dokter, Keeysha kembali menggengam erat tangan tangan Ravael, membuat sang empu membuka kedua matanya. "Keeysha?"

Keeysha mencegah Ravael yang hendak bangun. "Udah, jangan maksain. Lo masih sakit mending istirahat," tuturnya lembut.

"Harga diri gua sebagai lelaki ke mana, Keey? Maaf, gua gak bisa jagain lu, gua malah buat lu khawatir," lirih Ravael sendu.

Keeysha memamerkan senyum manisnya sembari menggeleng kecil. "Santai aja kali. Lo udah jagain gue kok. Lo rela dipukul sampai kayak gini demi gue. Makasih Ravael jelek."

"Makin nakal, ya?" Ravael mencubit hidung Keeysha, membuat sang empu nyaris saja melayangkan pukulannya. "Jangan tampol gua, please. Tampol aja hati gua biar gua selalu ingat lu."

"Apaan, sih, garing!" ejek Keeysha sembari terkekeh.

Keduanya terkekeh ringan tanpa menyadari akan kehadiran seseorang. "Bagus, tebar aja terus keromantisan kalian sampai jiwa jomlo gue bergejolak."

"Eh, Bang Rafka," ucap Ravael.

Rafka mendekati kedua sejoli yang asyik bergurau tanpa peduli dengan sekitarnya. Rafka menepuk bahu Ravael, membuatnya meringis kesakitan.

"Ah, woi, sakit!" teriak Ravael dan tanpa sengaja melayangkan bogeman di perut Rafka, "sorry, Bang ipar, gua gak sengaja. Jangan pecat gua dari daftar adik ipar lu, Bang. Ampun, Bang Jago!"

"Eh, kok Keeysha penasaran sama kalian. Kalian udah lama kenal, kah? Sewaktu lo antar gue dari cafe, gue ingat Abang manggil lo 'Bro'. Berarti kalian udah kenal, dong, sebelumnya? Eh, iya, 'kan?" Rasa penasaran Keeysha mulai meluap. "Dan, lo tahu tentang gue padahal gue belum pernah ketemu sama lo. Atau jangan-jangan-"

Keeysha sengaja menjeda ucapannya, berharap Ravael sendiri yang melanjutkannya. Dan benar saja, Ravael pun menjelaskannya secara singkat. "Iya, gua ngaku, nih. Gua sama Abang ipar udah lama kenal. Dan gua akui, gua tahu banyak tentang lu, karena gua nyogok Abang ipar pakai duit gua," akunya.

"Pantesan Abang punya banyak duit, rupanya dari cowok badboy ini." Keeysha memutar malas bola matanya.

"Mantan badboy tepatnya," sahut Ravael meralat ucapan Keeysha.

[✔️]My Husband is Badboy SMA [Sequel LWIG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang