Part 38. Terpaksa Mengikhlaskan

543 49 23
                                    

Sulit bukan berarti tak mampu, bukan? Semua hanya masalah waktu. Perlahan semua akan terlupakan dengan sendirinya, meskipun entah kapan waktu itu 'kan tiba
-My Husband is Badboy SMA-

***

Raka membalikkan tubuhnya kemudian berjalan mendekati pintu. Sebelum dirinya keluar ia berbalik menatap Queena tidak rela meninggalkan sang pujaan hatinya begitu saja. Ia sungguh menyesal telah melakukan itu.

Hanya karena perasaan iri kini dirinya kehilangan banyak hal terutama orang yang sangat ia sayangi. Orang yang mampu membuat harinya kembali bersinar.

Gue sayang sama lo Queena, gue harap lo bisa maafin gue, harapnya membatin.

Saat Raka hendak meninggalkan ruangan tiba-tiba ada seseorang yang menahan tangannya kemudian memeluknya begitu erat. "Jangan pergi."

Raka menghentikan langkahnya, ia berbalik mendapati Queena tengah menangis. Queena kemudian menggengam tangan kekar Raka dengan begitu lembutnya tentu dengan air mata yang mulai membasahi kedua pipinya.

"Jangan tinggalin gue, Ka. Gue sayang sama lo," rengek Queena tidak rela jika Raka mendekam di penjara. "Gue minta maaf udah marah sama lo, Ka. Gue minta maaf, seharusnya gue tetap support lo. T-tapi gue justru benci sama lo. Gue minta maaf."

Raka lalu menggengam kedua bahu Queena lembuh sembari menatap lekat manik mata sang gadis. "Gak pa-pa, wajar kalau lo marah sama gue. Gue nyesel udah lakuin ini cuma gara-gara gue terlalu iri sama sepupu lo. Maafin gue, Na."

"Gue-" Ucapan Raka terpotong lantaran Keeysha menyela ucapannya.

"Maaf, gue potong ucapan lo. Lo tadi bilang kalau lo iri sama sepupu Queena, 'kan? Jadi Ravael sama Queena saudaraan?" Keeysha menatap Queena dan Ravael bergantian dengan posisi berbaring tentunya. "Pantesan aja Queena tahu banyak tentang Ravael. Kenapa gak bilang, sih!"

"Sebenarnya gua mau kasih tahu waktu kita nikah nanti, Sayang. Tapi Allah berkehendak lain dan lebih milih rumah sakit sempit ini buat ngebongkar semuanya," beber Ravael dengan pandangan menyapu seluruh ruangan UGD. "Lagian gua juga males punya sepupu kayak dia. Gua maunya sebelas dua belas kayak lu, Keey. Hehehe ...."

"Jangan bilang gitu. Kalau gak ada UGD bisa-bisa nyawa gue melayang ke sur-" Ravael membekap mulut Keeysha dengan tangan kekarnya.

"Ih, asin banget tangan lo. Ngapain pakai bekap segala, sih!?" pekik Keeysha kesal. "Aduh, kepala gue sakit."

"Udah tahu sakit masih aja teriak. Lagian gua gak suka lu ngomong kayak gitu. Gua gak akan biarin nyawa lu melayang gitu aja, Keey. Pokoknya gua harus mati duluan sebelum lu, titik!" putus Ravael.

"Lo kira lo ini apa'an? Kematian udah diatur sama Allah, kita mana tahu siapa yang akan meninggal duluan. Bisa aja ternyata gue, lo, atau justru barengan," tutur Keeysha dengan sedikit ngegas.

"Lu ngegas mulu sebenarnya Mama lu ngidam apa'an?" Ravael kembali mencubit hidung mungil Keeysha dengan kedua jarinya.

"Ngidam pedal gas mobil, puas!?" geram Keeysha dengan mimik juteknya.

"Jangan jutek gitu, dong, Sayang. Nanti anak kita pemarah kayak lu," goda Ravael membuat Keeysha hendak melemparkan cowok itu ke tempat sampah yang tidak jauh darinya.

"Jijik! Ogah banget punya anak sama lo apalagi nikah. Jangan harap! Gue maunya sama idol-idol gue! Kya ...!" Keeysha memejamkan kedua matanya sembari membayangkan wajah band k-pop kesukaannya.

[✔️]My Husband is Badboy SMA [Sequel LWIG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang