11

3.6K 592 224
                                    

HAHAHSHHSIFJJSICBD MMF LUPA UPDATE SY LAGI NGEDATE AKIDJWLDOAKJCNS OK BYE 😇


!TW!
childhood memories, mention of abuse

★ ★ ★

10 Tahun lalu, di sebuah timezone area mandi bola, dua orang anak laki laki dengan asyik saling melemparkan bola kearah satu sama lain. "Ehan! Tangkep bolanya~" mata abu salah satu anak laki laki itu berbinar ketika dirinya melemparkan bola plastik itu kearah teman baru yang dirinya temui di wahana tersebut. Bocah yang dipanggil 'Ehan' itu tertawa kecil sebelum akhirnya menangkap bola yang dilemparkan kearahnya.

"Evan tolol ih. Harusnya kalo bola gini buat dijual, bukan dilempar." dirinya berujar pada pemilik surai fluffy itu sambil memasukan salah satu bola wahana ke saku bajunya. "Heh! Rey jangan ngomong kasarr~! Nanti mama Reyhan mar-"

"Devan! Ayo pulang!" dengan kasar seorang wanita menarik tangan si bocah beriris abu dari hadapan Reyhan. "E-Eh-! bentar ma-" Devan menatap kearah Reyhan dengan manik yang berkaca kaca. "Evan mau pulang dulu ya, Han. Nanti kita ketemu lagi,ya?"

Reyhan hanya menatap datar kepergian Devan. "Anak aneh. Mana mungkin kita bisa ketemu lagi?" dirinya berjalan keluar dari wahana. "Kayaknya.. Punya mama enak, ya?" bocah manik hitam itu bergumam pada dirinya sendiri sebelum akhirnya bertemu seorang gadis surai panjang yang mengacak rambutnya malas. "Kamu main lama banget. Ayok pulang, bapak bilang, kalo kita balik telat bakal digebukin kayak biasa."

"A- maaf kak. "

"Gapapa. Kakak ngerti kok, main sama temen emang seru."

" Hm... Oiya, kak, tadi Rey ambilin bola buat kakak!" senyum lebar bocah itu tunjukan kepada Lia, sang kakak. "Heh?! Ngapain coba ngambil bola sembarangan?"

"Lumayan buat dijual, hehe~"

"Anak ngen-"

★ ★ ★

Anissa menyelesaikan jurnalnya siang itu di perpustakaan sekolah ditemani Putri yang menangis tersedu sedu disebelahnya. Bagaimana tidak menangis, masa iya dirinya dijauhi oleh Caca karena menghina adiknya yang katanya merebut Devan? Well, make sense sih. Tapi tetap saja, hal itu sedikit banyak membuat gadis kerudung krem dengan kemeja batik seragam hari kamis itu bersedih. 

Notifikasi yang masuk ke email gadis itu mengalihkan perhatiannya. Ah, dari guru bahasa inggrisnya, Bu Ta. segera saja, Anissa dan Putri membuka email itu namun tatapan mereka berubah masam ketika membaca isi email itu.

Yth Anissa Meliandre dan Putri Qhansa ,

selamat kalian terpilih menjadi duta lotre/j 

enggak. kalian terpilih buat ikut speech contest bahasa inggris di SMA Pucuk Harapan bertema respecting LGBTq karena nilai kalian paling bawah di mapel saya bulan depan. detailnya nnti sy kasih tw pas klian d panggil k ruangan sy

yh oks sekian terima mi ayam babang somad tercinta

-sent from my iphone

Benar benar tidak niat. Setidaknya begitulah pikir Putri. Kalau saja email yang dikirim itu bukan berasal dari email Bu Ta, mereka hanya akan menganggap email itu candaan yang tidak lucu. Dan lagi, kalau tandingnya di SMA lain, kenapa memilih mereka berdua yang notabene adalah murid yang terbelakang dalam bidang bahasa inggris?

 Putri menghela nafas. "Temanya itu loh.." dirinya berujar pasrah. "Hah? Kenapa hyung?" seketika saja, Anissa lupa bahwa teman satu gengnya itu lowkey homophobic. 

"Gini ya, moms, gue takutnya dengan semakin kita ngebelain mereka, jumlah mereka tuh bakal nular dan bertambah dan di masa depan, manusia tuh bakal berhenti punya keturunan." iris cokelat Anissa melebar terkejut akan opini dari Putri. "Bentar, gini, ya, enggak bakal ada orang yang 'ketularan' jadi belok karena kalo orang belok tuh udah dari lahir, karena menurut sains, LGBTQ itu bukan penyakit."

"...Sejak kapan lo ngebelain yang kayak gitu?" Putri menatapnya curiga.

" Sejak gue ngerti kalo LGBT itu sama sama manusia dan kita enggak punya hak buat ngurusin seksualitas mereka yang juga bukan urusan kita." Anissa menutup laptopnya dan menatap Putri serius. " Lo nggak bisa baca BL kalo masih jadi homophobic. itu lo jatohnya sama aja kayak cowok yang sange ngeliat lesbian p*rn. Jatohnya malah fetishizing mereka. Nggak ada bedanya sama kasus si Gilang bungkus yang beberapa waktu lalu viral. Lo engga harus support mereka, cukup respek dan netral ke mereka aja nggak masalah kok." 

Putri terdiam. Ucapan Anissa ada benarnya juga, walaupun didalam lubuk hatinya yang telah dibesarkan di lingkungan konservatif homophobic semenjak kecil masih sedikit banyak menolak fakta yang sahabatnya lontarkan. "Hm.. Oke. Gue bakal coba buat netral dan respek aja ke mereka. "

Senyum manis mengembang di bibir Anissa. "Nah, bagus. Gini dong, sahabat gue." dengan bobrok, dirinya mengacak pelan jilbab misha Putri. "Ngomongin tentang kontes nya nanti aja. Mending sekarang kita nonton raikantopeni." Putri menyengir lebar.

"Dasar bego kamu hyunk."

"Oiya jelas hyunk awokawoks~ bobroxx sekali yach bund xixi~" 

bengek in redTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang