Part 57. Rindu yang Terobati

517 44 25
                                    

Terkadang memimpikannya menjadi satu-satunya cara mengobati rasa rindu pada dirinya yang amat sukar untuk berjumpa
-My Husband is Badboy SMA-

***

Di lain sisi Queena terus mencibirkan bibirnya berpura-pura menikmati lagu yang dibawakan oleh Aurelie dan Angga. Lagu yang keduanya bawakan begitu romantis, namun terasa horor bagi dirinya. Ia terus menatap sinis ke arah sepupunya yang terus menggoda Keeysha.

"Ngenes banget hidup gue," keluhnya.

Namun tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya. Sang empunya bahu lantas menoleh mendapati seorang cowok mengenakan setelan kemeja hitam serta topeng biru tua. Rasanya Queena tidak asing dengan cowok di hadapannya, namun ia menepisnya.

Pasti cuma perasaan gue aja. Tapi salah gak sih kalau gue berharap lebih sama dia? Apa gue gak ditakdirkan bahagia sama dia? Lalu untuk apa kita bersama? raungnya membatin.

"Lo Queena, 'kan? Apa lo masih ingat sama gue?" tanya cowok di hadapannya.

"L-lo—"

"Iya, ini gue." Cowok di hadapan Queena tampak tengah membuka topeng biru tuanya  selama beberapa saat sebelum akhirnya ia menutupnya kembali. "Apa lo masih marah sama gue? Gue tahu lo pasti benci sama gue, 'kan? Dan gue yakin lo udah punya yang lain."

Beratnya suara khas seorang laki-laki yang selama ini Queena rindukan kini terdengar jelas olehnya. Ia mencubit lengan kanannya lalu merintih kesakitan, ia tidak percaya jika Raka benar ada di hadapannya.

Hal yang membuat dirinya semakin baper ialah di saat Raka mengusap lembut lengan kanannya. Raka kemudian beralih menggenggam kedua tangan Queena erat. "Gue tahu gue gak layak dimaafin, tapi gue mau ngomong sama lo. Apa boleh?"

Queena mengangguk sembari menatap wajah Raka yang kembali tertutup topeng. Keduanya berjalan menuju rooftop, lokasi perpisahan terlihat jelas dari sana. Sempat terjadi keheningan di antara keduanya sampai akhirnya pertanyaan Raka mengakhiri rasa canggung di antara keduanya.

"Apa gue boleh jujur sama lo? Mungkin untuk terakhir kalinya," tanya Raka menatap sang gadis begitu dalamnya.

"B-boleh banget kok. Ada apa?" Rasanya Queena begitu gugup dan masih tak percaya akan keberadaan Raka karena seharusnya Raka masih mendekam di penjara untuk saat ini.

Raka kemudian membawa Queena ke dalam dekapannya. Rasa rindunya pada sang gadis perlahan terobati terlebih Queena membalas pelukan darinya pula.

"Gue kangen banget sama lo, Na. Gue bahkan sering ketemu lo di mimpi, mungkin gue terlalu kangen sama lo kali, ya? Gue juga selalu berharap bisa ketemu sama lo kayak gini dan sekarang rasanya gue pengen egois," ungkapnya.

Queena terdiam mendengarnya. Hatinya kian berdesir, perutnya seolah ada kupu-kupu berterbangan menggelitik perutnya. Senyumnya kian mengembang mendengar ucapan cowok yang entah berstatus apa dalam hidupnya saat ini.

Ia tidak menyangka jika Raka akan merasakan hal serupa dengan dirinya. Raka kemudian membelai rambut sang gadis kemudian mencubit kedua pipi tembam yang tak lagi tertutup topeng.

"Gue masih sayang banget sama lo, Na. Setiap hari gue ngerasa bersalah udah khianati lo sama Ravael dan gue justru berniat ngebunuh sahabat lo sendiri. Tapi jujur, gue masih sayang banget sama lo. Gue pikir perasaan itu bakalan menghilang tapi ternyata perasaan itu justru tumbuh semakin besar. Sebucin ini gue sama lo, Na," lanjutnya.

"Tapi gue bisa apa? Gue yakin perasaan yang dulu ada di hati lo sekarang udah tergantikan, 'kan? Dan gue yakin sekarang lo udah jadi milik orang lain. Gue harap lo bisa bahagia, Na. Walaupun kayaknya gue bukan lagi alasan lo bahagia, tapi gue tetap senang lihat lo bahagia. Jangan pernah sedih lagi, jangan galau-galau terus nanti cantiknya hilang, jangan malas makan lo udah terlalu kurus nanti kebawa angin," ungkap Raka sembari mengejek Queena.

[✔️]My Husband is Badboy SMA [Sequel LWIG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang