Kelulusan sudah didepan mata. Tinggal menunggu hari saja, penerbangan Anissa menuju Istanbul, Turki akan dilaksanakan. Sang gadis dengan hijab pashmina juga hanya bisa bereaksi kosong.Mati rasa, singkatnya.
Anissa bahkan sangsi untuk mengabari Alexia tentang perihal kepergiannya. Dipikirannya, toh pacar nya tidak akan peduli. Dan lagi.. sepertinya sang ibunda bertambah kecewa setelah sebuah paket berisi polaroid datang ke rumah mereka.
"Duh, galau mulu ya, ustadzah?" kikik seseorang di belakangnya. Suara yang sangat familiar, yang sedikit banyak dirinya rindukan. "Ah- Alek? lo- ngapain?"
"Ngapelin pacar gue." si cewek rambut pink menyengir lebar.
Anissa mempout. "Gajadi ngeghostingin, nih?"
"Ngga, ah. Gue suka sama lo soalnya."
Bullshit. Anissa menelan ludah pahit. Kalau suka, pasti mengabari. Bukan menghilang bak ditelan bumi. Terlebih lagi ada gosip dari Bayu kalau..
Kalau Alexia pernah ada hubungannya dengan Nabila.
Bukan sebuah kejutan untuknya. Interaksi diantara Alexia dan Nabila memang sedikit sketchy, bayangkan saja, hanya perlu sedikit persuasi dari pemilik rambut pink itu untuk membuat Nabila respect terhadap member LGBT ketika dirinya mengajukan permohonan bantuan menyusun teks speech contest.
Anissa menyenderkan kepala ke bahu Alexia. Sore hari di rooftop SMA mereka, ditemani hembusan angin akhir bulan Mei membuat keduanya larut dalam keheningan. "Lek, tau, ga? "
"Hm?"
"Kalau kita lagi suka sama orang, orang itu bakal keliatan."
"What do you mean, dummy? "
Si gadis pashmina tersenyum manis. "Semua hal tentang orang yang lo suka bakal lo notis. Bahkan tanpa mereka kasih tau pun lo bakal sadar. Dan hal itu juga yang bikin mayoritas orang bakal overthinking kalo lagi jatuh cinta." iris cokelat terangnya tampak menerawang kearah langit sore.
"... "
"...gue.. Bener, kan? "
"...sedikit."
"Banyak, kayak rasa suka gue buat lo."
"Gombal."
"Sayangnya, cantik gue udah punya 'cantik' yang lain." Alexia menahan nafasnya ketika Anissa menggantung potongan kata yang keluar dari bibir ranumnya. "Dan sayangnya juga, gue masih suka sama Alek."
"Jujur aja, gue bingung." Sorot navy Alexia menatap Anissa dengan tatapan merasa bersalah.
She doesn't deserve to be treated like this. She's a good person. How can Alexia betray her like this?
Gadis dengan tinggi 170 senti itu mengelus pelan pucuk kepala Anissa. "Nisa.. Lo pantes dapet seseorang yang lebih baik dari gue." Alexia menghembuskan nafas berat. "Tau, kok."
".."
"Tapi gue egois, gue maunya sama Alek."
"Aleknya mau sama Nisa, tapi dia juga masih suka sama Nabila, soalnya dia brengsek. "
Sakit sekali. Namun sekali lagi, Anissa hanya bisa tersenyum. "Ngga, ngga brengsek kok. Mungkin udah saatnya buat nutup bab ini."
Alexia ikut mengangguk. "Kita.. break aja?"
"Iya."
"I hope you will find someone better. A stranger that will treat you, the way you deserve it. Bukan cuma buat pelampiasan." Alexia mendekap lembut sang pacar. Ah. Lebih tepatnya, mantan pacar.
" You're a stranger to me too from now on. A stranger that knows me a little too well. "
" A stranger that somehow still feels like home. "

KAMU SEDANG MEMBACA
bengek in red
RomanceBagaimana jadinya kalau ketua bengek hyung girl dan ketua alt girl berpacaran? Bukan hanya bengekers, tapi jameties dan kp juga?!!