Part 36. Unit Gawat Darurat

611 53 23
                                    

Jauhkan iri dan dengki dalam hati maka hidup akan lebih berarti
-My Husband is Badboy SMA-

***

Unit Gawat Darurat-di sinilah Ravael berada sembari berbolak-balik layaknya setrikaan di depan pintu. Dika yang melihat itu lantas menegurnya lantaran ia merasa pusing sedari tadi melihat Ravael terus saja berbolak-balik.

"Lo gak bisa duduk tenang sebentar aja gitu? Pusing gue lihatnya, nj*r! Bolak-balik terus kayak setrikaan lo," protes Dika.

"Gimana gua bisa tenang kalau keadaan Keeysha kayak gitu, Dik," sambar Ravael.

Tiba-tiba saja ponsel Ravael kembali berbunyi melantunkan lagu "Lingsir Wengi". Dengan cepat Ravael meraih ponsel miliknya dari dalam saku celana.

"Ganti nada dering kek, Rav. Seram amat lagu lo mana ada tawa Mbak Kuntinya lagi," protes Dika sembari bergidik ngeri belum lagi suasana rumah sakit yang sunyi menambah kesan angker.

"Asik, kali aja Mbak Kunti mau datang terus joget," gurau Ravael membuat Dika sedikit merasa lega lantaran Ravael masih bisa bergurau.

"Rav, kalian di mana? Dika ngasih kabar sama gue katanya kalian ada di daerah hutan. Tapi di sini kosong, tapi ada segel polisi kayaknya masih baru. Keeysha berhasil ketemu, 'kan? Keadaan Keeysha baik-baik aja, 'kan?" Suara Rafka terdengar begitu bergetar membuat Ravael tidak tega.

"Assalamu'alaikum, Bang. Sorry, gua lupa kasih kabar sama lu, Bang. Bang, K-Keeysha-" Ravael menggantungkan ucapannya ia tidak kuasa mengatakannya.

"Wa'alaikumussalam. Keeysha kenapa!?" teriak Rafka dari seberang.

Ravael melemparkan ponselnya pada Dika, ia tidak kuasa mengatakannya pada Rafka. Ravael memberikan kode pada Dika untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Halo, gue Dika. Raf, Keeysha masuk UGD. Mending lo cepat datang ke sini alamatnya gue kirim lewat pesan singkat," jelas Dika.

Dika mematikan teleponnya kemudian mengetik benerapa huruf di layar ponsel Ravael. Sekitar lima belas menit kemudian Rafka datang dengan wajah pucat begitu pula dengan Raya dan Queena yang begitu panik.

Dika menceritakan kejadian yang menimpa Keeysha sedari awal hingga akhir. Queena membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Dika. Ia tidak percaya jika Rakalah yang bersengkokol dengan Val, Debora, dan Naila.

"Gak! Gak mungkin Raka pelakunya. Selama ini Raka udah bersikap baik sama Ravael gak mungkin dia tega ngelakuin ini!" protes Queena.

Ravael memeluk Queena erat berupaya menenangkan gadis itu. Ravael dan yang lain memaklumi Queena lantaran Raka adalah pacar Queena, pasti Queena merasa syok mengetahui jika pacarnya sendirilah yang berusaha untuk ikut melenyapkan sahabatnya sendiri.

"Gue gak percaya Raka sejahat itu. Gue gak percaya!" raung Queena.

Dika menyodorkan ponselnya pada Queena. Queena melepaskan pelukan Ravael kemudian meraih ponsel yang tersodor padanya. Rupanya Dika sudah merekam aksi kejam Raka, Val, Debora, serta Naila melalui celah kecil sesuai perintah Ravael.

Kedua kaki Queena lemas seketika hingga dirinya tersungkur ke lantai yang begitu dingin. Raya memeluk Queena sembari mengusap punggung gadis itu berupaya menguatkannya.

"G-gue gak nyangka pacar gue bisa lakuin ini sama Keeysha cuma karena perasaan iri sama sepupu gue sendiri. Kenapa harus sakitin Keeysha? Kenapa? Apa salah Keeysha?" Queena menangis sejadi-jadinya sembari menjambak kuat rambutnya.

Ravael mendekati sepupunya yakni Queena. Keduanya sebenarnya memang bersaudara, Ayah Queena adalah Adik dari Ayah Ravael. Itulah mengapa Queena lebih tahu akan banyak hal tentang Ravael dan membeberkannya pada Keeysha tempo hari itu.

Ravael mengacak-acak puncak kepala adik sepupunya dengan lembut. "Gak pa-pa, jangan salahin diri lu. Jangan salahin juga pacar lu, lu masih sayang sama Raka, 'kan? Kalau lu masih sayang sama dia lu harus kuatin dia. Support dia, gua tahu setelah ini dia pasti menyesal."

"Dia butuh dukungan, Na. Lu tahu, 'kan, dia kekurangan kasih sayang dan lu jangan buat dia makin hancur. Gua tahu lu marah sama dia karena dia udah ngelukain sahabat lu, 'kan? Gua juga marah, Na," tutur Ravael.

"Gua juga kecewa sama Raka. Tapi gua gak akan benci dia karena gua tahu dia lakuin itu karena dia terpengaruh oleh rasa iri dan desakan dari Val. Pasti Val nyuci otak Raka dan ngehasut Raka biar semakin benci sama gua. Lu harus dukung Raka, Na. Lu harus ngertiin dia, juga dia butuh kasih sayang, Na," lanjut Ravael.

"T-tapi gue benar-benar kecewa, Rav. Gue gak bisa maafin dia karena udah ngelukain Keeysha dan juga lo. Lo sepupu gue dan Keeysha sahabat gue, gue gak akan maafin siapa pun yang udah lukain kalian." Queena kembali menangis sembari memeluk Ravael.

Raya yang melihat itu pun kembali menangis, Dika yang melihat itu lantas membawa Raya ke dalam dekapannya. Jantung Raya mulai berdetak tidak menentu begitu pula dengan Dika, namun keduanya berusaha untuk saling menutupi.

Dika mengusap lembut puncak kepala Raya. "Jangan nangis. Semua pasti baik-baik aja, doain kalau Keeysha pasti selamat," tutur Dika menghibur Raya.

Sedangkan Rafka hanya diam memandang kosong ke arah ruang di mana Keeysha masih belum sadarkan diri. Air matanya mulai kembali menetes membasahi kedua pipinya. Hatinya terasa sangat hancur dan hampa. Ia tidak rela melihat sang adik begitu menderita di dalam sana.

Tidak lama dokter keluar dari ruang UGD, Ravael dan Rafka yang melihat itu lantas beranjak mendekati sang dokter.

"Bagaimana kondisi Keeysha, Dok?" tanya Rafka dan Ravael bersamaan.

"Pasien mengalami pendarahan dan kami kehabisan stok untuk darah seperti pasien. Apakah di antara kalian ada yang memiliki tipe darah yang sama dengan pasien?" Mendengar penuturan dari sang dokter, hati Rafka semakin gundah.

Rafka memang memiliki tipe darah serupa dengan Keeysha lantaran keduanya kembar identik, namun Rafka mengidap tekanan darah tinggi atau hipertensi sehingga ia tidak bisa mendonorkan darahnya pada sang adik.

Ravael yang mengetahui itu lantas mengusap bahu Rafka pelan. "Sabar, kita cari jalan keluarnya. Jangan gegabah, gua yakin Keeysha pasti baik-baik aja."

"Dok, saya tidak tahu apakah darah saya sesuai dengan tipe darah pasien ataukah tidak, apakah saya bisa mencoba?" tawar Ravael dengan perasaan ragu.

Sang dokter mengangguk sembari mengulum senyum dari balik maskernya. "Baik, mari ikut dengan saya."

Ravael menepuk bahu Rafka dan Dika kemudian menyunggingkan senyum paksanya. "Do'ain tipe darah gua sama kayak Keeysha. Gua yakin Keeysha akan sembuh dan ini adalah cara agar Keeysha bisa kembali pulih," tuturnya.

"Makasih, Rav," lirih Rafka.

"Gak usah bilang makasih gua, 'kan, calon Adik ipar lu, Bang. Eh, gua ikut dokternya dulu nanti sambung lagi adegan dramanya. Tunggu Superhero datang menyelamatkan Princess Keeysha, oke?" gurau Ravael dibalas cengiran dari Rafka, Dika, Raya, serta Queena meskipun begitu-garing.

Ravael berbalik kemudian mengekori sang dokter. "Keey, gua harap gua bisa nolongin lu. Kalau kali ini gua gagal, gua gak layak untuk hidup. Lu alasan gua bertahan, Keey. Lah, anj*r, alay banget gua," gumam Ravael.

"Mari, silakan masuk," perintah sang dokter.

Ravael kemudian melangkahkan kakinya sembari terus mengikuti arahan yang diberikan oleh sang dokter. Ia mencoba untuk rileks agar semua berjalan dengan lancar dan berharap agar ia mampu menyelamatkan nyawa Keeysha-sang pujaan hatinya.

.
.
.

[✔️]My Husband is Badboy SMA [Sequel LWIG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang