Dan begitulah akhirnya mereka ber-enam, Steph, Bayu, Alexia, Anissa, Reyhan, dan Devan sore itu berakhir di amusement park yang kebetulan sedang sepi. "Mau kemana dulu?" Alexia yang sedang menggandeng Anissa membuka suara.
Si cowok kape menggedikan bahu. "Hm... Rollercoaster?"
"Setuju. Awal awal harus yang macu adrenalin dulu, kesananya baru yang calming." Stephanie tersenyum lebar sambil berjalan seperti anak kecil kearah wahana rollercoaster. Bayu hanya terkekeh kecil melihat kelakuan Steph yang biasanya kalem kini kekanakan.
Reyhan menghela nafas. "Yaudah, yuk. Gas aja." ujarnya sok berani, padahal aslinya dirinya sedikit banyak takut. "Oke, gas." Anissa menarik pelan tangan Alexia ke wahana yang tadi Devan sarankan. Sesampainya di wahana, tampak kursi berpasangan yang berjejer seperti kereta. Cukup pas untuk mereka seiring keenam remaja itu mendudukkan dirinya bersama partnernya masing masing.
3
2
1
woosh~!
Dengan secepat kilat, rollercoaster itu melaju kencang membuat Bayu berteriak takut. Anissa menolak untuk membuka iris cokelatnya dan memejamkannya erat erat. Alexia hanya terkekeh merdu melihat reaksi sang pacar, tidak jauh berbeda dengan Steph yang tertawa ngakak karena kacamata Bayu yang lepas mengenai salah satu anak kecil di kursi belakang mereka.
"Hm- AAAAA-! hm-!" Devan entah bagaimana berteriak dengan sok cool.
Sedikit berbanding terbalik dengan Reyhan yang beberapa kali pingsan hanya untuk sesekali bangun dan berteriak. "AEAEAEAEEEAEAEAAAEEAEAA"
Stres.
Beberapa saat kemudian, wahana berhenti dan remaja remaja itu melangkahkan kakinya untuk turun dari rollercoaster itu. "Woah. Tadi seru, ya?" Reyhan menyengir lebar. "Ta-tapi kan lo tadi pingsan?" Bayu menggaruk lehernya.
Diam diam, Steph berdoa kepada tuhan yang maha kuasa agar leher si cowok wibu itu tidak berdaki.
"Oke, abis ini kemana?" Alexia melihat kearah langit sore yang masih cerah. "Rumah hantu?" kali ini giliran pacarnya yang mengusulkan. Reyhan mengangguki pendapat Anissa. "Setuju. Apalagi buat orang pemberani kayak gue. Pasti seru bats."
Steph hanya menggedikan bahu, namun tanpa sadar menautkan jemarinya dengan jari Bayu dan menyeret cowok berponi menutupi sebelah netranya itu ke area rumah hantu. Keempat teman temannya berjalan mengekori sang gadis sembari menggandeng pasangan masing masing dan memasuki wahana yang tampaknya cukup menyeramkan itu.
Reyhan dengan agak takut berpegangan pada ujung sweater Devan yang kini mengelusi kepalanya lembut. Ah. Tampaknya perlakuan dari si cosplayer sa*byan cukup membantu, terbukti dengan si Jamet yang kini sedikit banyak lebih tenang. Namun, tidak lama setelahnya..
glutuk glutuk..
Sebongkah kepala menggelinding mengenai sepatu vans milik si cowok jamet. "KYAAA~!"
Steph berjongkok dan memungut kepala itu sebelum akhirnya mengamatinya dari dekat. "Woah. Detail juga, ya? Mirip kepala asli. Kalau bisa senyum pasti ngeri. " gumamnya terdengar oleh Anissa. Si gadis jilbab pashmina ikutan bergidik ngeri sambil memegangi lengan Alexia.
"Grrr~" sesuatu dengan agak menyeramkan menggeram dari ujung lorong gelap. Langkah kaki makhluk besar itu terdengar berderap mengejar kearah keenam remaja itu. "Eyy, guys, kayaknya kita harus lari, deh." Alexia memasang pose berpikir.
"KYAAA~!" Reyhan dengan masih berteriak teriak nista berlari keujung lain lorong itu diikuti oleh Anissa yang terbirit mencari pintu exit. Bayu mempoke pipi kepala buntung itu iseng. "Wow. Iya, bener. Mirip kepala beneran."
Si cowok jamet bergidik ngeri."WOY KENAPA KALIAN GAK LARI?!"
"Males." Steph melempar kepala yang kini menyengir itu ke tangan Devan yang kini ikut berteriak nista dan berlari menyusul Reyhan. "Sama." Alexia ikut menggedikan bahu.
"OIya, setan yang tadi mana?" Bayu melihat ke seliling dengan penasaran.
Steph berkedip. "Setan? Oh, itu yang diatas si bengek?"
"GYAAAAA~!"
Keenam remaja itu akhirnya bergegas mencari pintu exit yang tak lama kemudian dibuka dengan paksa seiring mereka hampir semua keluar. "Hm, seru juga, ya." Devan berujar sambil ngos ngosan.
Reyhan mengangguk kecil. "Banget." ujaran persetujuan juga keluar dari bibirnya yang masih mengeluarkan helaan nafas ngos ngosan. "Halah. Lo teriak juga, tadi?" Anissa mencemooh.
"Lo juga keleus."
"Oiya, lupa hyung."
Alexia dan Devan hanya geleng geleng kepala melihat interaksi antara Reyhan dan Anissa. "Sama aja kalian, tolol." Bayu ikut terkekeh namun kemudian terdiam dan memucat.
"Napa lo diem diem bae?" Reyhan menaikkan sebelah alisnya penasaran.
"Steph-san.. mana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
bengek in red
RomanceBagaimana jadinya kalau ketua bengek hyung girl dan ketua alt girl berpacaran? Bukan hanya bengekers, tapi jameties dan kp juga?!!