Part 4. Olahraga

1.1K 81 31
                                    

Tak mengapa bila mana aku gagal mendapatkan hatimu setidaknya diri ini pernah berjuang meskipun tak pernah ternilai di matamu
-My Husband is Badboy SMA-

***

"Ah, panasnya berasa lihat doi berduaan sama cewek lain!" keluh Keeysha dan beberapa siswa sambil mengibaskan tangan, kertas, buku tulis, kipas angin kecil, atau duduk tepat di bawah kipas angin kelas.

Hari ini kelas Keeysha jadwal olahraga. Apakah kalian tahu apa yang harus mereka lakukan? Lari berkeliling lapangan seluas jidat Angeline-salah satu siswa di kelas Keeysha dengan jidatnya yang seluas bandara.

Selepas lari mereka harus push up dua puluh lima kali. Meskipun lebih ringan dari biasanya, namun mereka tetap kelelahan. Ya, karena memang mereka baru selesai berlari mengelilingi lapangan sepuluh kali.

"Keey, pijitin gue," suruh Raya namun justru sebuah jitakan mendarat mulus di jidatnya, "ah, sakit tahu!"

"Lah, siapa suruh minta gue pijitin. Boro-boro mijitin lo, mijitin diri gue sendiri aja gue gak bisa." Keeysha menyender pada dinding kelas, beruntung ia duduk di pojok kelas. "Capek banget!"

Keeysha menutup manik matanya seraya bersandar pada kursinya. Tangan kanannya tampak mengipasi diri dengan buku tulis, entahlah buku apa yang ia gunakan. Tak lama ia membuka kedua manik matanya menatap sebotol mineral dingin terulur ke arahnya. "Lo ngapain ke sini? Bukannya anak kelas dua belas pelajaran, ya? Wah, jangan-jangan lo bolos."

"Sebagai murid yang rajin, sudah pasti gua bolos hari ini. Gua mau nebeng di kelas lu, gua ngantuk. Sebagai imbalan gue beliin lu air mineral. Habisin, ya, Sayang." Cowok itu menarik Raya dan menyuruhnya untuk berpindah ke bangku lain.

Cowok itu tiba-tiba lalu meletakkan kepalanya di atas paha Keeysha. Keeysha mendelik kesal pada cowok di hadapannya. "Lo ngapain main tidur atas paha gue, hah!? Pergi gak lo? Mana imbalan air mineral doang pula. Minimal bawain makan juga gitu, dong!"

Sebenarnya Keeysha di kelas hanya bersama dengan sebagian siswi saja. Siswi lainnya serta seluruh pasukan buaya ada di kantin menikmati makanan yang ada di sana tentunya termasuk Rafka.

Pandangan para siswi terkunci pada pesona cowok itu yang ternyata baju seragamnya terbuka menampilkan roti sobek miliknya. Ditambah lagi posisinya sedang tertidur lurus menampilkan perutnya secara detail. Oh tidak!

"Permisi!" Suara berat milik Pak Fahmi mengalihkan perhatian mereka.

"Ekhem ... ada yang melihat Ravael tidak? Bapak tadi lihat dia lari ke sini. Siapa tahu ngapelin doinya ke mari." Mendengar suara Pak Fahmi, membuat Ravael terdiam.

Kalau gua ketahuan mampus gua. Tapi gak pa-palah lumayan siapa tahu ada hukuman baru dari Pak Fahmi. Lagian gua belum pernah dihukum Pak Fahmi, batin cowok itu-Ravael.

"Hadir, Pak!" Ravael bangkit dari posisinya. Keeysha menganggukkan kepalanya akhirnya ia tahu siapa nama cowok yang selalu saja mengganggunya itu.

"Nah, sini kamu! Sudah Bapak bilang tunggu saya di kelas kenapa malah ke sini?" tanya Pak Fahmi.

Ravael menyengir kuda seraya melirik ke arah Keeysha. "Ya, gimana, ya, Pak. Saya itu suka sama murid Bapak di samping saya ini. Sehari gak lihat tuh rasanya kayak ada yang hilang gitu, Pak."

"Alasan saja kamu," decak Pak Fahmi.

"Eh, saya jujur loh, Pak. Bapak dulu juga pernah muda, 'kan? Jadi, pasti tahu rasanya jatuh cinta sama seseorang. Ya, 'kan, Sayang." Ravael merangkul Keeysha dan Keeysha menepisnya.

Pak Fahmi mengembuskan napasnya sembari memutar malas bola matanya merasa geram dengan anak didiknya itu. "Ah, sudah-sudah. Ravael dan-"

"Keeysha calon masa depan Ravael cowok terganteng di sini. Ada apa sama dia, Pak? Bapak jangan modus sama cewek saya mentang-mentang dia cantik dan ... ya gitu, deh, ngegemesin," cerocos Ravael memotong ucapan Pak Fahmi.

Pak Fahmi hanya menggeleng. Jika saja bisa sudah lama ia ingin menendang Ravael secara paksa dari sekolah ini, namun ia tidak bisa melakukannya.

"Ravael! Sekarang kamu saya hukum dan hukumannya kamu harus-"

"Apa pun saya lakukan selain hormat sama tiang bendera, bersihin WC, minta maaf sama guru satu kantor, lari keliling lapangan. Selain itu pasti saya lakukan, Pak! Kira-kira hukuman yang seru apa, Pak?" potongnya.

"Yang anti-mainstream gitu," sambung Ravael lagi.

"Gila," lirih Keeysha.

Pak Fahmi tampak terdiam, memikirkan hukuman apa yang pantas untuk Ravael. "Oh, iya. Rumput di belakang sekolah udah panjang. Kamu potong sekarang!"

"Dikira saya tukang kebun apa, Pak?" protes Ravael.

"Hmm, bersihin gudang dan perpustakaan sekolah saja," putus Pak Fahmi.

Ravael menggeleng. "Lah, dikira saya ini tukang bersih-bersih atau gimana, Pak? Saya sekolah bukan mau jadi tukang bersih-bersih, Pak."

"Terus kamu maunya apa?" tanya Pak Fahmi merasa geram pada Ravael yang minta untuk ditenggelamkan.

Ravael kembali merangkul pundak Keeysha seraya menatap Pak Fahmi. "Menjadi Ayah dari anak-anaknya Keeysha, Pak."

"Amit-amit!" sahut Keeysha dengan wajah tak suka.

Para siswa berteriak histeris karena memang Ravael memiliki banyak penggemar. Entah satu angkatan, adik kelas, bahkan kakak kelas sekalipun menyukai Ravael. Karena bisa diakui Ravael memiliki wajah rupawan, tampilannya yang selalu menggoda mata untuk terus memandangnya. Pak Fahmi menghampiri Ravael dan menarik telinga kanannya kemudian menyeretnya keluar dari kelas Keeysha.

"Ah ... ah ... sakit, Pak! Bisa copot telinga saya, nanti saya tidak bisa mendengar suara lembut dari Keeysha, Pak!" rintihnya.

Keeysha mengangga. Ia tidak mengerti bagaimana dirinya bisa bertemu dengan cowok seperti Ravael itu. Benar-benar di luar dugaannya.

"Hai, lo Keeysha, 'kan? Gue perhatiin lo sama Ravael dekat banget. Ada hubungan apa?" Seorang gadis mendekati Keeysha dan Raya yang sedari tadi melongo menatap aksi mereka tadi.

"Eh, hai! Gak ada apa-apa. Kenapa? Lo suka sama Ravael?" Keeysha dapat menebak dari gelagat gadis itu yang terlihat jelas menyukai Ravael.

"Boleh ikut gue? Gue mau ngomong ... empat mata sama lo."

Keeysha mengangguk dan keduanya berjalan keluar kelas tepatnya di toilet siswa. Ribuan tanda tanya muncul dalam benak Keeysha, entah apa yang akan dibicarakan pada gadis di hadapannya.

"Salam kenal. Gue belum kenalan sama lo, padahal kita sekelas. Kenalin nama gue Queena." Queena tersenyum simpul menggantungkan tangannya di depan Keeysha.

Keeysha menjabat tangan Queena. Menurutnya gadis di hadapannya ini sangat sopan dan penceria. Aura cerita selalu terpancar dari diri Queena.

Kayaknya Queena cewek kalem dan seru, nih, batin Keeysha.

Queena tersenyum. "Gue mau ngomong. Tapi janji jangan cerita sama siapa pun, gue tahu lo bisa jaga rahasia."

"Rahasia apa?"

.
.
.

Rahasia apa, ya?
Penasaran, ya? Yuk, next!

TBC!

[✔️]My Husband is Badboy SMA [Sequel LWIG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang