Semudah itu kau mengatakan benci padaku tanpa kau sadari luka yang ada dalam hati kini kembali menganga hanya karenamu
-My Husband is Badboy SMA-***
Rafka mencari posisi ternyaman di atas kursi kosong di samping ranjang Ravael. Ia mendekat. "Gue rasa adik gue masih suka Lucas," ungkapnya.
Ravael menganggut-manggut paham, mencoba merubah posisinya menjadi duduk. "Ash, sakit perut gua," rintihnya.
Rafka menatap Ravael datar, tepatnya menatapnya lemah. "Lemah banget lo jadi cowok," ejek Rafka santai.
Rafka terus memperhatikan Ravael yang masih sibuk mencari posisi ternyaman. Ia masih merasa takut sang Adik justru akan menjadi milik Lucas daripada cowok lemah di hadapannya. "Rav, lo gak takut adik gue jadi milik Lucas?"
Wajah Ravael berubah menjadi serius. Jujur, dalam lubuk hatinya ia benar-benar khawatir. Bahkan ia nyaris tidak tertidur mencari solusi agar Keeysha mau menjadi pacarnya. Ia benar-benar takut Keeysha menjadi korban dari Lucas. "Gua ada rencana biar Adik lu aman. Dan gua butuh bantuan lu."
"Apa?" Rafka mendekatkan dirinya pada Ravael yang sepertinya akan memberitahukan rencananya.
Rafka mengangguk paham sembari mengacungkan jempol kanannya. "Oke, gue setuju. Ide yang bagus, gue harap lo berhasil!" harap Rafka menepuk bahu Ravael.
"Yuhu ... Keeysha cantik datang!" pekik Keeysha sembari membawa semangkuk bubur di tangan mungilnya, "lah, Abang masih betah di sini? Nih, suapin Ravael dulu, Keeysha mau pulang. Mau berlayar di pulau kapuk jadian sama cogan!"
"Apa kata dunia kalau gua disuapin Abang lu. Kenapa gak lu aja yang suapin gua? Sayang, gua laper, nih. Suapin gua, dong!" Ravael memasang wajah memelasnya, bukannya merasa gemas Keeysha justru merasa jijik dan menggampar jidat Ravael dengan sendok di tangannya.
"Sayang, jangan kasar-kasar sama calon suami sendiri. Gua ngambek, ah," cibir Ravael manja.
Keeysha menatap geli cowok yang terbaring lemah di hadapannya. "Belum juga jadi suami udah manja, kalau udah jadi suami bakalan kayak gimana?" gumam Keeysha.
Ravael menyengir kuda mendengar ucapan Keeysha. "Cieee ... udah mulai halu jadi suami gua. Udah jatuh jantung, eh, jatuh hati maksud gua. Udah jatuh hati sama gua, hmm?" godanya.
"Amit-amit! Pokoknya gue tetap suka Kak Lucas daripada lo. Udah buruan makan, gue suapin, nih," tegasnya sembari menyendokkan bubur ke arah Ravael.
Kepala Ravael mulai memanas mendengarnya. Ia benar-benar tidak tahan lagi menahan rasa sakit hatinya. "Kenapa, sih, lu keras kepala banget? Apa lu gak tahu dia itu cuma manfaatin lu doang!? Apa lu gak tahu dia itu gak cinta sama lu!? Dia gak pantas sama cewek baik-baik kayak lu! Dia itu COWOK BER*NGS*K!!!" sentaknya.
Keeysha terkejut usai dibentak oleh Ravael. Ia meletakkan bubur yang dibawanya sebelum keluar dari ruang yang Ravael tempati. "Ravael jahat! Hiks ... hiks ...."
Keeysha menangis kemudian berlari menjauh dari Ravael juga Rafka. Ravael menarik rambutnya frustasi sembari memukuli kepalanya sendiri. "Bego ... bego! Kenapa gua bentak dia? Sorry, Bang, gua kelepasan."
"Gua mau kejar Keeysha, Bang. Dia pasti marah sama gua." Ravael berusaha bangkit dari posisinya sembari menahan rasa sakit yang ia rasa. "Ssh ... ahh, sakit banget gila."
"Sok kuat lo. Lo di sini aja, biar gue yang bujuk Adik gue." Rafka hendak melangkah namun bukan Ravael namanya jika tidak keras kepala.
Ravael justru memaksakan diri berdiri dan berjalan mencari Keeysha. Ia menebak Keeysha akan ada di taman rumah sakit, karena di sanalah Keeysha bisa menenangkan dirinya. Rafka membantu memapah Ravael hingga sampai di taman rumah sakit. Dan benar saja gadis berambut lurus itu tengah menangis di taman yang sunyi.
Rafka membiarkan Ravael mendekati adiknya, ia tahu seberapa peduli Ravael pada sang adik, namun Keeysha justru menyukai cowok lain-tepatnya musuh Ravael dan dirinya.
"Keey, lu marah sama gua, 'kan? Sorry, gua kelepasan. Gua g-" Ucapannya terjeda, Keeysha justru mendorongnya hingga terjatuh.
"Udah, minggir! Gue mau sendiri, gue gak mau ketemu sama lo! Mending lo jauhin gue. Gue tahu lo sayang sama gue, tapi lo gak ada hak ngelarang gue sama siapa pun. Gue sayang sama Kak Lucas dan gue cuma mau sama dia. Dia jauh lebih baik daripada lo," ungkap Keeysha menambah rasa sakit dalam diri Ravael, namun ia tidak tinggal diam.
Ravael kembali bangkit berusaha menenangkan Keeysha. Ia memegang kedua bahu sembari menatap mata Keeysha lekat.
"Keey, tatap mata gua. Lu boleh marah sama gua, tapi gua mohon jangan pernah lu terima ajakan Lucas atau lu bakalan menyesal nantinya. Ingat pesan gua baik-baik," pesannya.
Ravael membawa Keeysha dalam dekapannya membiarkan gadis itu menangis karena ulahnya. "Keey, maafin gua udah buat lu nangis. Gua cuma gak mau lu jadi korban dia, Keey. Gua cuma minta lu jauhin Lucas, cuma itu yang gua minta."
Keeysha justru kembali mendorong Ravael hingga terduduk di bangku taman yang keras. Ravael memegangi perutnya yang benar-benar terasa sakit karena terdorong. Namun tidak apa, luka di hatinya jauh lebih menyakitkan daripada yang ia rasa di perutnya.
"GUE MINTA LO JAUHIN GUE MULAI DETIK INI. GUE GAK MAU LAGI LIHAT WAJAH JELEK LO! GUE BENCI SAMA LO, GUE BENCI! LO BOLEH CEMBURU KALAU GUE SUKA SAMA KAK LUCAS, TAPI LO GAK BOLEH JELEK-JELEKIN DIA! LO GAK ADA HAK LARANG GUE DEKAT SAMA KAK LUCAS!" Keeysha mengusap air mata yang membasahi kedua pipinya.
"Mulai detik ini jangan pernah dekati gue lagi! Gue kecewa sama lo, gue benci sama lo! Dan selamanya gue benci sama lo!" sambung Keeysha.
Deg.
Jantung Ravael benar-benar hendak berhenti berdetak. Hatinya benar-benar terasa sangat sakit mendengarnya. Kepalanya terasa pusing dan berat, ia menatap Keeysha berlari menjauh darinya. "Maafin gua, Keey."
Rafka mendekati Ravael, menepuk bahunya berupaya memberinya kekuatan. Ravael membungkukkan badannya sembari menjambak rambutnya frustasi.
"Bego banget gua! Kenapa gua harus bentak dia? Bego! Bego! Bego!" sesalnya.
"Gak ada gunanya lo kayak gini, Rav." Rafka menjeda ucapannya sejenak menciptakan kerutan pada dahi Ravael. "Gue tahu lo bener-bener terluka karena Adik gue, maafin Keeysha dia gak suka apa yang dia suka dijelekin kayak tadi, Rav. Tapi, ini juga bukan salah lo."
Ravael kembali ke ruangannya dipapah oleh Rafka. Perutnya benar-benar terasa sakit lantaran Keeysha mendorongnya tepat mengenai perutnya yang terluka. "Gua gak akan biarin Lucas lukai Keeysha, bahkan nyentuh sekali pun. Bukan cuma Lucas, gua juga janji lindungi dia dari siapa pun. Gua janji!"
Mendengar keseriusan Ravael, Rafka mengangkat kedua sudut bibirnya. "Gue percaya seutuhnya sama lo, gue yakin lo bisa jaga Keeysha. Tepati janji lo, Rav. Gue harap pensiunan lo jadi badboy gak sia-sia," kekeh Rafka berniat mengejek.
"Bang." Ravael menatap Rafka sinis dan tentu saja Rafka justru menertawakannya.
.
.
.Keeysha benar-benar membenci Ravael? Untuk selamanya?
Btw, ada tidak nih di sini yang memiliki teman seperti Keeysha? Sangat keras kepala dan menjadi budak cinta hanya karena satu orang. Atau jangan-jangan justru diri sendiri, nih?
Memang benar jangan terlalu mendengarkan apa kata orang lain karena kita yang menjalani, namun kembali lagi. Tetaplah untuk membuka mata serta telinga. Apakah yang orang katakan hanyalah isu belaka? Ataukah memang benar adanya?
Terkadang kita pun harus mencari tahu mengapa seseorang mengatakan yang tidak mengenakkan kepada kita. Semua pasti ada alasannya, bukan? Terutama bila sahabat yang mengatakannya. Turuti saja. Daripada justru menyesal, 'kan? Tapi kalau si dia justru selingkuh dengan sahabat ya sudah lemparkan saja mereka ke kawah gunung cinta mereka akan abadi di sana, hehe.
Dahlah abaikan. Next saja kuy!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️]My Husband is Badboy SMA [Sequel LWIG]
Teen Fiction🌻 WELCOME TO MY SECOND STORY^^ 🌻 CERITA SUDAH TAMAT [✔️] 🌻 SEQUEL DARI CERITA "LOVE WITH INNOCENT GIRL" 🌻 Don't forget for vote and comment, Guys!! 🌻 If you like my story please follow me! Thank you! 🌻 Semoga betah, HAPPY READING YAW^^ 🥀🥀🥀...