Part 27. Menjauh?

615 49 27
                                    

Manusia tidak akan menyadari sekeras apa seseorang berjuang kepadanya sebelum dirinya merasakan apa yang disebut dengan kehilangan
-My Husband is Badboy SMA-

***

"Keey, ikut gua!" Tiba-tiba saja Ravael mencekal lengan Keeysha lalu menariknya ke arah parkiran.

Entahlah apa yang sebenarnya cowok itu inginkan. Ia berusaha memberontak, namun cowok itu justru semakin mengencangkan cekalannya. Keeysha merasa takut lantaran Ravael tampaknya tengah emosi, ia takut jika Ravael melampiaskan kepadanya.

"Gua gak akan sakiti lu, cukup gua aja yang sakit lu jangan. Gua mau ngomong sama lu dan sebelum lu jawab lu harus pikirin baik-baik. Gua gak mau lu nyesel," ujar Ravael sembari melepaskan gengamannya.

"Kalau mau tanya, ya, tanya aja gak perlu narik-narik kayak tadi, 'kan? Apalagi tadi gue lagi makan bakso kesukaan gue, sayang banget tahu. Dan sekarang pasti dimakan sama Abang Rafka, deh," cerocos Keeysha yang justru mencurahkan kekesalannya terhadap bakso bulat sebulat wajahnya.

"Maaf, gua harus tanya sekarang. Ini penting banget buat lu, Keey. Gua gak modus sumpah demi soto Teh Nina, janda anak dua." Ravael menyengir sembari mengangkat kedua jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Ih, jaga mata bisa gak, sih? Jangan-jangan kalian suka ke sana karena Teh Nina itu ... gak baik, ih! Gue lapor sama Raya deh biar lo kena ceramahan dia," ancam Keeysha.

"Laporin aja, gua gak peduli. Asalkan yang marah Raya bukan lu," sahutnya.

Keeysha menatap Ravael, ia mengira cowok di hadapannya sudah move on darinya namun ternyata cowok itu masih saja mengharapkannya. "Apa'an, sih? Udah gue bilang lupain aja gue, mendingan lo sama Raya aja lebih bahagia, 'kan?"

"Gua lebih bahagia sama lu. Asal lu tahu gua gak suka sama Raya, selamanya gua cuma suka sama lu, Keey. Suka sama lu itu berat, cuma rasa sakit yang gua dapat. Sedangkan Lucas cowok ber*ngs*k yang cuma bermodalkan kata-kata bisa miliki lu. Gua sakit hati, Keey," ungkap Ravael.

Dari mimik Ravael tampak begitu serius, pertanda ucapan cowok itu benar adanya. Namun ia berusaha untuk tidak mengindahkannya. "Terus ngapain lo pacaran sama Raya, hah!? Jangan bilang lo cuma pelampisan aja. Gue gak terima!"

"Tega banget lo mainin perasaan Raya, dia itu suka sama lo! Kenapa lo cuma jadiin Raya pelampiasan, sih? Lo gak mikir apa betapa sakitnya dia kalau tahu lo cuma jadiin Raya sebagai pelampiasan, hah!?" sungut Keeysha tidak mampu menahan emosinya. "PUTUSIN RAYA SEKARANG, TITIK!"

Keeysha kemudian menampar pipi kanan Ravael hingga dari sudut bibir cowok itu mengeluarkan sesuatu berwarna merah segar. Mata Keeysha membulat, ia lantas menyeret Ravael secara paksa ke ruang UKS.

Di sana Keeysha meraih obat merah dan sebuah kapas. Ia mengobati luka di bibir Ravael dengan hati-hati. Sesekali terdengar desahan kecil dari bibir Ravael, wajah Keeysha tampak bersedih seolah ikut merasakan perihnya.

Ravael kemudian terkekeh kecil usai Keeysha menyelesaikan aktivitasnya. Ravael menatap Keeysha dengan lekat membuat sang empu mengernyitkan dahi.

"Keey, lu itu lucu. Luka kecil kayak gini lu pasti obatin, tapi luka sehebat itu masih begitu jelas di sini, Keey. Lu gak mau obatin juga, hmm?" Ia memegang dadanya seolah menunjukkan adanya luka di hatinya yang terdalam.

"Alay banget lo, gak usah modus! Lo udah sembuh, 'kan? Gue permisi." Keeysha hendak melangkah meninggalkan Ravael, tetapi cowok itu tampaknya tidak merelakan kepergiannya.

"Keey, gua belum tanya sama lu. Please, kali ini aja," pinta Ravael.

Keeysha memutar malas bola matanya kemudian ikut duduk di tepi ranjang, lebih tepatnya di samping Ravael. Cowok itu terus memandang wajah Keeysha, dari tatapannya begitu menyiratkan betapa dirinya sangat menyayangi Keeysha.

"Keey, gua tanya sekali lagi dan ini pertanyaan terakhir gua. Gua gak akan ganggu lu lagi dan lu harus pikirin baik-baik jangan sampai lu nyesel," cakap Ravael dengan nada begitu lembut.

"Tanya apa'an? Buruan, ih!" geramnya.

"Lu masih suka sama Lucas?" tanya Ravael, ia berharap jawabannya adalah 'tidak'.

"Masihlah! Sampai kapan pun gue bakalan suka terus sama Kak Lucas," jawabnya dengan santai.

"Lu yakin masih mau sama dia? Sejauh mana lu tahu tentang Lucas? Apa lu yakin lu gak akan nyesel sama cowok lu itu?" Pertanyaan Ravael membuat Keeysha dongkol, cewek itu tampak menatap sinis ke arahnya.

"Gue emang gak terlalu tahu tentang Kak Lucas, tapi selamanya gue tetap suka sama dia. Dan gue gak akan pernah nyesel sama Kak Lucas, justru gue akan nyesel kalau gue sama lo! Mending lo jauh-jauh dari gue, deh! Gue gak akan pernah suka sama lo, sampai kapan pun!" tegas Keeysha kembali ciptakan luka di hati sad boy SMA Galaxy.

Ravael menarik napasnya panjang kemudian kembali menyunggingkan senyum paksanya. "Lu yakin sama ucapan lu barusan?"

"Iya, gue yakin seratus persen kalau gue bakalan nyesel nerima lo sebagai cowok gue. Dan lebih baik lo pergi dari kehidupan gue karena gue gak suka sama lo dan selamanya gue gak akan pernah suka sama lo!" Usai mengatakan itu Keeysha kembali melangkahkan kakinya hendak keluar dari ruang UKS yang hanya membuatnya dongkol.

"Tunggu! Lu yakin dengan keputusan lu? Apa lu gak ngerasa cowok lu udah berbeda? Gak sedekat dulu sama lu dan dia selalu ada alasan setiap lu ajak dia ketemu? Hmm? Apa lu sekarang masih yakin sama keputusan lu? Coba lu pikirin baik-baik, Keey," tutur Ravael.

Keeysha terdiam sejenak, ucapan Ravael benar adanya. Sudah dua minggu ini sikap Lucas berbeda, dahulu Lucas selalu mengajaknya berjalan-jalan tanpa alasan yang jelas. Akan tetapi sekarang? Setiap dirinya meminta cowok itu menemaninya di mall saja pasti cowok itu akan memberinya berbagai alasan untuk menolak.

Bahkan dua minggu itu pula dirinya selalu berangkat bersama dengan Rafka, Lucas selalu saja memberinya berjuta alasan. Keeysha masih berpikir positif jika Lucas sedang sibuk lantaran dirinya adalah seorang Ketua OSIS di SMA Galaxy. Tentu cowok itu akan memiliki banyak tugas yang harus dilaksanakan.

"Dia itu Ketua OSIS pasti sibuk dan lo gak usah manfaatin kesempatan buat ngejelekin Kak Lucas, deh. Kalau lo iri sama dia itu bilang, gak perlu jelek-jelekin kayak gitu. Gue gak suka!" timpal Keeysha.

"Keey, dengarin gua. Gua akui gua gak suka sama hubungan kalian. Gua akui gua sayang banget sama lu, tapi bukan berarti gua cuma berniat ngehancurin hubungan kalian, Keey. Gua cuma mau lu gak kecewa nantinya, gua gak mau lihat lu hancur, Keey," ungkap Ravael menatap Keeysha lekat.

"Sekarang gua tanya sama lu. Lu pilih Lucas atau gua? Ini pertanyaan terakhir gua, kalau lu pilih Lucas lu bakalan kehilangan gua dan gua agak akan ganggu lu lagi." Mendengar pertanyaan itu, Keeysha terdiam sejenak.

"Ya, Kak Lucaslah! Gue gak takut kehilangan lo dan kalau lo mau pergi dari hidup gue mah silakan karena itu yang gue mau selama ini!" balasnya tegas.

"Oke, apa pun yang terjadi setelah ini jangan coba cari gua karena gua gak akan mau ganggu lu. Berkali-kali gua kasih kesempatan sama lu dan gua harap lu gak akan nyesel sama keputusan lu, Keey. Semoga lu baik-baik aja, gua pergi," harap Ravael.

Cowok itu mengacak-acak puncak kepala Keeysha sebelum berlalu meninggalkan Keeysha. Keeysha menatap kepergian Ravael sendu, entah mengapa di hati terasa begitu sesak.

"Kenapa gue sedih banget gini, sih? Padahal ini yang gue mau dari dulu. Huh, bodoamat deh Ravael mau pergi kek enggak kek gue gak peduli, yang penting Kak Lucas jangan pergi," gumam Keeysha.

Keeysha meraih ponselnya, ia kembali mengecek pesan yang semalam ia kirimkan pada Lucas.

Kak Lucas uwu♡

Kak Lucas pacar Keeysha!|
Yuhu! Lo sibuk, ya? Padahal|
gue pengen ditemenin.|
Tapi gak papa deh, besok janji|
temenin gue ya^^|

"Kok belum dijawab, ya? Dari tadi gue juga gak lihat Kak Lucas keluyuran. Atau jangan-jangan ... gak mungkin Kak Lucas ghosting gue. Ah, mungkin karena emang sibuk. Gue ke kelasnya aja, deh," putus Keeysha kembali melangkah menuju kelas Lucas yang terletak lantai atas.

.
.
.

[✔️]My Husband is Badboy SMA [Sequel LWIG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang