Part 33. Pelacakan

538 47 23
                                    

Jatuh cinta memanglah menyenangkan jika yang kita cinta mencintai kita pula
-My Husband is Badboy SMA-

***

Mata elang Ravael tampak mengamati dengan betul layar komputer yang tertera di hadapannya. Juga dengan Lucas dan salah seorang sahabat Ravael yang tentu sangat pandai dalam dunia pelacakan. Apalagi melacak lokasi dengan nomor ponsel, sudah menjadi hal yang biasa cowok itu tangani.

Beruntung Ravael teringat dengan sahabatnya ini jika tidak sepertinya ia akan kerepotan harus ke kantor polisi. "Bantuin gua, please, temuin lokasinya," harapnya.

"Alay lo anj*r gitu doang juga, palingan itu cuma ancaman biasa," sambar Lucas dengan nada meremehkan.

"Heh, lu gak tahu gimana ada di posisi gua! Bayangin aja orang yang lu sayang ada dalam bahaya, apa lu masih bisa tenang, hah!?" sentak Ravael mencekal kerah Lucas.

"Gue pernah dan bukan cuma dalam bahaya, tapi melayang sampai surga," sindir Lucas disusul dengan senyuman kecut darinya.

Ravael melepaskan cekalannya kemudian kembali duduk. Ia melirik ke arah Lucas dengan tatapan tajamnya. "Gua lakuin itu karena gua terpaksa. Seharusnya lu yang mati bukan dia!"

"Gak usah sok lo! Polisi udah ngebuktiin lo yang bersalah, jadi penyebabnya itu lo! Kalau bukan karena keluarga lo berduit, gue sih yakin lo mendekam di penjara." Lucas menyeringai memamerkan senyum licik miliknya.

"Woi! Kalian ke sini mau minta bantuan gue atau mau debat? Gak fokus gue gara-gara kalian debat," potong Dika-sahabat Ravael.

"Sorry, dia duluan," lirih Ravael cuek.

"Lo duluan, nj*r!" bantah Lucas.

"Diam, woi! Lama-lama gue sumpelin mulut kalian pakai kaus kaki gue, biar mampus kalian masuk UGD," sambar Dika.

"Bukan cuma UGD tapi ruang mayat! Kaus kaki berapa bulan gak lo ganti?" Ravael menggeplak kepala cowok itu lantaran jiwa joroknya tak kunjung menghilang.

"Sorry, maybe two months. Rav, ada kabar baik buat lo, tapi jadi kabar buruk buat Lucas." Dika memandang Ravael dan Lucas bergantian sebelum pandangannya kembali pada layar komputer miliknya.

"Apa?" Kening Ravael berkerut juga alisnya yang saling bertaut, tampaknya cowok itu tengah merasa penasaran.

"Gue tahu di mana keberadaan nomor ini, tapi gak menjamin Keeysha bakalan ditemuin," ungkap Dika.

"Semoga aja gak akan ketemu dan kalaupun ketemu semoga dalam keadaan gak bernyawa kayak cewek gue dulu. Juga biar gue gak butuh buang-buang tenaga buat balasin dendam gue," sahut Lucas dibalas tonjokan di bibir cowok itu.

"Gua gak akan biarin Keeysha terluka sedikit pun. Baik itu lu pelakunya ataupun bukan! Dan jangan pernah ungkit masalah itu, gua juga sakit hati bukan cuma lu!" sentak Ravael kembali melayangkan pukulannya, kali ini bukan lagi mengenai bibir Lucas melainkan perut cowok songong di hadapannya hingga tersungkur ke lantai.

"Silakan berlagak sok jagoan, Rav. Gue yakin lo bakalan kehilangan cewek bodoh itu untuk selamanya." Ravael bangkit sembari memegangi perutnya. "Mending gue lanjut jalan sama mantan gue. Good bye, tunggu kabar kematian cewek bodoh lo, ya? Hahahaha ...."

"Gak! Lu tetap ada di sini, gua masih curiga lu pelakunya. Hubungin mantan lu, udah jadi mantan sok-sokan jalan," cibir Ravael mengecilkan volumenya saat mengucapkan kalimat terakhir.

"Daripada lo jalan sama banyak cewek. Mana random lagi, lu jadi tukang ojek? Hahaha," balas Lucas mencibir balik Ravael.

"Terserah gua!" tukas Ravael.

[✔️]My Husband is Badboy SMA [Sequel LWIG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang