bengek in red

16

hlo yall, bgi yg hr ini try out smgt yh 🤗 awali bulan maret ini dg gofoodin sy martabak mniezz spt sy xixi bngek hyunk ☝️🆙🆗🆒🌹😅

★★★

"Hah? Sejak kapan mereka deket?" Alexia memasang pose berpikir. Bukannya Maddie sangat anti terhadap geng sebelah itu? Kok mereka bisa deket?

"Bukan deket, Pe'a. Cuma bantu dia kerjain teksnya aja kok. Itu juga gara gara gue disogok boba." Maddie yang baru datang hanya menatap teman temannya datar. Putri mengangguk. "Oiya, btw makasih, ya, Mad. Kalo enggak lo koreksi mungkin teksnya bakal ngaco dan speech nya ngga akan selancar ini." 

Senyuman manis mengembang di bibir Putri seiring dirinya meraih jemari Maddie untuk menyalaminya. "Eh- Uhh- sama sama." sedikit terkejut atas tindakan Putri, Maddie tergagap walaupun akhirnya balik tersenyum. Anissa dan Alexia menatap kearah satu sama lain sebelum akhirnya terkekeh.

"Cocok, ya?"

" Banget hyung. Gue ship deh bund xixixixi bengek hiksrot~"

Maddie dengan emosi melempar docmartnya kearah Alexia dan Anissa. "Cacak cocok. Bacot, tau, ga?" Putri hanya terbahak. "Emosi mulu ya bund. Canda emosi~" 

Sekali lagi, Maddie melepas sepatunya kesal. "Lo juga bacot anjing." ujaran pemilik rambut cokelat itu membuat tawa Putri semanik menggelegar walau akhirnya berhenti karena kecapaian. "Suer, bengek banget, moms..." gadis hijaber gaya misha itu memegangi perutnya yang sakit.

"Mampus."

"Anjing."

"Heh, malah ngumpul disini? Ayo ikut i kumpul abis yang lain beres speech soalnya bakal ada bazzar. " Kevin yang entah muncul darimana hanya menggeleng gelengkan kepalanya sweatdrop melihat interaksi teman sekelasnya. Anissa menaikkan alisnya. "Bazzar?"

Jonathan ikut muncul mengekori si ketua kelas. "Hooh. Semacam jualan gitu."

Alexia menghela nafas malas. "Gue ga ikut, ya. Mau ada urusan dulu sama Anissa." dirinya segera menarik lengan si gadis hijab pashmina itu untuk pergi dari tatapan kesal Kevin. "E-Eh- mau ngapain?" iris cokelat Anissa menunjukan sorot kebingungan.

"Bolos."

"HEH-"

★★★

Steph menguap malas di stand tidak jelas yang kelasnya buat hari itu sambil menyandarkan punggungnya ke kursi plastik yang telah disediakan. Sebenarnya bukan tidak jelas, sih. Tapi lebih tepatnya, gadis dengan kemeja sekolah dilayer sweater itu tidak tahu isi bungkus plastik yang terjajar di meja jualan standnya.

Bayu menatapnya khawatir. "Err- Stephabie-san kalo ngantuk gue aja yang jaga standnya.." seperti biasa, pria itu masih sedikit nervous di sekitar gadis itu.

"Huh? Nggak kok. Bosen aja."

"Etto- what can i do biar lo nggak bosen lagi?" iris hitam Bayu bertabrakan dengan hijaunya manik zamrud Stephanie.

Si gadis hanya terdiam sebentar, tampak memikirkan sesuatu yang sepertinya sangat amat penting. Poni ungunya tampak acak acakan menutupi dahinya seiring dirinya menghela nafas.

" Pake maid outfit and cat ears  .g" cengiran lebar muncul di bibir Steph seiring rona merah kembali merambat di pipi Bayu. "Ah- O-Oke kalo itu bisa bikin lo.. Nggak bosen."

"Hee~? Gue cuma bercanda, loh." dengan jahil, Steph mencubit pelan pipi pucat Bayu yang semakin merona.

"Ta-tapi-"

"Eh? Bayu mau pake maid outfit? Kebetulan banget!!" Jessica selaku panitia acara tiba tiba saja muncul bagai jelangkung mencari abege mendengar obrolan sepasang tEmAN itu.  "Siang nanti bakal ada couple fashion show gitu. Kalian berdua tanpa penolakan i masukin, ya, jadi kandidat~" ujar si cici cici sosialita sambil mencatat nama kedua teman sekelasnya itu.

"Ga." singkat, padat, jelas. Sepertinya tiga kata itu cukup menjelaskan penolakan Steph yang memang tidak suka jadi pusat perhatian.

"i traktir u oleh oleh sombong deh~"

"Ok deal."

Well, mungkin rasa tidak sukanya bisa dilawan oleh sekotak kue yang sering sold out dari chocomory favoritnya itu, terutama kalau gratis dan dibelikan oleh Jessica.

"E-Emang nanti kalo gue pake baju babu, Steph-san pake baju apa?" Bayu mengerutkan alisnya penasaran.

Jessica memasang pose berpikir sebelum akhirnya tersenyum lebar. "Formal suit! It'll suits both of you guys really well!"