Hy, mmf upnya agk tlt, sy mlh main roblox hdhh 😥
★ ★ ★ ★
—Flashback—
Hari jumat yang panas, setidaknya begitulah pikir Anissa yang kini duduk di angkot bersama hampir seluruh personil kelasnya untuk pergi menuju kolam renang SMA AMS karena hari itu akan diadakan ujian renang.
Sebenarnya jarak kolam renang ke sekolah mereka tidak terlalu jauh, tapi karena uang angkot juga termasuk pendapatan gaji guru olahraga mereka, jadi mereka diwajibkan untuk pergi menggunakan angkutan kota.
"Sumpah ih, ada yang belum masuk diluar-!" Maddie bermisuh misuh kesal di bangku depan angkot. "Ada yang ngalah, kek, dipangku gitu?"
"Ogah. Males banget. Gue kan kecil. Xixi~" Anissa mengangkat bahu. Bisa patah pahanya jika seseorang duduk di pangkuannya. Tiba tiba saja, angkot yang mereka akan tumpangi berguncang ketika seorang gadis surai pinkish memasuki kendaraan itu dengan wajah datar.
Dirinya berkedip." Babi bisa diem dan ngga usah egois, ga? Kalo lo gabisa, gue aja yang mangku lo, pe'a." Alexia dengan ringan mengangkat tubuh Anissa dan membiarkan gadis pasmina cokelat pramuka itu duduk di pangkuannya.
"Idih, najis banget-!" Anissa mengerutkan dahi. Sebuah perasaan sedikit banyak muncul di dadanya. 'Apa apaan sih?! Kok- kok gue deg degan duduk di paha orang tertolak secara sosial kayak ni bagong?!'
Cindy menatap mereka dan terbahak. "Diliat liat kalian cocok juga, ya?"
Keduanya berpura pura muntah sebelum akhirnya menatap kearah Cindy yang masih memiliki rambut panjang berwarna kehijauan itu jijik. "Najis!/Fuck off!" seru para ketua geng itu berbarengan.
Reyhan yang duduk di lantai angkot menyiritkan alisnya. "Bentar, bukannya si Alek belok, ya?"
"Idih, jauh jauh! Nanti nular ke gue!" dengan kasar, Nabila menendang kaki Alexia namun kakinya malah terbelok ke Cindy. "Cari ribut?"
"Yuk bisa yuk hyung, kembali ke jalan lurus." Anissa mempoke pipi Alexia pelan. "Iya, kalo lo ngga balik lurus, lo ngga bisa ikut kita ke surga bund xixi~" Putri turut menimpali.
Alexia menyunggingkan senyum masam. "Emang kalian yakin bakal masuk surga?"
"Yakin banget, dong. Kan kita juga saling mengingatkan." Anissa memasang ekspresi bangga diikuti anggukan anak anak satu gengnya.
Maddie menghela nafas. "Kalian tau, kan, kalo mengingatkan itu ada adabnya?" dirinya membetulkan choker yang melingkar di lehernya. "Ya terus?"
"Bukannya salah satu tokoh agama juga pernah bilang kalo mengingatkan didepan umum itu jatohnya mempermalukan?" gadis surai cokelat itu kini menatap bengekers lurus. "Emang kita pikirin?"
"Udah, percuma debat sama mereka. They're too dumb to understand. "
"Dasar geng alt. Kalah debat sedikit aja langsung pake bahasa inggris." Putri menatap mereka jijik. "Bahasa inggris lo enggak serta merta bikin argumen lo valid, paham?"
" Makannya belajar."
Perdebatan mereka terhenti ketika angkot yang mereka tumpangi berhenti di kolam renang aset SMA AMS. Seisi angkot sontak keluar tergesa dari kendaraan butut nan pengap itu dan menuju ke ruang ganti. Sayang sekali untuk Anissa dan Alexia yang duduk di paling pojok sehingga keluar paling akhir. Keduanya berakhir dengan berjalan beriringan menuju ruang ganti, namun segera setelah menginjakan kaki di tempat ganti baju itu, tampang Anissa berubah datar.
" Kenapa?" Alexia mengeluarkan swimsuitnya dari tas. "Sisa ruang ganti yang kosong cuma satu dan karena nama kita sama sama dari A, kita yang kebagian tes pertama." tutur kata gadis rok pramuka sebetis itu terdengar cukup malas, malu, dan kesal.
Manik navy gadis didepannya berkedip. " Terus kenapa emangnya?"
"Ya kita ganti bajunya harus berdua, soalnya ditesnya 5 menit lagi."
"Ok, masalahnya dimana?"
"Malu lah, anjir!" Anissa mempout sebal. " Apalagi, lo kan belok. Nanti kalo gue lo apa apain gimana? " dirinya bergidik ngeri sambil ikut mengambil baju renang miliknya yang sebenarnya hanya kaos pendek dan celana kolor. Alexia yang mendengarnya hanya menaikan bahu malas. "Nggak sudi. Walaupun gue lesbi, gue masih punya selera bagus, keleus~"
Walaupun begitu, keduanya akhirnya menyerah dan berganti baju di satu ruangan yang sama, namun sama sama menghadap tembok agar tidak melihat pemandangan dari bagian privat satu sama lain. Sedikit rasa aneh berdesir di dada Anissa ketika dirinya mengingat fakta bahwa ada orang lain yang berganti baju bersamanya. Sedari dulu, memang, tidak peduli itu perempuan ataupun laki laki, gadis berkacamata bulat itu memang kerap merasa tidak nyaman berganti baju didepan orang lain. Namun anhenya, rasa tidak nyaman itu hilang ketika dirinya berganti baju dengan Alexia.
Jauh dari kata tidak nyaman, diam diam gadis itu merasa aman disekitar Alexia, yang notabene adalah musuhnya sendiri. "Heh, jangan ngelamun. Nanti kalo lo kerasukan gue yang disalahin." Alexia menyentil nista dahi Anissa.
"Apaansih hyung?! Ngajak ribut,ya?!" surai hitam lurus Anissa yang berkilauan diterpa lampu remang ruang ganti setelah gadis itu melepas hijabnya cukup membuat Alexia mesmerized. " Gak level banget gue ribut sama lo. Udah beres, kan, ganti bajunya? Ayo, keburu kita di alfain guru olahraga nanti nilai gue jadi jeblok se-jeblok bopeng muka lo."
"Emang brengsek." kata kata mutiara yang keluar dari bibir Anissa sedikit banyak berbanding terbalik dengan tangannya yang meraih jemari pucat Alexia dan menggandengnya keluar dari tempat ganti baju ke area kolam renang.
KAMU SEDANG MEMBACA
bengek in red
RomanceBagaimana jadinya kalau ketua bengek hyung girl dan ketua alt girl berpacaran? Bukan hanya bengekers, tapi jameties dan kp juga?!!