bengek in red

30

hlo, selamat malming. mmf yh kmrn g up, perut sy skit lgi idk why pdhl cm minum 3 gelas kopi

oiya sdkt A/N juga, krn mingdep sy ada karantina hafalan sptny gaakan tiap hri update lg yyy nyesuain sm jdwal sy (istg senior year in the middle of global pandemic is suck asf hdhhh) kalian jg smgt yh oks

 ok skian yyy

★★★

Membangun terowongan pasir.

Sepertinya hal itu hanya akan dilakukan oleh orang setres ketika bermain di pantai. Well, kalau begitu kasusnya mari katakan saja kalau Devan dan Reyhan kini sedang setres bagai orang teler kecubung hingga dengan tololnya menggali terowongan pasir.

Jonathan hanya menghela nafas pasrah. "Orgil emang tuh dua anak." ujarnya pada Kevin yang membalasnya dengan tawa ngakak.

"Jauh jauh liburan ke pantai malah cosplay kuli jawa. Hadehh. " Aldi menepuk dahinya sweatdrop.

Di hari kedua mereka stay di pulau itu memang kelas 12 IPS 2 memutuskan untuk bersantai di pinggir pantai. Steph dengan malas hanya tiduran di ayunan yang tergantung di pohon kelapa sambil sesekali memperhatikan kaki Reyhan yang kini Devano kubur.

"Setres."

Bel makan siang berbunyi seiring mereka bubar menuju ruang ganti untuk berganti baju. Reyhan dengan nista berteriak teriak karena kakinya masih terkubur hanya dibalas oleh gelengan maklum koki sewaan sekolah mereka sebelum akhirnya dibantu keluar oleh Bayu.

Devan segera meraih tangan si cowok jamet. "Mau makan siang dulu atau ganti baju dulu, hm?" pria kape yang panas panas tetap memakai sweater panjang itu melontarkan kalimat tanya. "Makan aja dulu. Mandi mah nanti aja agak sorean."

"Hm.. Gue ikut, boleh?"

"Mandi bareng?"

"EH- BUKAN- MAKSUDNYA SCHEDULE NYA- well, tapi kalo lo mau mandi bareng juga ga masalah sih, hm." Devan menghela nafas merutuki kebodohan Reyhan dalam menangkap maksud ucapannya. Namun, agaknya cosplayer sa*byan itu juga penasaran akan jawaban Reyhan terhad- "Yaudah nanti mandinya bareng aja di kamar gue abis makan siang. Abis itu kita tidur siang aja biar seger."

'mandinya bareng aja di kamar gue'

'mandi bareng di kamar gue'

BLUSHHH

Sialan. Sejak kapan dirinya yang notabene memiliki figur daddy-like itu menjadi blushy disekitar Reyhan?

Isi pikirannya terpotong ketika mereka sampai di dinning hall hotel dan disuguhi berbagai makanan. Sebagai seorang sweet tooth tentu saja Devan lebih memilih kue kue manis yang berbanding terbalik dengan Reyhan yang mengambil beberapa bungkus pecel untuk dimakan dengan nasi dan indomi goreng dengan porsi ala kuli.

Acara makan mereka berlangsung normal sampai akhirnya si cowok jameties menenggak semua teh manis yang koki suguhkan hingga tak bersisa yang menyebabkan pria rambut oranye itu dimaki satu kelas.

Devan terkekeh kecil sambil menggandeng tangan Reyhan keluar dari dinning hall. "Elo, sih. Minum es teh manis kebanyakan jadi yang lain protes, hm."

"Gapapa, sehat."

"Hm, diliat dari bokong kuda, ya. Segitu banyaknya gula, sehat darimana, coba?" rambut hitam pemuda kape itu yang cukup lepek terkena air laut tadi ternotis oleh Reyhan yang langsung mengarahkannya ke kamar si cowok jamet.

Reyhan tanpa malu melepas kaosnya dan melemparnya ke keranjang laundry. Devan dengan ragu ragu membuka sweaternya. "Eh- Lo kenapa?"

"Hm? O-ohh- enggak kok. Ngga kenapa napa." Dirinya menghela nafas dan mengucurkan air di shower sebelum akhirnya memakai shampoo. Reyhan mengekori pria itu dan ikut membasuh dirinya dibawah pancuran air shower dan membersihkan rambutnya. "Van,"

"Hm?"

"Err- lo mau gue- sabunin?"

"UHUK- H-HAHHH???"

Menyadari arti alternatif ujarannya, wajah si jamet langsung dibanjiri rona merah. "EH BUKAN GITU- err- maksud gue- lo mau gue ngebasuh punggung lo, ngga?"

"Uh- Hm.. Boleh, deh." Dengan agak ragu, Devan menghela nafas dan membiarkan Reyhan menggosokkan sabun itu ke punggungnya. Sabun yang tercium seperti lavender itu sedikit banyak menenangkan pikirannya, terlebih ketika busa busa itu Reyhan bilas dari tubuhnya. Jemari Reyhan yang bersentuhan dengan punggungnya sedikit banyak membuat Devano merasakan desiran aneh di dadanya.

Seolah dirinya menginginkan lebih, seolah dirinya menginginkan permukaan jari itu menelusuri tubuhnya lebih jauh.

"Jangan ngelamun, kesurupan mampus lo nanti."