19

2.4K 425 219
                                    


Yyy kntol sy msuk angin hdh

★ ★ ★

Reyhan sedari tadi hanya menatap cengo lantai marmer sekolah yang mereka kunjungi itu sambil masih memikirkan ujaran aneh nan nista yag Devan lontarkan padanya. Bajingan sekali, sedang ngegame malah ditinggal dengan ujaran yang membuatnya berpikir keras. "Nggak, mana mungkin tuh Saby*an cosplayer suka sama gue." dirinya menggumam. 

"Woy, ngelamun aja lo." dari belakang, tanpa dirinya sadari Cindy menoyor kepalanya menggunakan capitan gorengan silikon. "Apa sih, anjir?" pening, Reyhan memegangi kepalanya sembari menatap si gadis rambut hijau kesal. 

Cindy terbahak. "Daripada lo ngegalauin tuh cowok KP ga jelas, mending bantu gue jaga stand."

"ANJRIT- LO TAU DARIMANA-"

"Ga penting masalah gue tau darimananya, tapi.." cengiran lebar terukir di bibir gadis kulit sawo matang itu sebelum akhirnya dirinya melanjutkan ucapannya. "Kalo gue liat liat di kartu tarot gue kayaknya kalian cocok."

Reyhan menepuk dahinya sweatdrop. "Kartu apa lagi itu hadeh.." pria rambut oranye itu akhirnya beranjak pergi meninggalkan Cindy yang terkikik untuk menonton acara fashion show. Kebetulan sekali, sebentar lagi acaranya akan dimulai sehingga dirinya tidak perlu menunggu lama. Dari ujung manik hitamnya, Reyhan menangkap siluet Stephanie yang sedang duduk bosan sendirian dengan setelan jas yang membuat gadis itu tampak sedikit banyak.. berwibawa?

Karena sama sama bosan, Reyhan memutuskan untuk pergi menghampiri Steph. "Sendirian aja kah lo?" dirinya mendudukkan diri di sebelah gadis itu. "Nggak. Berdua sama setan."

"Sembarangan." Reyhan menoyor pelan kepala gadis yang juga merupakan teman SMP nya itu. "Nanti dirasukin beneran baru tau rasa." menguap lebar, Reyhan menyenderkan diri di tembok belakangnya.

Steph terkekeh geli. "Tumben nggak sama si Sabyan." alis tebal Reyhan sedikit terangkat ketika kalimat yang entah pertanyaan atau pernyataan itu terlontar dari bibir pemilik surai ungu-hitam tersebut. "Lo juga tumben nggak sama si wibu?"

"Yang mana?"

"Bayu, lah. Siapa lagi emangnya? Kecuali kalo lo punya beberapa gebetan lain yang juga wibu." pemuda iris hitam itu kembali mengeluarkan ponselnya untuk bermain game. "Sembarangan. Si Bayu cuma temen gue kok. " Steph mendengus. "Terus lo sama Devan gimana?"

"...dia bilang dia suka sama gue." Reyhan masih menatap layar loading  lobby gamenya. 

"Pj nya brownies cokelat." 

"Bangsat." 

Tidak memedulikan makian Reyhan, Steph melirik kearah Bayu yang dengan malu malu berjalan kearahnya dari kejauhan. Segera saja, gadis netra zamrud itu melambaikan tangannya, mengisyaratkan si pria rambut cokelat agar segera menuju ke tempatnya. "Ah- hai, Steph-san sama.. uh- Reyhan-san." 

"Yuk. Bentar lagi giliran kita." sebenarnya dari sapaan Bayu tadi ketika dirinya menotis keberadaan Reyhan disamping Stephanie terdengar cukup jelas nada jealous yang ditahan, namun seperti biasa, Steph lebih memilih untuk mengabaikannya dan menggandeng bayu ke panggung. 

★★★

Anissa duduk di salahsatu bangku depan panggung disebelah sang pacar sambil masih menggendong kucing imut tadi dan mengelusinya setelah sebelumnya menghabiskan permen kapasnya dibawah pohon tadi. 

"Lo suka kucing?" Alexia ikut mengelus kucing itu sambil sesekali tersenyum kearah bola bulu imut itu. "Eh- suka lah." Anissa terkikik kecil. 

Tawanya terhenti seiring gadis hijab pashmina itu mendekatkan bibirnya ke telinga Alexia untuk membisikkan beberapa kata yang membuat wajah si pemilik surai pinkish itu memerah."Tapi lebih suka sama lo, sih." 

"Woah, sejak kapan lo jago flirting gini?" Alexia mencoba untuk tetap tampil kalem walau pipinya masih sedikit merona. "Sejak kita ditakdirin buat bersama."

"Saae."

"Kan ketularan lo, ceritanya, hyung~" Anissa mempout imut. Si kucing di pangkuannya tampak risih akan interaksi kedua gadis itu karena dirinya jomblo seperti readers sehingga kucing hitam itu lebih memilih loncat pergi mencuri sosis sosis dari stand yang berjejeran. 

Alexia terkekeh kecil. "But for real, im so lucky to have you in my life. " dirinya berbisik pelan sebelum akhirnya menyenderkan kepalanya ke undak gadis yang 7 senti lebih pendek darinya itu. Anissa tersenyum kecil. Untung saja, sebelum speech contest tadi pagi dirinya sudah belajar sedikit bahasa inggris sehingga bisa menangkap maksud dari perkataan sang kekasih. 

"Gue juga, Lek. Thank you for existing."

Sepertinya, waktu bermesraan mereka tidak direstui oleh kondisi sehingga harus terputus karena acara fashion shownya dimulai. Well, pertunjukan para pasangan cogan dan cecan itu tidak terlalu buruk juga, sih. Beberapa diantara mereka yang memakai high heels tinggi terperosok jatuh dari panggung dan mengundang gelagat tawa para penonton.

Giliran Steph dan Bayu akhirnya tiba. Bayu dengan maid outfitnya dan sepatu platform tinggi berwarna hitam berjalan berlenggak lenggok di sebelah Steph yang hanya berjalan malas dan tidak niat. Tidak terlalu lama juga sebelum akhirnya keduanya dipotret oleh beberapa siswa dan siswi panitia yang bertanggung jawab di bagian dokumentasi. Selain oleh para panitia, beberapa murid juga memotret Steph dan Bayu karena dianggapnya oleh mereka adalah couplegoals.

Bayangkan saja, fem-cat-maid-boy yang dipasangkan dengan cewek maskulin berjas. Bagaimana tidak couplegoals, coba?

Stephanie menghela nafas pelan. "Geez. Inilah kenapa gue benci jadi pusat perhatian."

bengek in redTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang